MIND ID Akuisisi 20% Saham Vale, Duitnya dari Mana?
Minggu, 13 Desember 2020 - 23:00 WIB
JAKARTA - PT Mining Industry Indonesia (MIND ID) telah mengakuisisi 20 persen saham divestasi PT Vale Indonesia Tbk (INCO). Angka tersebut setara dengan 2 miliar saham plus 1 lembar saham. MIND ID pun telah menempatkan beberapa perwakilan di dalam komposisi direksi PT Vale seperti Wakil Direktur utama, Wakil Komisaris Utama, dan satu orang sebagai Komisaris.
Penandatanganan pembelian saham divestasi itu dilakukan bersama dengan para pemegang saham mayoritas Vale Indonesia yaitu Vale Canada Limited (VCL) dan Sumitomo Metal Mining Co., Ltd. (SMM) dalam Perjanjian Jual Beli Saham (Shares Purchase Agreement) pada 19 Juni 2020 lalu.
Sementara itu, proses transaksi pembayaran dari manajemen MIND ID kepada Vale Indonesia dilakukan hingga 7 Oktober 2020 kemarin. "Penutupan transaksi kami lakukan pada 7 Oktober 2020 dengan pembiayaan," ujar Direktur Utama MIND ID Orias Petrus Moedak dalam RDP bersama Komisi VII DPR, dikutip Minggu (13/12/2020).
Lantas dari mana anggaran yang diperoleh Induk Holding BUMN tambang dalam akuisisi 2 miliar saham INCO? Dalam catatan MNC News Portal, pada tahun ini manajemen perseroan menerbitkan obligasi global dengan harga 2,5 miliar dolar Amerika Serikat (AS).
Di mana, sebesar 1,1 miliar dolar AS digunakan untuk membiayai atau membayar kembali sebagian obligasi yang jatuh tempo pada 2021 dan 2023. Sementara itu, 500 juta dolar AS digunakan untuk mengakuisisi 20 persen saham PT Vale. "Soal pembiayaan, tadi kami sampaikan bahwa itu bersumber dari penerbitan obligasi, yang dipakai untuk refinancing sebagian sebesar 1,1 miliar dolar Amerika Serikat (AS) dan untuk Vale ini sekitar Rp 5 triliun atau 500 juta dolar AS," katanya.
Orias menyebut, sebelumnya, pihak MIND ID telah menyiapkan dana senilai 500 juta dolar AS, namun, aktual transaksi ternyata lebih rendah dari yang diperkirakan manajemen. Dengan kata lain, harga transaksi yang dilakukan MIND ID adalah di Rp 2.780 per saham, di mana, pada saat itu harga PT Vale Indonesia di pasar senilai Rp3.440 per saham.
Sebelumnya, pada Mei 2020, kedua pihak kembali melakukan negosiasi dan menyepakati harga per saham di angka Rp 2.780. Tentu, angka ini berbeda dengan kesepakatan awal yang dilakukan di akhir 2019 lalu, di mana, harga transaksi berada di level Rp3.330. Setelah negosiasi berujung kesepakatan, pada Oktober 2020, manajemen pun melakukan eksekusi pembelian saham. Namun, pada saat dieksekusi, harga saham di pasar sudah berada di angka Rp3.440. Bahkan, harga saat ini di atas Rp4.500 hingga menyentuh Rp5.000 per saham.
Dengan begitu, nominal transaksi dalam ekuivalen rupiah adalah Rp5,2 triliun atau setara 372 juta dolar AS. Artinya, nilai tersebut lebih rendah daripada perkiraan manajemen semula yakni sebesar 500 juta dolar AS. "Jadi cukup tinggi dibandingkan dengan apa yang terjadi pada saat kami melakukan transaksi," kata dia. Pada saat kami melakukan transaksi tersebut, jadi waktu itu nilai pasar Rp6,8 triliun, sementara kami melakukan transaksi dinilai Rp5,2 triliun. jadi lebih rendah dari harga pasar pada saat itu," kata dia.
