Libur Panjang Akhir Tahun, Tingkat Hunian Hotel Bisa Capai 80%
Sabtu, 21 November 2020 - 21:40 WIB
JAKARTA - Sejumlah destinasi wisata di Tanah Air digadang-gadang mengalami kenaikan pengunjung di masa Liburan akhir tahun 2020 ini. Hal ini pun menjadi angin segar bagi pelaku industri pariwisata , termasuk sektor perhotelan.
Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani mencatat, reservasi hotel di sejumlah lokasi wisata akan naik 10% dari okupansi hotel saat libur panjang pada Oktober 2020 lalu.
Jika sebelumnya okupansi hotel secara rata-rata di kisaran 70%, maka pada akhir tahun ini jumlah hunian kamar diperkirakan naik 10% menjadi 80%.
( )
Meski begitu, proyeksi itu didasari jika pemerintah tidak kembali memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang secara signifikan membatasi pergerakan masyarakat.
"Kalau nanti yang akan datang (libur panjang akhir tahun), kalau tidak ada PSBB lagi itu mungkin akan lebih baik dari yang kemarin, lebih baik itu mungkin rata-ratanya sekitar 10% di atas long weekend yang kemarin. Kalau yang kemarin 70%, akan naik 80%," ujar Hariyadi saat dihubungi, Jakarta, Sabtu (21/11/2020).
( )
Kenaikan 10% okupansi hotel masih berupa proyeksi saja. Di mana, saat ini pihak PHRI belum mengantongi data pasti berapa persentase jumlah pemesanan kamar hotel di daerah tujuan wisata.
"Belum ada (pesanan kamar), orang Indonesia itu biasanya last minute, nanti dua minggu sebelum libur panjang baru ramai. Belum banyak," kata dia.
Sementara itu, tingkat hunian kamar hotel yang akan naik secara drastis akan terjadi di Bali. Prediksi ini seiring dengan tingkat kunjungan wisatawan lokal ke daerah tersebut. Hariyadi menyebut, penawaran dan diskon murah sejumlah kamar hotel dan restoran menjadi langkah tepat menarik para pengunjung.
( )
Saya melihat liburan panjang ini mungkin yang akan naik di Bali. Alasannya karena libur panjang, kondisi saat ini Bali jual murah, jadi harga kamar di Bali relatif murah dibandingkan dengan kamar di saat normal. Kan liburnya hampir dua minggu, jadi orang mempersiapkan diri lebih lama begitu," tuturnya.
Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani mencatat, reservasi hotel di sejumlah lokasi wisata akan naik 10% dari okupansi hotel saat libur panjang pada Oktober 2020 lalu.
Jika sebelumnya okupansi hotel secara rata-rata di kisaran 70%, maka pada akhir tahun ini jumlah hunian kamar diperkirakan naik 10% menjadi 80%.
( )
Meski begitu, proyeksi itu didasari jika pemerintah tidak kembali memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang secara signifikan membatasi pergerakan masyarakat.
"Kalau nanti yang akan datang (libur panjang akhir tahun), kalau tidak ada PSBB lagi itu mungkin akan lebih baik dari yang kemarin, lebih baik itu mungkin rata-ratanya sekitar 10% di atas long weekend yang kemarin. Kalau yang kemarin 70%, akan naik 80%," ujar Hariyadi saat dihubungi, Jakarta, Sabtu (21/11/2020).
( )
Kenaikan 10% okupansi hotel masih berupa proyeksi saja. Di mana, saat ini pihak PHRI belum mengantongi data pasti berapa persentase jumlah pemesanan kamar hotel di daerah tujuan wisata.
"Belum ada (pesanan kamar), orang Indonesia itu biasanya last minute, nanti dua minggu sebelum libur panjang baru ramai. Belum banyak," kata dia.
Sementara itu, tingkat hunian kamar hotel yang akan naik secara drastis akan terjadi di Bali. Prediksi ini seiring dengan tingkat kunjungan wisatawan lokal ke daerah tersebut. Hariyadi menyebut, penawaran dan diskon murah sejumlah kamar hotel dan restoran menjadi langkah tepat menarik para pengunjung.
( )
Saya melihat liburan panjang ini mungkin yang akan naik di Bali. Alasannya karena libur panjang, kondisi saat ini Bali jual murah, jadi harga kamar di Bali relatif murah dibandingkan dengan kamar di saat normal. Kan liburnya hampir dua minggu, jadi orang mempersiapkan diri lebih lama begitu," tuturnya.
(ind)
tulis komentar anda