Jokowi Tagih Komitmen Kadin Dampingi 2 Juta Petani Swadaya
Rabu, 18 November 2020 - 16:47 WIB
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengapresiasi upaya Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia yang memperkuat ketahanan pangan nasional melalui pendampingan satu juta petani swadaya. Langkah tersebut merupakan komitmen Kadin untuk membantu pemerintah memulihkan perekonomian di sektor mikro dari dampak pandemi covid-19.
"Saya minta Kadin untuk memberikan pendampingan pada satu juta petani swadaya. Saya mendengar di awal tahun 2020 sudah dilakukan, dan saya menunggu komitmen pendampingan dua juta petani swadaya pada tahun 2023," ujar Jokowi dalam video virtual, Rabu (18/11/2020).
(Baca Juga: Tumbuh Positif, Sektor Pertanian Jadi Andalan di Masa Pandemi )
Presiden Jokowi dengan tegas mendukung berbagai upaya inisiatif kolaboratif yang melibatkan petani, koperasi, perbankan, dan juga perusahaan pembina (off taker). Ia pun mengaku, optimistis Kadin mampu mencapai target pendampingan dua juta petani swadaya pada 2023 mendatang.
"Saya sangat berharap model bisnis kolaboratif yang inkusif ini bisa mendongkrak sektor pangan sebagai kekuatan ekonomi baru yang membuka lebih banyak lapangan kerja dan menjadi sumber kesejahteraan seluruh masyarakat Indonesia," tuturnya.
(Baca Juga: Jokowi Sudah Wanti-wanti Investasi Jangan Lewati Minus 5%, Luhut Gagal )
Menurut Jokowi, langkah Kadin mendampingi petani swadaya merupakan sebuah lompatan dan sebagai cara baru dengan skala produksi yang lebih besar dan dengan peran sentral korporasi petani. Langkah ini mengedepankan nilai tambah di tahap on farm maupun off farm.
Tak lupa, Presiden juga mengingatkan agar pendampingan kepada para petani swadaya tersebut dibarengi dengan adaptasi teknologi modern yang efisien dan produktif. Tujuannya, agar dapat memberikan kesejahteraan yang lebih baik pada para petani dan sektor-sektor pendukungnya.
"Saya berharap para pengusaha yang tergabung di Kadin menjadi bagian dalam cara-cara baru ini. Inisiatif Kadin berupa skema inclusive closed loop perlu untuk terus dikembangkan. Terutama dalam mengembangkan kemitraan antarpemangku kepentingan yang saling menguntungkan, dari hulu sampai di hilir," imbuhnya.
(Baca Juga: Sektor Pangan Butuh Cara Inovatif, Koperasi Petani Bisa Jadi Jembatan )
Presiden meminta agar beberapa inisiatif kolaborasi seperti hortikultura di Garut dan industri minyak sawit di berbagai daerah perlu diperbarui agar produktivitas dan nilai tambah bagi petani semakin meningkat. "Langkah tersebut juga perlu direplikasi ke daerah-daerah lain guna meningkatkan kesejahteraan para petani," tandasnya.
"Saya minta Kadin untuk memberikan pendampingan pada satu juta petani swadaya. Saya mendengar di awal tahun 2020 sudah dilakukan, dan saya menunggu komitmen pendampingan dua juta petani swadaya pada tahun 2023," ujar Jokowi dalam video virtual, Rabu (18/11/2020).
(Baca Juga: Tumbuh Positif, Sektor Pertanian Jadi Andalan di Masa Pandemi )
Presiden Jokowi dengan tegas mendukung berbagai upaya inisiatif kolaboratif yang melibatkan petani, koperasi, perbankan, dan juga perusahaan pembina (off taker). Ia pun mengaku, optimistis Kadin mampu mencapai target pendampingan dua juta petani swadaya pada 2023 mendatang.
"Saya sangat berharap model bisnis kolaboratif yang inkusif ini bisa mendongkrak sektor pangan sebagai kekuatan ekonomi baru yang membuka lebih banyak lapangan kerja dan menjadi sumber kesejahteraan seluruh masyarakat Indonesia," tuturnya.
(Baca Juga: Jokowi Sudah Wanti-wanti Investasi Jangan Lewati Minus 5%, Luhut Gagal )
Menurut Jokowi, langkah Kadin mendampingi petani swadaya merupakan sebuah lompatan dan sebagai cara baru dengan skala produksi yang lebih besar dan dengan peran sentral korporasi petani. Langkah ini mengedepankan nilai tambah di tahap on farm maupun off farm.
Tak lupa, Presiden juga mengingatkan agar pendampingan kepada para petani swadaya tersebut dibarengi dengan adaptasi teknologi modern yang efisien dan produktif. Tujuannya, agar dapat memberikan kesejahteraan yang lebih baik pada para petani dan sektor-sektor pendukungnya.
"Saya berharap para pengusaha yang tergabung di Kadin menjadi bagian dalam cara-cara baru ini. Inisiatif Kadin berupa skema inclusive closed loop perlu untuk terus dikembangkan. Terutama dalam mengembangkan kemitraan antarpemangku kepentingan yang saling menguntungkan, dari hulu sampai di hilir," imbuhnya.
(Baca Juga: Sektor Pangan Butuh Cara Inovatif, Koperasi Petani Bisa Jadi Jembatan )
Presiden meminta agar beberapa inisiatif kolaborasi seperti hortikultura di Garut dan industri minyak sawit di berbagai daerah perlu diperbarui agar produktivitas dan nilai tambah bagi petani semakin meningkat. "Langkah tersebut juga perlu direplikasi ke daerah-daerah lain guna meningkatkan kesejahteraan para petani," tandasnya.
(akr)
tulis komentar anda