Di Depan Anggota DPR, Pertamina Beberkan Alasan Pembentukan Subholding
Rabu, 25 November 2020 - 13:17 WIB
JAKARTA - PT Pertamina (Persero) secara resmi membentuk holding Power & New Renewable Energy (PNRE), dan tercatat ada lima subholding yang ada di dalamnya. Di hadapan anggota Komisi VII DPR , manajemen perseroan pun menjabarkan sederet tugas yang nantinya dijalankan masing-masing holding.
Chief Executive Officer subholding PNRE Heru Setiawan mengatakan, restrukturisasi tersebut sebagai langkah transformasi struktur organisasi. Dari segi operasional, selain menggenjot lini bisnis, pembentukan subholding juga mempercepat rantai pasok (value chain), mulai dari hulu hingga hilir.
"Bahwa sejak bulan Juni 2020 lalu, kami dari Pertamina melakukan transformasi struktur organisasi. Jadi semua kegiatan operasional value chain Pertamina mulai hulu hingga hilir itu berada di bawah holding, yaitu sub holding," ujar Heru dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VII di Jakarta, Rabu (25/11/2020). ( Baca juga:Ekspor Benih Lobster Satu Pintu Bikin Edhy Prabowo Terciduk, Ini Kata AP II dan DJBC )
Tercatat lima subholding seperti, upstream subholding yang operasionalnya diserahkan kepada PT Pertamina Hulu Energi, gas subholding dipegang PT Perusahaan Gas Negara, refinery & petrochemical subholding oleh PT Kilang Pertamina International, power & NRE subholding dioperasikan PT Pertamina Power Indonesia, dan commercial & trading subholding oleh PT Patra Niaga. Selain itu juga terdapat shipping company yang operasionalnya diserahkan kepada PT Pertamina International Shipping.
Untuk Pertamina Power Indonesia salah satu tugasnya adalah mengawal transisi energi Pertamina. Penugasan ini seiring dengan sikap optimistis manajemen terhadap pengurangan hidrokarbon dan meningkatnya karbon sinks. Selain itu, adanya renewable resource atau sumber daya alam (SDA) yang dapat diperbaharui, serta elektrifikasi.
"Kami, Power and RNE memiliki peran salah satunya itu mengawal transisi energinya Pertamina. Kami melihat Pertamina ke depan adanya inisiatif, baik itu secara global maupun pemerintah bahwa ke depannya hidrokarbon semakin menurun dan digantikan dengan karbon sinks. Kemudian sifatnya elektrifikasi dan kedua renewable. Jadi akan lebih banyak cara agar masyarakat mengkonsumsi energi lebih banyak bersifat renewable dan energi bersih," kata dia. ( Baca juga:Lebih Dekat dengan Arya Saloka, Pemeran Aldebaran di Sinetron Ikatan Cinta )
Sementara dari sisi bisnis, ada beberapa sektor yang dinilai sangat potensial di pasaran. Seperti, biodiesel, Solar panel, dan integrated power plant.
"Dari sisi bidang bisnisnya, ada beberapa sektor, yaitu market untuk internal Pertamina, integrated power plant, kemudian solar TV, biodiesel, dan hidro. Dari sisi manufaktur, kita memproduksi solar cell. Inisiatif berkoordinasi juga dengan PT PLN, PT LEN, kemudian battery juga. Berdasarkan amanat ini kami akan proses ke depan," kata dia.
Chief Executive Officer subholding PNRE Heru Setiawan mengatakan, restrukturisasi tersebut sebagai langkah transformasi struktur organisasi. Dari segi operasional, selain menggenjot lini bisnis, pembentukan subholding juga mempercepat rantai pasok (value chain), mulai dari hulu hingga hilir.
"Bahwa sejak bulan Juni 2020 lalu, kami dari Pertamina melakukan transformasi struktur organisasi. Jadi semua kegiatan operasional value chain Pertamina mulai hulu hingga hilir itu berada di bawah holding, yaitu sub holding," ujar Heru dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VII di Jakarta, Rabu (25/11/2020). ( Baca juga:Ekspor Benih Lobster Satu Pintu Bikin Edhy Prabowo Terciduk, Ini Kata AP II dan DJBC )
Tercatat lima subholding seperti, upstream subholding yang operasionalnya diserahkan kepada PT Pertamina Hulu Energi, gas subholding dipegang PT Perusahaan Gas Negara, refinery & petrochemical subholding oleh PT Kilang Pertamina International, power & NRE subholding dioperasikan PT Pertamina Power Indonesia, dan commercial & trading subholding oleh PT Patra Niaga. Selain itu juga terdapat shipping company yang operasionalnya diserahkan kepada PT Pertamina International Shipping.
Untuk Pertamina Power Indonesia salah satu tugasnya adalah mengawal transisi energi Pertamina. Penugasan ini seiring dengan sikap optimistis manajemen terhadap pengurangan hidrokarbon dan meningkatnya karbon sinks. Selain itu, adanya renewable resource atau sumber daya alam (SDA) yang dapat diperbaharui, serta elektrifikasi.
"Kami, Power and RNE memiliki peran salah satunya itu mengawal transisi energinya Pertamina. Kami melihat Pertamina ke depan adanya inisiatif, baik itu secara global maupun pemerintah bahwa ke depannya hidrokarbon semakin menurun dan digantikan dengan karbon sinks. Kemudian sifatnya elektrifikasi dan kedua renewable. Jadi akan lebih banyak cara agar masyarakat mengkonsumsi energi lebih banyak bersifat renewable dan energi bersih," kata dia. ( Baca juga:Lebih Dekat dengan Arya Saloka, Pemeran Aldebaran di Sinetron Ikatan Cinta )
Sementara dari sisi bisnis, ada beberapa sektor yang dinilai sangat potensial di pasaran. Seperti, biodiesel, Solar panel, dan integrated power plant.
"Dari sisi bidang bisnisnya, ada beberapa sektor, yaitu market untuk internal Pertamina, integrated power plant, kemudian solar TV, biodiesel, dan hidro. Dari sisi manufaktur, kita memproduksi solar cell. Inisiatif berkoordinasi juga dengan PT PLN, PT LEN, kemudian battery juga. Berdasarkan amanat ini kami akan proses ke depan," kata dia.
(uka)
tulis komentar anda