Kemenko Perekonomian Gelar Outlook, Jokowi: Pemulihan Ekonomi Berjalan Lebih Cepat pada 2021

Selasa, 22 Desember 2020 - 12:04 WIB
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. FOTO/dok. MNC Media
JAKARTA - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menggelar acara Diskusi Panel Outlook Ekonomi dengan tema “Meraih Peluang Pemulihan Ekonomi di 2021” pada hari Selasa, 22 Desember 2020 di Jakarta. Diskusi Panel Outlook Ekonomi dibuka oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo secara virtual.

Dalam sambutannya, Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa kebijakan yang berjalan baik di tahun 2020 patut diteruskan, terutama dalam penanganan Covid-19 dan pemulihan kehidupan masyarakat. “Pemerintah akan segera memberikan vaksin gratis ke seluruh masyarakat di awal 2021. Program vaksinasi ini diharapkan akan memberikan kepercayaan publik terhadap penanganan Covid-19 dan menimbulkan rasa aman di masyarakat. Dengan demikian, pemulihan ekonomi nasional diharapkan dapat berjalan dengan lebih cepat,” ungkap Presiden Joko Widodo.





Sejumlah reformasi struktural yang telah disiapkan pemerintah di tahun ini diperkirakan akan mulai terlihat hasilnya di tahun 2021. Implementasi UU Cipta Kerja, melalui sejumlah Peraturan Pelaksanaan akan mulai diberlakukan pada Februari 2021 dan diharapkan akan mendorong aktivitas ekonomi-sosial masyarakat, mendukung masuknya investasi dan juga capital inflow.

Sovereign Wealth Fund (SWF) atau Lembaga Pengelola Investasi (LPI) atau yang dikenal dengan nama Indonesia Investment Authority (INA), merupakan sumber pembiayaan pembangunan baru yang tidak berbasis pinjaman, tetapi dalam bentuk penyertaan modal atau ekuitas, diperkirakan akan mendorong pembangunan di berbagai sektor dan infrastruktur.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan Pemerintah telah mempersiapkan langkah mendasar dengan melakukan reformasi struktural yang akan dimulai pada awal tahun 2021 dan diharapkan hasilnya sudah mulai terlihat di sepanjang tahun 2021. “Pemerintah menggunakan momentum ini untuk meraih peluang dalam mendorong pemulihan ekonomi, dengan melakukan reformasi struktural melalui kemudahan berusaha, pemberian insentif usaha, dan dukungan UMKM, untuk memberikan kepastian usaha dan menciptakan iklim usaha dan investasi yang lebih baik, sehingga penciptaan lapangan kerja dapat terealisasi. Salah satu pendorong utama [key-driver] yang diandalkan adalah melalui UU Cipta Kerja,” ungkap Menko Airlangga.

Selain itu, sejumlah strategi lainnya turut disiapkan, yaitu dengan melanjutkan Program Komite PC-PEN (Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional) di tahun 2021, dukungan kebijakan untuk pemberdayaan UMKM, penyusunan Daftar Prioritas Investasi (DPI), dan pembentukan Lembaga Pengelola Investasi (LPI) atau SWF. Sinyal pemulihan mulai terlihat, ekspor mulai pulih pada akhir 2020 dan tren ini diharapkan terus terjaga pada tahun 2021. Indonesia telah mendapatkan kembali fasilitas Generalized System of Preferences (GSP) yang tentunya akan mendorong ekspor Indonesia.

Transaksi Berjalan Indonesia pun pertama kalinya surplus sebesar USD 964 juta atau 0,36 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sejak 10 tahun terakhir. Kondisi ini juga didukung oleh Neraca Perdagangan Indonesia yang sampai dengan Oktober surplus sebesar USD 17,07 Miliar, serta Cadangan Devisa yang cukup tinggi sebesar USD 135,2 Miliar pada Triwulan III/2020.

Berdasarkan data PDB pada Triwulan III tahun 2020 yang telah menunjukkan tren perbaikan, pemerintah optimis akan terus berlanjut di Triwulan IV 2020 dan sepanjang tahun 2021. “Indonesia telah melewati posisi rock bottom, posisi terendah ekonomi pada Triwulan II. Kita optimistis tren perbaikan dan pemulihan ekonomi akan terus berlanjut pada tahun mendatang,” ujar Menko Airlangga.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More