Sri Mulyani Minta Industri Migas Hati-hati, Ada Apa Ya?
Rabu, 02 Desember 2020 - 14:23 WIB
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati meminta agar industri migas hati-hati di tengah ketidakpastian stabilitas politik hingga ekonomi global akibat pandemi corona. Pasalnya pandemi tidak dapat diprediksi kapan berakhir.
Tidak hanya itu, ke depan industri migas juga harus bersaing ketat dengan energi terbarukan. "Jadi, agar industri migas bisa terus relevan, industri migas harus bisa efisien. Dengan kata lain, para pemangku kepentingan industri migas serta Pemerintah dan SKK Migas harus memiliki visi yang sama tentang bagaimana Indonesia akan meningkatkan kinerja industri migas di masa depan," ujar Sri Mulyani, Rabu (2/12/2020).
Dia juga mencatat, Indonesia masih terus mengalami penurunan produksi minyak dan gas, sementara di saat yang sama, permintaan dan kebutuhan energi akan terus meningkat. Permintaan akan meningkat ketika ekonomi Indonesia tumbuh lebih tinggi.
Pemerintah juga menargetkan mencapai ekonomi dalam negeri sebagai negara berpenghasilan tinggi. Karena itu, kebutuhan energi akan terus meningkat.
"Dan itulah mengapa memiliki produksi minyak dan gas serta sumber energi lainnya menjadi sangat penting untuk mendukung Indonesia dalam mencapai tujuan negara berpenghasilan tinggi," kata dia.
Mengenai harga minyak, pemerintah melihat perubahan dan ketidaktetapan yang dramatis selama pandemi berlangsung. Bahkan, di beberapa titik, pemerintah juga mencatat harga minyak yang negatif yang belum pernah terjadi sebelumnya, meskipun hanya untuk dua hari. "Hal ini menunjukkan betapa menantang dan luar biasanya situasi yang sedang kita hadapi ini, termasuk dalam industri minyak dan gas," kata dia.
Dalam gelaran International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas 2020, Sri Mulyani menegaskan, minyak dan gas masih menjadi strategi komoditas yang penting untuk perkembangan Indonesia. Khususnya selama pandemi Covid-19 yang masih mengancam, sejumlah pihak harus waspada dan memikirkan secara fundamental strategi-strategi untuk ke depannya.
Tidak hanya itu, ke depan industri migas juga harus bersaing ketat dengan energi terbarukan. "Jadi, agar industri migas bisa terus relevan, industri migas harus bisa efisien. Dengan kata lain, para pemangku kepentingan industri migas serta Pemerintah dan SKK Migas harus memiliki visi yang sama tentang bagaimana Indonesia akan meningkatkan kinerja industri migas di masa depan," ujar Sri Mulyani, Rabu (2/12/2020).
Dia juga mencatat, Indonesia masih terus mengalami penurunan produksi minyak dan gas, sementara di saat yang sama, permintaan dan kebutuhan energi akan terus meningkat. Permintaan akan meningkat ketika ekonomi Indonesia tumbuh lebih tinggi.
Pemerintah juga menargetkan mencapai ekonomi dalam negeri sebagai negara berpenghasilan tinggi. Karena itu, kebutuhan energi akan terus meningkat.
"Dan itulah mengapa memiliki produksi minyak dan gas serta sumber energi lainnya menjadi sangat penting untuk mendukung Indonesia dalam mencapai tujuan negara berpenghasilan tinggi," kata dia.
Baca Juga
Mengenai harga minyak, pemerintah melihat perubahan dan ketidaktetapan yang dramatis selama pandemi berlangsung. Bahkan, di beberapa titik, pemerintah juga mencatat harga minyak yang negatif yang belum pernah terjadi sebelumnya, meskipun hanya untuk dua hari. "Hal ini menunjukkan betapa menantang dan luar biasanya situasi yang sedang kita hadapi ini, termasuk dalam industri minyak dan gas," kata dia.
Dalam gelaran International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas 2020, Sri Mulyani menegaskan, minyak dan gas masih menjadi strategi komoditas yang penting untuk perkembangan Indonesia. Khususnya selama pandemi Covid-19 yang masih mengancam, sejumlah pihak harus waspada dan memikirkan secara fundamental strategi-strategi untuk ke depannya.
(nng)
tulis komentar anda