Gairahkan UMKM Kota Bandung, LPPM Unisba Gelar Pelatihan Aplikasi E-Commerce untuk Pedagang Kaki Lima
Sabtu, 21 November 2020 - 16:52 WIB
Pada 2022, dijelaskan Rabiatul, pertumbuhan pasar e-commerce Kota Bandung dapat merangkul sekitar 26 juta pekerja atau 20% angkatan kerja Indonesia. Lapangan kerja baru ini meliputi lapangan kerja baru yang muncul untuk mendukung kegiatan e-commerce seperti posisi pemrograman atau logistik di perusahaan e-tailing dan pekerjaan yang sudah ada.
Namun diperbarui oleh perkembangan e-commerce, seperti pengelola UMKM yang berpindah dari bisnis offline ke online. “Dengan demikian ini adalah peluang dan keharusan bagi perguruan tinggi mendorong pemerintah untuk mulai sekarang secara masif agar para pelaku UMKM sudah menggunakan aplikasi tersebut,” ujarnya.
(Baca juga:Perlu Pendekatan Khusus bagi UMKM agar Bertahan di Tengah Pandemi)
Lebih lanjut Rabiatul menjelaskan pemilihan pedagang kaki lima di Kelurahan Tamansari, Kecamatan Bandung Wetan itu karena memiliki permasalahan mitra yang harus dipecahkan melalui pendekatan digitalisai. Permasalahan mitra tersebut antara lain mata pencaharian penduduk yang didominasi oleh pedagang kaki lima dengan tingkat pendidikan yang rendah, keterampilan untuk memasarkan produk secara online menggunakan aplikasi e-commerce masih rendah.
Selain itu, pedagang kaki lima yang belum sadar akan pentingnya manfaat penggunaan aplikasi e-commerce untuk meningkatkan omzet penjualan serta taraf hidup dan kesejahteraan ekonomi, dan minimnya sosialisasi dan sharing knowledge mengenai pemanfaatan aplikasi e-commerce.
Oleh karena itu, hadirnya kegiatan pemberdayaan masyarakat ini dengan membawa solusi nyata, melalui pelatihan pemanfaatan internet untuk meningkatkan omzet penjualan yang berbasis aplikasi e-commerce. “LPPM Unisba juga menjalin kerjasama dengan Dinas UMKM dan Kementerian UMKM, untuk membangun UMKM berbasis teknologi digital dan berbasis aplikasi e-commerce,” tandasnya.
Namun diperbarui oleh perkembangan e-commerce, seperti pengelola UMKM yang berpindah dari bisnis offline ke online. “Dengan demikian ini adalah peluang dan keharusan bagi perguruan tinggi mendorong pemerintah untuk mulai sekarang secara masif agar para pelaku UMKM sudah menggunakan aplikasi tersebut,” ujarnya.
(Baca juga:Perlu Pendekatan Khusus bagi UMKM agar Bertahan di Tengah Pandemi)
Lebih lanjut Rabiatul menjelaskan pemilihan pedagang kaki lima di Kelurahan Tamansari, Kecamatan Bandung Wetan itu karena memiliki permasalahan mitra yang harus dipecahkan melalui pendekatan digitalisai. Permasalahan mitra tersebut antara lain mata pencaharian penduduk yang didominasi oleh pedagang kaki lima dengan tingkat pendidikan yang rendah, keterampilan untuk memasarkan produk secara online menggunakan aplikasi e-commerce masih rendah.
Selain itu, pedagang kaki lima yang belum sadar akan pentingnya manfaat penggunaan aplikasi e-commerce untuk meningkatkan omzet penjualan serta taraf hidup dan kesejahteraan ekonomi, dan minimnya sosialisasi dan sharing knowledge mengenai pemanfaatan aplikasi e-commerce.
Oleh karena itu, hadirnya kegiatan pemberdayaan masyarakat ini dengan membawa solusi nyata, melalui pelatihan pemanfaatan internet untuk meningkatkan omzet penjualan yang berbasis aplikasi e-commerce. “LPPM Unisba juga menjalin kerjasama dengan Dinas UMKM dan Kementerian UMKM, untuk membangun UMKM berbasis teknologi digital dan berbasis aplikasi e-commerce,” tandasnya.
(dar)
tulis komentar anda