Ini Siasat buat Investor Jangka Panjang di Tengah Penguatan IHSG
Rabu, 25 November 2020 - 10:59 WIB
JAKARTA - Di tengah penguatan indeks harga saham gabungan (IHSG) saat ini memunculkan kekhawatiran adanya aksi profit taking di pasar. Makanya, perlu strategi yang baik untuk investor jangka panjang agar mampu bertahan dan tidak tergerus aksi tersebut.
Research Analyst PT Bahana Sekuritas, Muhammad Wafi, menyarankan kepada investor jangka panjang untuk lebih hati-hati dalam memilih saham-saham blue chip yang secara fundamental bagus dan punya kapitalisasi pasar yang besar. Sekalipun masuk ke saham itu, harus jeli memilih. ( Baca juga:Trump Keok Lawan Biden, Saham-saham Ini Berpotensi Cuan )
"Sementara memang saham-saham blue chip dan kapitalisasi pasar besar itu memang saat ini kalau kita lihat rawan profit taking sehingga rawan koreksi. Jadi, bagi para trader itu masih bisa melakukan sweeping dari saham-saham berkapitalisasi pasar besar, indeks second liner. Namun untuk investor jangka panjang lebih baik menunggu hingga terjadi koreksi untuk kembali masuk ke saham saham blue chip," ujar Wafi dalam acara Market Opening IDX Channel, Rabu (25/11/2020).
Untuk sektor saham yang disarankan kepada investor jangka panjang, Wafi menyarankan setidaknya ada tiga sektor yang bisa dicermati. Tentunya dengan melihat perkembangan bisnisnya saat ini.
"Seperti perbankan, telekomunikasi juga secara performancenya tinggi sekali. Kemudian saham berbasis infrastruktur seperti Jasa Marga juga menjadi alternatif bagi investor jangka panjang," katanya. ( Baca juga:Menteri Edhy Ditangkap KPK, Nama Prabowo Subianto Tercoreng )
Selain itu, untuk saham sektor komoditas, Wafi menyebut sektor ini tidak terlalu disarankan untuk investor jangka panjang karena volatilitas harga komoditas yang cukup tinggi dan sangat berisiko bagi investor jangka panjang.
"Mungkin ini jadi momentum bagi investor jangka pendek atau trader untuk bertransaksi di saham berbasis komoditas seperti batu bara, CPO, dan minyak," ucapnya.
Research Analyst PT Bahana Sekuritas, Muhammad Wafi, menyarankan kepada investor jangka panjang untuk lebih hati-hati dalam memilih saham-saham blue chip yang secara fundamental bagus dan punya kapitalisasi pasar yang besar. Sekalipun masuk ke saham itu, harus jeli memilih. ( Baca juga:Trump Keok Lawan Biden, Saham-saham Ini Berpotensi Cuan )
"Sementara memang saham-saham blue chip dan kapitalisasi pasar besar itu memang saat ini kalau kita lihat rawan profit taking sehingga rawan koreksi. Jadi, bagi para trader itu masih bisa melakukan sweeping dari saham-saham berkapitalisasi pasar besar, indeks second liner. Namun untuk investor jangka panjang lebih baik menunggu hingga terjadi koreksi untuk kembali masuk ke saham saham blue chip," ujar Wafi dalam acara Market Opening IDX Channel, Rabu (25/11/2020).
Untuk sektor saham yang disarankan kepada investor jangka panjang, Wafi menyarankan setidaknya ada tiga sektor yang bisa dicermati. Tentunya dengan melihat perkembangan bisnisnya saat ini.
"Seperti perbankan, telekomunikasi juga secara performancenya tinggi sekali. Kemudian saham berbasis infrastruktur seperti Jasa Marga juga menjadi alternatif bagi investor jangka panjang," katanya. ( Baca juga:Menteri Edhy Ditangkap KPK, Nama Prabowo Subianto Tercoreng )
Selain itu, untuk saham sektor komoditas, Wafi menyebut sektor ini tidak terlalu disarankan untuk investor jangka panjang karena volatilitas harga komoditas yang cukup tinggi dan sangat berisiko bagi investor jangka panjang.
"Mungkin ini jadi momentum bagi investor jangka pendek atau trader untuk bertransaksi di saham berbasis komoditas seperti batu bara, CPO, dan minyak," ucapnya.
(uka)
Lihat Juga :
tulis komentar anda