Saat ini sejumlah perjanjian sudah diselesaikan oleh MIND ID, dari perjanjian perjalanan definitif, Shares Purchase agreement (SPA), investor rights agreement (IRA), hingga offtake framework agreement yang ditandatangani pada 19 Juni 2020.
Penandatanganan pembelian saham divestasi itu dilakukan bersama dengan para pemegang saham mayoritas Vale Indonesia yaitu Vale Canada Limited (VCL) dan Sumitomo Metal Mining Co., Ltd. (SMM) dalam Perjanjian Jual Beli Saham (Shares Purchase Agreement) pada 19 Juni 2020 lalu.
Sementara itu, proses transaksi pembayaran dari manajemen MIND ID kepada Vale Indonesia dilakukan hingga 7 Oktober 2020 kemarin. "Penutupan transaksi kami lakukan pada 7 Oktober 2020 dengan pembiayaan," ujar Direktur Utama MIND ID Orias Petrus Moedak dalam RDP bersama Komisi VII DPR, dikutip Minggu (13/12/2020).
Lantas dari mana anggaran yang diperoleh Induk Holding BUMN tambang dalam akuisisi 2 miliar saham INCO? Dalam catatan MNC News Portal, pada tahun ini manajemen perseroan menerbitkan obligasi global dengan harga 2,5 miliar dolar Amerika Serikat (AS).
Di mana, sebesar 1,1 miliar dolar AS digunakan untuk membiayai atau membayar kembali sebagian obligasi yang jatuh tempo pada 2021 dan 2023. Sementara itu, 500 juta dolar AS digunakan untuk mengakuisisi 20 persen saham PT Vale. "Soal pembiayaan, tadi kami sampaikan bahwa itu bersumber dari penerbitan obligasi, yang dipakai untuk refinancing sebagian sebesar 1,1 miliar dolar Amerika Serikat (AS) dan untuk Vale ini sekitar Rp 5 triliun atau 500 juta dolar AS," katanya.
Orias menyebut, sebelumnya, pihak MIND ID telah menyiapkan dana senilai 500 juta dolar AS, namun, aktual transaksi ternyata lebih rendah dari yang diperkirakan manajemen. Dengan kata lain, harga transaksi yang dilakukan MIND ID adalah di Rp 2.780 per saham, di mana, pada saat itu harga PT Vale Indonesia di pasar senilai Rp3.440 per saham.
Sebelumnya, pada Mei 2020, kedua pihak kembali melakukan negosiasi dan menyepakati harga per saham di angka Rp 2.780. Tentu, angka ini berbeda dengan kesepakatan awal yang dilakukan di akhir 2019 lalu, di mana, harga transaksi berada di level Rp3.330. Setelah negosiasi berujung kesepakatan, pada Oktober 2020, manajemen pun melakukan eksekusi pembelian saham. Namun, pada saat dieksekusi, harga saham di pasar sudah berada di angka Rp3.440. Bahkan, harga saat ini di atas Rp4.500 hingga menyentuh Rp5.000 per saham.
Dengan begitu, nominal transaksi dalam ekuivalen rupiah adalah Rp5,2 triliun atau setara 372 juta dolar AS. Artinya, nilai tersebut lebih rendah daripada perkiraan manajemen semula yakni sebesar 500 juta dolar AS. "Jadi cukup tinggi dibandingkan dengan apa yang terjadi pada saat kami melakukan transaksi," kata dia. Pada saat kami melakukan transaksi tersebut, jadi waktu itu nilai pasar Rp6,8 triliun, sementara kami melakukan transaksi dinilai Rp5,2 triliun. jadi lebih rendah dari harga pasar pada saat itu," kata dia.
Saat ini sejumlah perjanjian sudah diselesaikan oleh MIND ID, dari perjanjian perjalanan definitif, Shares Purchase agreement (SPA), investor rights agreement (IRA), hingga offtake framework agreement yang ditandatangani pada 19 Juni 2020.
(nng)
tulis komentar anda