Investor Diminta Waspada Aksi Ambil Cuan di Tengah Kenaikan IHSG
Senin, 28 Desember 2020 - 10:26 WIB
JAKARTA - Indeks harga saham gabungan (IHSG) dibuka langung menguat di awal perdagangan Senin (28/12/2020) di level 6.061. Sebelumnya IHSG ditutup terkoreksi 0,24% di level 6.008,71 pada Rabu pekan lalu (23/12). Meskipun sempat bergerak ke bawah level 6.000 pada pukul 09.15 WIB tapi indeks masih kembali naik tipis ke atas 6.000.
Praktisi investasi Kefas Evander mengatakan, IHSG saat ini sudah terkonfirmasi dalam posisi uptrend setelah mengalami rally naik selama tujuh pekan. Meskipun sempat mengalami koreksi pekan lalu akibat profit taking, tapi terbukti IHSG masih bertahan di level 6.000. ( Baca juga:Awal Pekan Harga Emas Kembali Naik, Cek Nih Rinciannya )
"Pekan lalu sudah ada aksi profit taking di pekan kemarin karena investor membutuhkan dana liburan. Namun masa akhir tahun biasanya volatilitas tidak akan besar. Jadi IHSG tidak akan bergerak tajam atau cenderung mix, tapi akan naik sedikit. IHSG belum akan mencapai level 6.200 dalam waktu dekat," ujar Kefas dalam siaran live Market Opening di IDX Channel hari ini.
Namun dia tetap mengingatkan para investor agar tetap mengantisipasi koreksi karena IHSG sudah rally meskipun masih dalam uptrend, setidaknya hingga bulan Januari 2021. Masih ada beberapa sentimen positif yang rutin setiap awal tahun buat IHSG, mulai dari sentimen window dressing sejak awal Desember, momen Januari Effect, proyeksi penulis ekonomi nasional, hingga ekspektasi laporan kinerja keuangan emiten.
"Jadi indeks masih bullish hingga kuartal pertama 2021. Tetap ekspektasi pembagian dividen walaupun tidak akan terlalu tinggi karena kinerja emiten berat tahun ini," katanya.
Dia juga memiliki emiten favorit untuk sektor komoditas lantaran emiten pertambangan batubara, emas, ataupun nikel masih sangat menarik. Harga komoditas diperkirakan masih menguat setidaknya sampai kuartal pertama tahun depan. ( Baca juga:Diduga Depresi, Pria 32 Tahun di Bogor Tewas Bunuh Diri )
Sektor jagoan lainnya adalah perbankan. Menurutnya, bila terjadi koreksi emiten bank, khususnya kategori empat besar, bisa mulai dicicil membeli. Dia menilai walaupun perbankan sangat terdampak pandemi, tapi bisa recovery cepat dan ini sudah terlihat di kuartal empat sudah ada pemulihan ekonomi.
"Saya pribadi pilih emiten bank big four supaya lebih aman. Emiten Bank Mandiri atau BMRI bisa jadi pilihan dalam waktu dekat karena ada ruang kenaikan harga sahamnya ke level 6.800 dari saat ini di level 6.400," ujarnya.
Praktisi investasi Kefas Evander mengatakan, IHSG saat ini sudah terkonfirmasi dalam posisi uptrend setelah mengalami rally naik selama tujuh pekan. Meskipun sempat mengalami koreksi pekan lalu akibat profit taking, tapi terbukti IHSG masih bertahan di level 6.000. ( Baca juga:Awal Pekan Harga Emas Kembali Naik, Cek Nih Rinciannya )
"Pekan lalu sudah ada aksi profit taking di pekan kemarin karena investor membutuhkan dana liburan. Namun masa akhir tahun biasanya volatilitas tidak akan besar. Jadi IHSG tidak akan bergerak tajam atau cenderung mix, tapi akan naik sedikit. IHSG belum akan mencapai level 6.200 dalam waktu dekat," ujar Kefas dalam siaran live Market Opening di IDX Channel hari ini.
Namun dia tetap mengingatkan para investor agar tetap mengantisipasi koreksi karena IHSG sudah rally meskipun masih dalam uptrend, setidaknya hingga bulan Januari 2021. Masih ada beberapa sentimen positif yang rutin setiap awal tahun buat IHSG, mulai dari sentimen window dressing sejak awal Desember, momen Januari Effect, proyeksi penulis ekonomi nasional, hingga ekspektasi laporan kinerja keuangan emiten.
"Jadi indeks masih bullish hingga kuartal pertama 2021. Tetap ekspektasi pembagian dividen walaupun tidak akan terlalu tinggi karena kinerja emiten berat tahun ini," katanya.
Dia juga memiliki emiten favorit untuk sektor komoditas lantaran emiten pertambangan batubara, emas, ataupun nikel masih sangat menarik. Harga komoditas diperkirakan masih menguat setidaknya sampai kuartal pertama tahun depan. ( Baca juga:Diduga Depresi, Pria 32 Tahun di Bogor Tewas Bunuh Diri )
Sektor jagoan lainnya adalah perbankan. Menurutnya, bila terjadi koreksi emiten bank, khususnya kategori empat besar, bisa mulai dicicil membeli. Dia menilai walaupun perbankan sangat terdampak pandemi, tapi bisa recovery cepat dan ini sudah terlihat di kuartal empat sudah ada pemulihan ekonomi.
"Saya pribadi pilih emiten bank big four supaya lebih aman. Emiten Bank Mandiri atau BMRI bisa jadi pilihan dalam waktu dekat karena ada ruang kenaikan harga sahamnya ke level 6.800 dari saat ini di level 6.400," ujarnya.
(uka)
tulis komentar anda