IHSG Berpeluang Tembus Benteng 6.000, Siapa Takut!
Sabtu, 28 November 2020 - 16:00 WIB
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus menunjukkan adanya penguatan. Dalam sepekan ini, IHSG mengalami peningkatan hampir sebesar 4 persen, tepatnya 3,8 persen berada pada level 5.783,33 dari posisi 5.571,65 pada penutupan pekan lalu. Melihat fenomena ini, Direktur PT Anugerah Mega Investama, Hans Kwee menilai bahwa IHSG berpeluang untuk melanjutkan penguatan ke level 6.000 hingga akhir tahun ini.
"Ini ada peluang untuk IHSG ke level 6.000, kita lihat investor ritel cukup dominan di pasar, kemudian kita lihat beberapa institusi asing mulai beli di pasar Asia di emerging market termasuk Indonesia juga kita lihat pasar sangat berpeluang masuk ke 6.000," ujar Hans saat dihubungi MNC News Portal, Sabtu (28/11/2020).
Hans menambahkan, setidaknya terdapat tiga faktor yang dapat menjadi pendorong IHSG ke level 6.000 hingga akhir tahun ini. Pertama adalah terkait pengembangan vaksin Covid-19 yang akan berdampak kepada pergerakan investor di pasar modal Indonesia. "Perkembangan vaksin akan sangat menentukan apakah investor bisa masuk, karena kita tau Indonesia cukup mengandalkan masalah vaksin dan penelitian vaksin cukup baik saat ini di pasar sehingga ini menjadi sentimen positif di pasar," katanya.
Faktor kedua adalah mengenai pengendalian pandemi Covid-19 di Tanah Air. Menurutnya, jika pemerintah berhasil menangani pandemi dan menurunkan angka penyebaran Covid-19, maka akan berpengaruh terhadap perekonomian. "Kalau dalam negeri berhasil mengendalikan Covid tentunya tidak perlu PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) yang ketat dan ini tentu akan bagus bagi ekonomi dan bagus untuk indeks kita," ucap Hans.
Faktor ketiga, menurut Hans, dipengaruhi dari luar negeri atau tepatnya Amerika Serikat (AS), dimana pemilihan kabinet presiden AS terpilih Joe Biden akan memberikan dampak yang besar terhadap pasar secara global. "Bagaimana Joe Biden dengan kabinetnya juga berpengaruh kepada pasar, siapa aja yang akan masuk ke kementerian mereka itu sangat mempengaruhi pasar," tuturnya.
"Ini ada peluang untuk IHSG ke level 6.000, kita lihat investor ritel cukup dominan di pasar, kemudian kita lihat beberapa institusi asing mulai beli di pasar Asia di emerging market termasuk Indonesia juga kita lihat pasar sangat berpeluang masuk ke 6.000," ujar Hans saat dihubungi MNC News Portal, Sabtu (28/11/2020).
Baca Juga
Hans menambahkan, setidaknya terdapat tiga faktor yang dapat menjadi pendorong IHSG ke level 6.000 hingga akhir tahun ini. Pertama adalah terkait pengembangan vaksin Covid-19 yang akan berdampak kepada pergerakan investor di pasar modal Indonesia. "Perkembangan vaksin akan sangat menentukan apakah investor bisa masuk, karena kita tau Indonesia cukup mengandalkan masalah vaksin dan penelitian vaksin cukup baik saat ini di pasar sehingga ini menjadi sentimen positif di pasar," katanya.
Faktor kedua adalah mengenai pengendalian pandemi Covid-19 di Tanah Air. Menurutnya, jika pemerintah berhasil menangani pandemi dan menurunkan angka penyebaran Covid-19, maka akan berpengaruh terhadap perekonomian. "Kalau dalam negeri berhasil mengendalikan Covid tentunya tidak perlu PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) yang ketat dan ini tentu akan bagus bagi ekonomi dan bagus untuk indeks kita," ucap Hans.
Faktor ketiga, menurut Hans, dipengaruhi dari luar negeri atau tepatnya Amerika Serikat (AS), dimana pemilihan kabinet presiden AS terpilih Joe Biden akan memberikan dampak yang besar terhadap pasar secara global. "Bagaimana Joe Biden dengan kabinetnya juga berpengaruh kepada pasar, siapa aja yang akan masuk ke kementerian mereka itu sangat mempengaruhi pasar," tuturnya.
(nng)
tulis komentar anda