Teten Masduki: Jika Rakyat hanya Disuruh Dagang Saja, Ya Keuntungannya Receh
Jum'at, 20 November 2020 - 11:52 WIB
BANDUNG - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki meresmikan logo baru Lembaga Pengelola Dana Bergulir-Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM) sekaligus menandai lahirnya New LPDB sebagai wujud transformasi layanan yang berkualitas dan cepat.
"Dulu ada kesan LPDB musuh koperasi . Itu dulu. Sekarang sudah berubah harus membantu koperasi," kata Teten saat peluncuran logo baru LPDB di Bandung, Kamis (19/11/2020). ( Baca juga: Potensi Rp1.700 Triliun, Menkop UKM Teten Sindir Banyak UMKM Garap Bisnis Sama )
Teten mengatakan logo baru LPDB menunjukkan pembenahan di dalam agar LPDB bisa lebih meningkatkan kualitas pelayanannya dalam mendampingi dan mendorong koperasi untuk bisa berkembang.
Dia mengharapkan LPDB memiliki pendekatan seperti perusahaan modal ventura yang tidak hanya sekedar melakukan penyaluran tetapi juga mendampingi koperasi agar cepat berkembang. Teten yakin semangat LPDB dalam melayani koperasi semakin besar setelah adanya logo baru.
"Pak Pomo (Dirut LPDB) kan punya latar belakang modal ventura, kita ingin seperti itu sehingga model usaha ventura juga dapat diterapkan di LPDB," katanya.
Menteri Teten juga menegaskan agar LPDB tidak hanya menyalurkan dana bergulir kepada koperasi-koperasi besar, tetapi juga mampu melihat koperasi yang punya potensi berkembang. "Saya pesan, Pak Pomo coba bikin semacam head hunter untuk mencari koperasi yang kecil namun memiliki potensi untuk berkembang," ungkapnya.
Teten mengemukakan koperasi di Indonesia yang jumlahnya 123 ribu banyak yang kecil-kecil. Jumlah koperasi itu sudah cukup dan jika perlu merger di antara koperasi agar bisa mencapai skala bisnis atau skala keekonomian. Sebab, koperasi sejatinya adalah menjadi penghela ekonomi rakyat.
Dia mengatakan sejak tahun 2020, LPDB telah memberikan prioritas layanan dana bergulir kepada koperasi yang sehat dan terutama koperasi produksi. Menurutnya ke depan harus diperkuat koperasi berbasis produksi, tidak hanya perdagangan semata. Jika hanya mengandalkan usaha perdagangan, keuntungan yang diperoleh koperasi relatif kecil, sementara keuntungan yang jauh lebih besar diperoleh usaha besar yang memproduksi barang yang dijual koperasi.
"Jika rakyatnya hanya disuruh dagang saja, ya keuntungan recehan, misalnya jual tepung dari usaha besar," ungkapnya. ( Baca juga: Hitung Ulang Pilpres AS di Georgia Tegaskan Kemenangan Biden Atas Trump )
Karena itu, menjadi penting bagi usaha-usaha kecil untuk bergabung dalam koperasi agar tak ada lagi petani-petani kecil atau nelayan per orangan. Koperasi nantinya bertindak selaku agregator dan konsolidator. Nantinya pemerintah melalui LPDB-KUMKM akan memperkuat koperasi sehingga mampu berkembang menjadi sebuah korporasi berbasis koperasi.
"Jangan sampai petani berhadapan langsung dengan market. Coba lihat sekarang petani bawang harus menjual sendiri berhadapan dengan market atau tengkulak. Dibayarnya juga mundur paling cepat 45 hari. Akhrinya tumbuh tengkulak-tengkulak. Belum lagi biaya produksinya di peroleh dari rentenir," katanya.
"Dulu ada kesan LPDB musuh koperasi . Itu dulu. Sekarang sudah berubah harus membantu koperasi," kata Teten saat peluncuran logo baru LPDB di Bandung, Kamis (19/11/2020). ( Baca juga: Potensi Rp1.700 Triliun, Menkop UKM Teten Sindir Banyak UMKM Garap Bisnis Sama )
Teten mengatakan logo baru LPDB menunjukkan pembenahan di dalam agar LPDB bisa lebih meningkatkan kualitas pelayanannya dalam mendampingi dan mendorong koperasi untuk bisa berkembang.
Dia mengharapkan LPDB memiliki pendekatan seperti perusahaan modal ventura yang tidak hanya sekedar melakukan penyaluran tetapi juga mendampingi koperasi agar cepat berkembang. Teten yakin semangat LPDB dalam melayani koperasi semakin besar setelah adanya logo baru.
"Pak Pomo (Dirut LPDB) kan punya latar belakang modal ventura, kita ingin seperti itu sehingga model usaha ventura juga dapat diterapkan di LPDB," katanya.
Menteri Teten juga menegaskan agar LPDB tidak hanya menyalurkan dana bergulir kepada koperasi-koperasi besar, tetapi juga mampu melihat koperasi yang punya potensi berkembang. "Saya pesan, Pak Pomo coba bikin semacam head hunter untuk mencari koperasi yang kecil namun memiliki potensi untuk berkembang," ungkapnya.
Teten mengemukakan koperasi di Indonesia yang jumlahnya 123 ribu banyak yang kecil-kecil. Jumlah koperasi itu sudah cukup dan jika perlu merger di antara koperasi agar bisa mencapai skala bisnis atau skala keekonomian. Sebab, koperasi sejatinya adalah menjadi penghela ekonomi rakyat.
Dia mengatakan sejak tahun 2020, LPDB telah memberikan prioritas layanan dana bergulir kepada koperasi yang sehat dan terutama koperasi produksi. Menurutnya ke depan harus diperkuat koperasi berbasis produksi, tidak hanya perdagangan semata. Jika hanya mengandalkan usaha perdagangan, keuntungan yang diperoleh koperasi relatif kecil, sementara keuntungan yang jauh lebih besar diperoleh usaha besar yang memproduksi barang yang dijual koperasi.
"Jika rakyatnya hanya disuruh dagang saja, ya keuntungan recehan, misalnya jual tepung dari usaha besar," ungkapnya. ( Baca juga: Hitung Ulang Pilpres AS di Georgia Tegaskan Kemenangan Biden Atas Trump )
Karena itu, menjadi penting bagi usaha-usaha kecil untuk bergabung dalam koperasi agar tak ada lagi petani-petani kecil atau nelayan per orangan. Koperasi nantinya bertindak selaku agregator dan konsolidator. Nantinya pemerintah melalui LPDB-KUMKM akan memperkuat koperasi sehingga mampu berkembang menjadi sebuah korporasi berbasis koperasi.
"Jangan sampai petani berhadapan langsung dengan market. Coba lihat sekarang petani bawang harus menjual sendiri berhadapan dengan market atau tengkulak. Dibayarnya juga mundur paling cepat 45 hari. Akhrinya tumbuh tengkulak-tengkulak. Belum lagi biaya produksinya di peroleh dari rentenir," katanya.
(uka)
tulis komentar anda