Tahun Ini Diramalkan Tambah 1,1 Juta Pengangguran Lagi Akibat Pandemi
Kamis, 07 Januari 2021 - 14:36 WIB
JAKARTA - Tingkat pengangguran terbuka telah meningkat hampir dua kali lipat sebesar 7,8% (10,4 juta jiwa). Di balik angka pengangguran terbuka tersebut, masih ada pengangguran terselubung, yang jumlahnya dua kali lipat.
Ekonom Senior Indef Didik J Rachbini memperkirakan, pada tahun ini diperkirakan ada pengangguran tambahan sebesar 1,1 juta orang sebagai akibat Covid 19. Serta ada sekitar 2,6 juta orang angkatan kerja baru yang tidak terserap sehingga tambahan pengangguran totalnya tahun 2021 sebesar 3,6 juta orang.
(Baca Juga: Kurangi Pengangguran di Daerah, Kemnaker Minta Pemda Lakukan 3 Langkah Ini?)
"Masalah pengangguran ini menjadi faktor krusial dalam proses pemulihan ekonomi pada tahun 2021," ujar Didik di Jakarta, Kamis (7/1/2021).
Yang lebih memprihatinkan menurutnya adalah robohnya pilar industri bahkan sebelum pandemi. Pada masa pandemi sektor industri lebih terpuruk lagi penyerapan tenaga kerja baru masih sangat terbatas. "Industri akan cenderung mempekerjakan tenaga kerja yang sebelumnya dirumahkan atau dikurangi jam kerjanya," kata dia.
Dia pun memperkiraan tingkat kemiskinan naik 10,5%. Tetapi jumlah penduduk yang hampir miskin (near poor) masih jauh lebih banyak dari angka kemiskinan dengan garis batas kemiskinan yang rendah.
(Baca Juga: Sri Mulyani Sebut Pandemi Balikkan Capaian Angka Kemiskinan)
"Jika garis batas ditingkatkan maka lebih banyak lagi kasus kemiskinan tersebut, yang masuk katagori hampir miskin dan sesungguhnya memang miskin," imbuh Didik.
Meski demikian menurut dia program perlindungan sosial pada PEN membantu menjadi bantalan sosial untuk masyarakat. Tingkat pengangguran yang meningkat akan mendorong tambahan penduduk miskin baru, khususnya berasal dari kelompok di atas garis kemiskinan.
Ekonom Senior Indef Didik J Rachbini memperkirakan, pada tahun ini diperkirakan ada pengangguran tambahan sebesar 1,1 juta orang sebagai akibat Covid 19. Serta ada sekitar 2,6 juta orang angkatan kerja baru yang tidak terserap sehingga tambahan pengangguran totalnya tahun 2021 sebesar 3,6 juta orang.
(Baca Juga: Kurangi Pengangguran di Daerah, Kemnaker Minta Pemda Lakukan 3 Langkah Ini?)
"Masalah pengangguran ini menjadi faktor krusial dalam proses pemulihan ekonomi pada tahun 2021," ujar Didik di Jakarta, Kamis (7/1/2021).
Yang lebih memprihatinkan menurutnya adalah robohnya pilar industri bahkan sebelum pandemi. Pada masa pandemi sektor industri lebih terpuruk lagi penyerapan tenaga kerja baru masih sangat terbatas. "Industri akan cenderung mempekerjakan tenaga kerja yang sebelumnya dirumahkan atau dikurangi jam kerjanya," kata dia.
Dia pun memperkiraan tingkat kemiskinan naik 10,5%. Tetapi jumlah penduduk yang hampir miskin (near poor) masih jauh lebih banyak dari angka kemiskinan dengan garis batas kemiskinan yang rendah.
(Baca Juga: Sri Mulyani Sebut Pandemi Balikkan Capaian Angka Kemiskinan)
"Jika garis batas ditingkatkan maka lebih banyak lagi kasus kemiskinan tersebut, yang masuk katagori hampir miskin dan sesungguhnya memang miskin," imbuh Didik.
Meski demikian menurut dia program perlindungan sosial pada PEN membantu menjadi bantalan sosial untuk masyarakat. Tingkat pengangguran yang meningkat akan mendorong tambahan penduduk miskin baru, khususnya berasal dari kelompok di atas garis kemiskinan.
(fai)
tulis komentar anda