Ketum Gapki: Jangan Viralkan Konten Kebencian Terhadap Kelapa Sawit
Jum'at, 20 November 2020 - 15:01 WIB
JAKARTA - Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Joko Supriyono meminta agar kampanye kebencian terhadap kelapa sawit segera dihentikan.
Dilansir dari profil instagram pribadinya (@supriyono.j), Joko mengatakan bahwa kampanye kebencian terhadap salah satu komoditas ekspor andalan Indonesia ini sudah terlewat batas.
(Baca Juga: Minyak Sawit Topang Ekspor Indonesia Sebesar 15 Persen)
"Kampanye negatif terus dilakukan secara terstruktur, sistematis, dan masif, khususnya publikasi dan pemberitaan," ujar Joko di akun instagram pribadinya, Jumat (20/11/2020).
Dia menyebutkan, konten kampanye negatif terhadap sawit ini sudah sangat tidak rasional dan sangat tendensius. Bahkan, kata dia, ada yang mengatakan bahwa ini bukan lagi kampanye negatif (negative campaign), tetapi sudah kampanye yang bersifat mencemarkan (smear campaign).
Smear campaign sendiri adalah bentuk kampanye hitam yang menyerang reputasi seseorang atau pihak tertentu dengan propaganda negatif. Joko pun mengajak semua pihak untuk berhenti menyebarkan berita dan sentimen negatif terhadap kelapa sawit.
"Dengan tidak mengklik berita negatif berarti tidak ikut memviralkan berita negatif. Mari kita beritakan yang positif-positif saja, kita jaga kepentingan nasional," pungkasnya.
(Baca Juga: Ini Empat Negara Pasar Ekspor Sawit Indonesia) Sebagai informasi, baru-baru ini muncul pemberitaan dari Associated Press (AP), media yang berbasis di Amerika Serikat (AS) yang mengklaim melakukan investigasi komprehensif pertama yang berfokus pada perlakuan brutal terhadap perempuan dalam produksi minyak sawit di Indonesia. Perlakuan brutal itu termasuk pelecehan seksual, mulai dari pelecehan verbal dan ancaman, hingga pemerkosaan.
Dilansir dari profil instagram pribadinya (@supriyono.j), Joko mengatakan bahwa kampanye kebencian terhadap salah satu komoditas ekspor andalan Indonesia ini sudah terlewat batas.
(Baca Juga: Minyak Sawit Topang Ekspor Indonesia Sebesar 15 Persen)
"Kampanye negatif terus dilakukan secara terstruktur, sistematis, dan masif, khususnya publikasi dan pemberitaan," ujar Joko di akun instagram pribadinya, Jumat (20/11/2020).
Dia menyebutkan, konten kampanye negatif terhadap sawit ini sudah sangat tidak rasional dan sangat tendensius. Bahkan, kata dia, ada yang mengatakan bahwa ini bukan lagi kampanye negatif (negative campaign), tetapi sudah kampanye yang bersifat mencemarkan (smear campaign).
Smear campaign sendiri adalah bentuk kampanye hitam yang menyerang reputasi seseorang atau pihak tertentu dengan propaganda negatif. Joko pun mengajak semua pihak untuk berhenti menyebarkan berita dan sentimen negatif terhadap kelapa sawit.
"Dengan tidak mengklik berita negatif berarti tidak ikut memviralkan berita negatif. Mari kita beritakan yang positif-positif saja, kita jaga kepentingan nasional," pungkasnya.
(Baca Juga: Ini Empat Negara Pasar Ekspor Sawit Indonesia) Sebagai informasi, baru-baru ini muncul pemberitaan dari Associated Press (AP), media yang berbasis di Amerika Serikat (AS) yang mengklaim melakukan investigasi komprehensif pertama yang berfokus pada perlakuan brutal terhadap perempuan dalam produksi minyak sawit di Indonesia. Perlakuan brutal itu termasuk pelecehan seksual, mulai dari pelecehan verbal dan ancaman, hingga pemerkosaan.
(fai)
tulis komentar anda