Pemilik Hotel Arthama Ajak Pengusaha Tak PHK Karyawan: Ingat Perjuangan Mereka
Rabu, 13 Mei 2020 - 13:44 WIB
Pelan-pelan dia membangun kerajaan bisnis. Ada Mal Karsa Utama (mal terbesar di Gorontalo), usaha supermarket, department store, distributor, properti, perhotelan, dan restoran.
Khusus di bidang perhotelan, Jaenal mengibarkan bendera Arthama Group. Arthama Hotel sudah ada di Makassar (langganan Tazkiyah menginapkan jemaah untuk keperluan manasik dan pemeriksaan kesehatan sehari sebelum berangkat) dan Jakarta. Saat ini, Arthama sedang persiapan ekspansi ke Bali, Yogyakarta, dan Surabaya.
Dalam buku “Jaenal Mappe: Saudagar dari Tanah Bugis” yang ditulis sahabat-sahabatnya, Jaenal dijuluki "pengusaha seribu akal". Julukan itu berasal dari bibir Jusuf Kalla, Wakil Presiden kala itu, sesepuh KKSS.
JK terpikat dengan sebuah kisah soal Jaenal. Suatu hari pada masa awal perjuangan awal sebagai perantau di Gorontalo era 80-an, Jaenal memasuki sebuah kampung. Dia melihat ada "sarapo" (panggung pesta) yang baru berdiri. Otak bisnis pun mulai bekerja, mencari alasan agar bisa singgah jualan baju, celana, dan sarung.
Trik jitu pun ditemukan, “kempeskan ban mobil” di dekat panggung pesta. Alhasil, dua orang kampung yang tadinya hanya membantu mengganti ban serep, seketika berteriak memanggil dan mengumpulkan penduduk kampung untuk melihat dan membeli pakaian yang dinilainya murah. Dan, laris manis.
Mendengar kisah Jaenal itu, JK tersenyum dan menimpalinya, “Jaenal ini, sosok saudagar. Memiliki seribu akal.”
Khusus di bidang perhotelan, Jaenal mengibarkan bendera Arthama Group. Arthama Hotel sudah ada di Makassar (langganan Tazkiyah menginapkan jemaah untuk keperluan manasik dan pemeriksaan kesehatan sehari sebelum berangkat) dan Jakarta. Saat ini, Arthama sedang persiapan ekspansi ke Bali, Yogyakarta, dan Surabaya.
Dalam buku “Jaenal Mappe: Saudagar dari Tanah Bugis” yang ditulis sahabat-sahabatnya, Jaenal dijuluki "pengusaha seribu akal". Julukan itu berasal dari bibir Jusuf Kalla, Wakil Presiden kala itu, sesepuh KKSS.
JK terpikat dengan sebuah kisah soal Jaenal. Suatu hari pada masa awal perjuangan awal sebagai perantau di Gorontalo era 80-an, Jaenal memasuki sebuah kampung. Dia melihat ada "sarapo" (panggung pesta) yang baru berdiri. Otak bisnis pun mulai bekerja, mencari alasan agar bisa singgah jualan baju, celana, dan sarung.
Trik jitu pun ditemukan, “kempeskan ban mobil” di dekat panggung pesta. Alhasil, dua orang kampung yang tadinya hanya membantu mengganti ban serep, seketika berteriak memanggil dan mengumpulkan penduduk kampung untuk melihat dan membeli pakaian yang dinilainya murah. Dan, laris manis.
Mendengar kisah Jaenal itu, JK tersenyum dan menimpalinya, “Jaenal ini, sosok saudagar. Memiliki seribu akal.”
(luq)
tulis komentar anda