Akademisi UI: OJK Signifikan Perkuat Literasi dan Inklusi Keuangan Masyarakat
Kamis, 03 Desember 2020 - 16:34 WIB
Kemudian, pasar modal naik dari 4,4 persen menjadi 4,92 persen, lembaga pembiayaan naik dari 13 persen menjadi 15,17 persen, pegadaian dari 17,8 persen menjadi 17,81 persen dan lembaga keuangan mikro meningkat dari nol menjadi 0,82 persen.
Berdasarkan provinsi, tertinggi masih di DKI Jakarta naik dari 59,16 persen menjadi 94,76 persen selama periode yang sama. Di Bali naik dari 38,06 persen menjadi 92,91 persen. Namun, di beberapa provinsi masih relatif rendah, seperti di Papua dan Papua Barat.
“Sementara itu, capaian inklusi keuangan sudah relatif lebih baik, yaitu lebih dari 75 persen masyarakat Indonesia sudah terhubung dengan sektor keuangan. Ini sebuah capaian yang bagus, tetapi bicara dampaknya masih banyak tantangannya,” paparnya.
Dia menambahkan meskipun terus meningkat, indeks inklusi keuangan Indonesia masih di bawah Thailand yang mencapai 76 persen, Thailand 82 persen dan Malaysia 85 persen. Kondisi ini menjadi tantangan sekaligus menunjukkan potensi peran sektor jasa keuangan terhadap perekonomian masih sangat besar. “Perlu upaya akselerasi dan optimalisasi dari inklusi keuangan. Tidak hanya melihat dari target dan progres ada peningkatannya. Namun, jika melihat dampak ke hilir, yaitu pengaruhnya mendorong pertumbuhan ekonomi,” papar Eko.
Berdasarkan provinsi, tertinggi masih di DKI Jakarta naik dari 59,16 persen menjadi 94,76 persen selama periode yang sama. Di Bali naik dari 38,06 persen menjadi 92,91 persen. Namun, di beberapa provinsi masih relatif rendah, seperti di Papua dan Papua Barat.
“Sementara itu, capaian inklusi keuangan sudah relatif lebih baik, yaitu lebih dari 75 persen masyarakat Indonesia sudah terhubung dengan sektor keuangan. Ini sebuah capaian yang bagus, tetapi bicara dampaknya masih banyak tantangannya,” paparnya.
Dia menambahkan meskipun terus meningkat, indeks inklusi keuangan Indonesia masih di bawah Thailand yang mencapai 76 persen, Thailand 82 persen dan Malaysia 85 persen. Kondisi ini menjadi tantangan sekaligus menunjukkan potensi peran sektor jasa keuangan terhadap perekonomian masih sangat besar. “Perlu upaya akselerasi dan optimalisasi dari inklusi keuangan. Tidak hanya melihat dari target dan progres ada peningkatannya. Namun, jika melihat dampak ke hilir, yaitu pengaruhnya mendorong pertumbuhan ekonomi,” papar Eko.
(aby)
tulis komentar anda