Produktivitas Gula Nasional Masih Kalah dari Thailand dan Vietnam

Selasa, 15 Desember 2020 - 17:20 WIB
Rendahnya produktivitas dan tingkat rendemen gula nasional menyebabkan sulit bersaing dengan gula impor. Foto/Ilustrasi
JAKARTA - Pemerintah perlu membenahi permasalahan produktivitas gula nasional . Rendahnya produktivitas dan tingkat rendemen gula nasional menyebabkan sulit bersaing dengan gula impor.

Ketua Umum Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Soemitro Samadikun mengatakan, masalah yang harus segera diatasi adalah kurang efisien pabrik gula nasional. Tingkat rendemen gula nasional hanya sekitar 7% hingga 8%. Bahkan di beberapa daerah seperti Medan, Jawa Barat, Jawa Timur ada beberapa pabrik gula yang rendemennya di bawah 7%.

(Baca Juga: Agar Tak Rembes ke Pasar, Pemerintah Diminta Pelototi Impor Gula Rafinasi)



"Di luar negeri seperti Thailand atau Vietnam, itu rendemennya bisa di atas 12%, bahkan bisa mencapai 14% hingga 15%," ujarnya pada Market Review IDX Channel, Selasa (15/12/2020).

Dia melanjutkan, dari sekitar 60 pabrik gula di dalam negeri, sekitar 50 pabrik merupakan milik BUMN. Untuk itu, seharusnya pemerintah turun tangan untuk membenahi masalah gula nasional supaya bisa berkompetisi dengan gula impor. "Tidak seperti sekarang kita diminta berkompetisi menurunkan harga, sementara tingkat produksi kita tidak diperbaiki," ungkapnya.

Soemitro menuturkan, dari sisi harga terus ditekan agar tetap murah. Bahkan sejak tahun 2016 harga tidak bergerak naik. Sementara produktivitas gula nasional tidak juga meningkat.

(Baca Juga: Gawat! Stok Gula Industri Menipis, Industri Mamin Bisa Meringis)

Menurut dia, pupuk juga menjadi kendala dimana sekarang sulit untuk mendapatkan pupuk khususnya pupuk yang bersubsidi. "Masalahnya lagi, ketika pupuk kita menggunakan pupuk nonsubsidi, kreditnya juga menggunakan kredit perorangan sehingga tidak ada dinamika. Dengan demikian ini akan mengurangi produksi dari daerah petani untuk memproduksi dengan bagus. Di sisi lain, kita juga ingin membuat petani gula kita ini harganya bisa bersaing," jelasnya.
(fai)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More