Kurangi Sampah Plastik di Laut, Luhut Gandeng Australia
Jum'at, 18 Desember 2020 - 12:55 WIB
JAKARTA - Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Kemaritiman dan Investasi bersama dengan The Minderoo Foundation Trust Australia telah menandantangani perjanjian kemitraan dalam mendukung target pengurangan sampah plastik laut di Indonesia sebesar 70% pada tahun 2025.
Visi kemitraan ini yang melibatkan antara lain Kementerian LHK dan Kementerian Perindustrian adalah untuk mempromosikan daur ulang plastik sebagai mesin pertumbuhan pemulihan hijau.
(Baca Juga: Pandemi Perburuk Target SDGs, Jokowi Minta Inovasi Digenjot )
Melalui penandatanganan kerja sama ini diharapkan dapat menaikkan kapasitas daur ulang plastik di Indonesia dengan merancang solusi perdagangan berbasis pasar untuk plastik daur ulang dan memberikan insentif finansial untuk pengumpulan, daur ulang, dan pemanfaatan sampah plastik daur ulang sebagai bahan baru bagi industri.
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan kerja sama ini merupakan bentuk persahabatan antara Indonesia dan Australia.
"Melalui kerja sama ini, sampah plastik yang selama ini tidak terkelola dengan baik telah menjadi masalah besar bagi lingkungan. Jadi kami berharap melalui program ini dapat dikurangi dan digunakan sebagai bahan yang dapat didaur ulang menjadi bahan baru,” ujar dia dalam keterangan tertulisnya, Jumat (18/12/2020).
(Baca Juga: SDGs Itu Mudah, Contohnya Minta Anak Murid Bawa Air Minum Pakai Tumbler )
Dengan mencapai tingkat daur ulang yang lebih tinggi untuk plastik di Indonesia. Di mana kerja sama ini akan berkontribusi pada tujuan Indonesia dalam mengurangi sampah plastik laut, menciptakan lapangan kerja hijau dalam industri daur ulang domestik dan mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor plastik.
Proyek ini juga akan berkontribusi pada Pembangunan Berkelanjutan PBB, Sustainable Development Goals (SDGs), dari segi pekerjaan yang layak dan pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan industri, inovasi, dan infrastruktur, pembangunan kota dan komunitas berkelanjutan, konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab, serta kehidupan yang layak di bawah air.
"Plastik menjadi masalah yang harus diselesaikan bersama, karena semakin banyak produksi plastik baru, maka polusi sampah plastik semakin meningkat. Kerja sama ini menjadi bentuk tanggung jawab kita terhadap lingkungan, serta generasi di masa mendatang," ungkap Chairman of Minderoo Foundation Trust Andrew Forrest.
Visi kemitraan ini yang melibatkan antara lain Kementerian LHK dan Kementerian Perindustrian adalah untuk mempromosikan daur ulang plastik sebagai mesin pertumbuhan pemulihan hijau.
(Baca Juga: Pandemi Perburuk Target SDGs, Jokowi Minta Inovasi Digenjot )
Melalui penandatanganan kerja sama ini diharapkan dapat menaikkan kapasitas daur ulang plastik di Indonesia dengan merancang solusi perdagangan berbasis pasar untuk plastik daur ulang dan memberikan insentif finansial untuk pengumpulan, daur ulang, dan pemanfaatan sampah plastik daur ulang sebagai bahan baru bagi industri.
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan kerja sama ini merupakan bentuk persahabatan antara Indonesia dan Australia.
"Melalui kerja sama ini, sampah plastik yang selama ini tidak terkelola dengan baik telah menjadi masalah besar bagi lingkungan. Jadi kami berharap melalui program ini dapat dikurangi dan digunakan sebagai bahan yang dapat didaur ulang menjadi bahan baru,” ujar dia dalam keterangan tertulisnya, Jumat (18/12/2020).
(Baca Juga: SDGs Itu Mudah, Contohnya Minta Anak Murid Bawa Air Minum Pakai Tumbler )
Dengan mencapai tingkat daur ulang yang lebih tinggi untuk plastik di Indonesia. Di mana kerja sama ini akan berkontribusi pada tujuan Indonesia dalam mengurangi sampah plastik laut, menciptakan lapangan kerja hijau dalam industri daur ulang domestik dan mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor plastik.
Proyek ini juga akan berkontribusi pada Pembangunan Berkelanjutan PBB, Sustainable Development Goals (SDGs), dari segi pekerjaan yang layak dan pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan industri, inovasi, dan infrastruktur, pembangunan kota dan komunitas berkelanjutan, konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab, serta kehidupan yang layak di bawah air.
"Plastik menjadi masalah yang harus diselesaikan bersama, karena semakin banyak produksi plastik baru, maka polusi sampah plastik semakin meningkat. Kerja sama ini menjadi bentuk tanggung jawab kita terhadap lingkungan, serta generasi di masa mendatang," ungkap Chairman of Minderoo Foundation Trust Andrew Forrest.
(akr)
tulis komentar anda