Efek Antigen, Orang Jadi Malas Piknik ke Bali
Selasa, 22 Desember 2020 - 14:44 WIB
JAKARTA - Niat pariwisata Bali untuk kembali pulih lagi pada libur natal dan tahun baru 2021 (nataru) ini harus tertunda. Mengingat angka kasus covid-19 hingga akhir tahun ini masih belum menunjukan tanda-tanda perbaikan. Alhasil, pemerintah kembali mengatur perjalanan orang yang akan pergi liburan menuju Bali. Salah satunya adalah dengan mewajibkan kepada para wisatawan untuk melakukan PCR Test dengan masa berlaku 14 hari.
Presiden Direktur Aviatory Indonesia Ziva Narendra Arifin mengatakan, pada libur natal dan tahun baru 2021, diperkirakan volume penerbangan tidak akan sama seperti periode yang sama tahun lalu. Dirinya memperkirakan jika 70-80 volume penerbangan pada libur nataru tahun lalu tidak bisa dipenuhi.
"Saya bisa bilang 70-80% dari volume penerbangan di akhir tahun yang biasanya ke pulau bali dibandingkan tahun lalu itu tidak terlayani pada tahun ini," ujarnya dalam acara market review IDX Channel, Selasa (22/12/2020).
Ziva menjelaskan, potensi dari pariwisata di Bali masih sangat besar. Bahkan, Bali masih menjadi salah satu destinasi wisata nomor satu di Indonesia yang menjadi tujuan para turis dalam negeri maupun wisatawan mancanegara. Selain itu, penerbangan yang datang ke Bali bukan hanya komersil. Beberapa pesawat yang sifatnya carter yang dilakukan oleh perusahaan migas maupun pertambangan juga biasanya akan datang ke Bali pada akhir tahun.
"Pulau Bali ini memang sangat signifikan sekali sebagai masih sampai saat ini sebagai tujuan wisata nomor satu di Indonesia baik lokal maupun asing. Penerbangan-penerbangan yang datang ke Bali pun bukan hanya penerbangan komersial, tetapi juga yang sifatnya carter," jelasnya.
Menurut Ziva, biasanya perusahaan migas maupun pertambangan secara rutin melakukan penerabngan natal (Christmas Flight). Penerbangan natal ini bisa diperuntukan kepada para pegawainya yang mudik ataupun untuk liburan menuju Bali "Khususnya perusahaan yang mengontrak maskapai seperti misalnya oil dan gas atau pertambangan setiap akhir tahun itu ada yang namanya christmas flight. Nah christmas flight bisa saja berupa mudik bagi karyawan ekspatriat atau juga penerbangan-penerbangan liburan ke pulau Bali ini," jelasnya.
Ditambah lagi, Bali sangat berharap pada libur akhir tahun ini untuk kembali minimal memulihkan sedikit efek dari pandemi yang sudah berlangsung sejak awal 2020. Namun sayangnya kenyataan yang terjadi di lapangan kasus pandemi masih belum berakhir. "Dengan menurunya volume penerbangan akibat pandemi covid-19, pulau bali sangat mengandalkan musim liburan akhir tahun. Namun kita harus hadapi kenyataan juga virus ini masih belum teratasi. Kita menghadapi realita bahwa untuk liburan ini pun saya kira 50% dari volume yang dipenuhi dari tahun lalu, di Desember 2019 itu akan sangat jauh sekali di bawahnya," jelas Ziva
Presiden Direktur Aviatory Indonesia Ziva Narendra Arifin mengatakan, pada libur natal dan tahun baru 2021, diperkirakan volume penerbangan tidak akan sama seperti periode yang sama tahun lalu. Dirinya memperkirakan jika 70-80 volume penerbangan pada libur nataru tahun lalu tidak bisa dipenuhi.
"Saya bisa bilang 70-80% dari volume penerbangan di akhir tahun yang biasanya ke pulau bali dibandingkan tahun lalu itu tidak terlayani pada tahun ini," ujarnya dalam acara market review IDX Channel, Selasa (22/12/2020).
Ziva menjelaskan, potensi dari pariwisata di Bali masih sangat besar. Bahkan, Bali masih menjadi salah satu destinasi wisata nomor satu di Indonesia yang menjadi tujuan para turis dalam negeri maupun wisatawan mancanegara. Selain itu, penerbangan yang datang ke Bali bukan hanya komersil. Beberapa pesawat yang sifatnya carter yang dilakukan oleh perusahaan migas maupun pertambangan juga biasanya akan datang ke Bali pada akhir tahun.
"Pulau Bali ini memang sangat signifikan sekali sebagai masih sampai saat ini sebagai tujuan wisata nomor satu di Indonesia baik lokal maupun asing. Penerbangan-penerbangan yang datang ke Bali pun bukan hanya penerbangan komersial, tetapi juga yang sifatnya carter," jelasnya.
Menurut Ziva, biasanya perusahaan migas maupun pertambangan secara rutin melakukan penerabngan natal (Christmas Flight). Penerbangan natal ini bisa diperuntukan kepada para pegawainya yang mudik ataupun untuk liburan menuju Bali "Khususnya perusahaan yang mengontrak maskapai seperti misalnya oil dan gas atau pertambangan setiap akhir tahun itu ada yang namanya christmas flight. Nah christmas flight bisa saja berupa mudik bagi karyawan ekspatriat atau juga penerbangan-penerbangan liburan ke pulau Bali ini," jelasnya.
Baca Juga
Ditambah lagi, Bali sangat berharap pada libur akhir tahun ini untuk kembali minimal memulihkan sedikit efek dari pandemi yang sudah berlangsung sejak awal 2020. Namun sayangnya kenyataan yang terjadi di lapangan kasus pandemi masih belum berakhir. "Dengan menurunya volume penerbangan akibat pandemi covid-19, pulau bali sangat mengandalkan musim liburan akhir tahun. Namun kita harus hadapi kenyataan juga virus ini masih belum teratasi. Kita menghadapi realita bahwa untuk liburan ini pun saya kira 50% dari volume yang dipenuhi dari tahun lalu, di Desember 2019 itu akan sangat jauh sekali di bawahnya," jelas Ziva
(nng)
tulis komentar anda