Konsep Smart Living Jadi Tren Properti di Era Pandemi
Selasa, 17 November 2020 - 06:08 WIB
JAKARTA - Pendekatan teknologi pada bidang properti sejatinya memberikan Anda gaya hidup merubah hal-hal rumit menjadi lebih mudah dan sederhana. Konsep smart living itu pula yang menjadi misi didirikannya Bamms sejak awal 2017. Co-founder Bamms, Reagan Sie mengatakan dalam dunia property management yang memerlukan solusi handal, cepat dan mudah.
“Misi kami hingga saat ini masih tetaplah sama yaitu membuat inovasi smart living itu mampu menjangkau semua lapisan masyarakat," kata Reagan dalam diskusi virtual.
Bamms pun menginventarisasi permasalahan mulai dari informasi yang sering terlewat diberikan pengelola, order perbaikan hingga pembayaran yang harus tunai menjadi masalah mendasar.
"Pandemi COVID-19 yang terjadi dalam 9 bulan terakhir pada akhirnya membuat pengelola properti pun mulai memahami pentingnya pendekatan teknologi informasi ke dalam dunia properti," katanya.
(Baca Juga: Vaksin Corona Kian Mendekat, Industri Properti Bakal Menggeliat )
Kata dia, banyaknya masalah yang terjadi saat menghuni apartemen ternyata juga banyak ditemukan di gedung-gedung perkantoran hingga klaster perumahan modern yang pada akhirnya membuat perumahan semakin berkembang menjadi jawaban dari para pengelola properti modern.
"Dengan menyasar segmen premium, Bamms kini telah mengelola lebih dari 10 klien-klien besar developer properti di ibukota sejak 3 tahun didirikan. Dari situlah, Bamms belajar untuk melayani dan memahami produk apa saja yang dibutuhkan yang dapat mempermudah pengguna baik penghuni apartemen maupun pengelola apartemen," ungkapnya.
Berbagai layanan pendukung, bekerjasama dengan vendor-vendor seperti layanan kesehatan, layanan kebutuhan pokok, layanan maintenance dari brand resmi dan lainnya membuat para pengguna aplikasi Bamms tidak perlu khawatir hal-hal terkait hunian bisa selesai dengan hanya berdiam diri di apartemen.
Para tenant atau pengelola properti kini pun memahami betapa Bamms membuat pekerjaan lebih efisien dikerjakan mulai dari membuat laporan tanpa work order dan kertas menjadikan pekerjaan lebih mudah dan ramah lingkungan.
“Misi kami hingga saat ini masih tetaplah sama yaitu membuat inovasi smart living itu mampu menjangkau semua lapisan masyarakat," kata Reagan dalam diskusi virtual.
Bamms pun menginventarisasi permasalahan mulai dari informasi yang sering terlewat diberikan pengelola, order perbaikan hingga pembayaran yang harus tunai menjadi masalah mendasar.
"Pandemi COVID-19 yang terjadi dalam 9 bulan terakhir pada akhirnya membuat pengelola properti pun mulai memahami pentingnya pendekatan teknologi informasi ke dalam dunia properti," katanya.
(Baca Juga: Vaksin Corona Kian Mendekat, Industri Properti Bakal Menggeliat )
Kata dia, banyaknya masalah yang terjadi saat menghuni apartemen ternyata juga banyak ditemukan di gedung-gedung perkantoran hingga klaster perumahan modern yang pada akhirnya membuat perumahan semakin berkembang menjadi jawaban dari para pengelola properti modern.
"Dengan menyasar segmen premium, Bamms kini telah mengelola lebih dari 10 klien-klien besar developer properti di ibukota sejak 3 tahun didirikan. Dari situlah, Bamms belajar untuk melayani dan memahami produk apa saja yang dibutuhkan yang dapat mempermudah pengguna baik penghuni apartemen maupun pengelola apartemen," ungkapnya.
Berbagai layanan pendukung, bekerjasama dengan vendor-vendor seperti layanan kesehatan, layanan kebutuhan pokok, layanan maintenance dari brand resmi dan lainnya membuat para pengguna aplikasi Bamms tidak perlu khawatir hal-hal terkait hunian bisa selesai dengan hanya berdiam diri di apartemen.
Para tenant atau pengelola properti kini pun memahami betapa Bamms membuat pekerjaan lebih efisien dikerjakan mulai dari membuat laporan tanpa work order dan kertas menjadikan pekerjaan lebih mudah dan ramah lingkungan.
Lihat Juga :
tulis komentar anda