Menurunkan Emisi Karbon Demi Patuh Komitmen

Senin, 07 Desember 2020 - 19:18 WIB
Selain menurunkan emisi GRK, bauran EBT juga diyakini Fabby akan membuka 1,3 juta lapangan pekerjaan baru. "Dari amatan International Renewable Energy Agency (IRENA), jika energi terbarukan meningkat 23% di 2025 dan lebih dari 30% di 2030, maka potensi lapangan kerja yang tercipta sebesar 1,3 juta di 2030," ujar Fabby saat dihubungi, Jumat (4/12).

Dia melanjutkan, dari estimasi IESR, untuk setiap 1 GWp PLTS atap yang terpasang, nantinya dapat menciptakan lapangan kerja untuk 20.000 hingga 30.000 orang. Fabby mengingatkan, jika fokus pemerintah ada pada penurunan emisi gas rumah kaca, maka bauran EBT harus ditingkatkan dan dioptimalkan untuk mengganti pembangkit listrik berbahan bakar fossil, seperti PLTU batubara.

Dari riset yang dilakukan IESR, lanjutnya, pada 2030 seharusnya bauran EBT bisa mencapai 35% hingga 40% dan pada 2050 mencapai di atas 70%. Selain itu, menurutnya perlu dilakukan penutupan PLTU batu bara secara bertahap sejak 2030, jika pemerintah ingin meningkatkan bauran EBT.

"Perlu dilakukan penutupan PLTU batu bara secara bertahap sejak 2030, dan peningkatan efisiensi energi, untuk menurunkan tingkat pertumbuhan permintaan listrik tanpa mengurangi kualitas pasokan listriknya," tuturnya.

Data Kementerian ESDM menunjukkan, realisasi energi nasional EBT di 2019 baru sekitar 9% atau lebih kecil ketimbang batu bara yang mencapai 37%. Pemerintah menargetkan bauran EBT naik menjadi 23% di 2025 dan 31% di 2050. Sedangkan batu bara turun menjadi 25% di 2025 dan 20% di 2050.

Pemerintah saat ini merancang Peraturan Presiden (Perpres) untuk menambah daya tarik investasi energi terbarukan. Perpres ini bertujuan untuk mengejar porsi bauran energi bersih yang ditargetkan mencapai 23% pada 2025.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif sebelumnya mengatakan, ketergantungan kepada energi impor menjadi salah satu tantangan berat pemerintah dalam menjaga ketahanan energi nasional.

"Di sisi lain, kita dikaruniai sumber EBT yang melimpah, dengan total potensi mencapai lebih dari 417,8 GW, namun baru dimanfaatkan sebesar 10,4 GW atau sekitar 2,5%," kata Arifin, (23/11).

Perangkat pendukung seperti Perpres dan program-progam pengembangan disiapkan guna meningkatkan daya tarik investasi di sektor EBT. Pasalnya, sumber EBT yang besar di Indonesia belum sepenuhnya dimanfaatkan.

Menurut Arifin, program yang akan dilakukan Renewable Energi Based Industri Development (REBID) dan Renewable Energy Based on Economic Development (REBED) untuk penciptaan pasar baru.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More