Kimia Farma Gandeng Anak Usaha Pertamina Bikin Pabrik Obat Paracetamol
Jum'at, 08 Januari 2021 - 14:51 WIB
JAKARTA - PT Kimia Farma, Tbk (Persero) menggandeng PT Kilang PertaminaInternasional (PT KPI), salah satu anak perusahaan PT Pertamina (Persero). Dalam kerja sama itu, dua perusahaat plat merah itu sepakat membangun pabrik farmasi paracetamol dengan kapasitas 3.800 ton per Annum (TPA) dari turunan produk petrokimia yaitu benzene.
Soal kesepakatan bisnis tersebut diungkapkan Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) I Pahala Nugraha Mansury di Jakarta, Jumat (8/1/2021). Menurut Pahala, PT KPI telah menandatangani Head of Agreement (HoA), tentang kajian skema kerja sama bisnis berdasarkan hasil joint study (penyediaan bahan baku benzene).
(Baca juga:Kimia Farma Jalin Kerja Sama dengan Cicilsewa)
Skema transaksi dan kajian komersial serta strategi pengembangan proyek ini bertujuan mendukung kemandirian farmasi di dalam negeri di mana sekitar 95% kebutuhan Bahan Baku Obat (BBO) saat ini masih impor.
“Hingga hari ini, kita ketahui bersama dan kita sama-sama belajar bahwa di tengah kondisi pandemi Covid-19 saat ini, kesehatan menjadi modal utama yang tidak terpisahkan dalam rangka memulihkan ekonomi nasional. Namun, yang harus kita ketahui bersama juga, hingga hari ini, kebutuhan akan bahan baku obat (BBO) masih impor sekitar 95%,” kata Pahala di Jakarta, Jumat (8/1/2021).
(Baca juga:Sinergi Kilang Pertamina Internasional dan Kimia Farma Perkuat Kemandirian Farmasi)
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengungkapkan PT KPI dan PT Kimia Farma bekerjasama mengolah lebih lanjut salah satu produk petrokimia yaitu benzene dan propylene yang berasal dari Kilang Refinery Unit (RU) IV Cilacap. Kedua produk tersebut diproduksi menjadi Para Amino Fenol (PAF) yang akan menjadi bahan baku farmasi salah satunyaparacetamol.
“Kerja sama ini membantu percepatan kemandirian industri farmasi nasional dan menurunkan defisit neraca perdagangan Indonesia melalui produksi paracetamol dari bahan baku benzene dan propylene dari Kilang RU IV Cilacap,” kata Nicke.
(Baca juga:Jangkau Pulau Terpencil, Kimia Farma dan BWA Luncurkan Klinik Apung)
Dampak positif kerja sama tersebut juga meningkatkan sinergi dan kolaborasi antar BUMN baik dari aspek bisnis, riset dan teknologi, hingga pengembangan SDM nasional yang profesional.
Nicke juga mengharapkan dukungan dari seluruh pihak terkait, termasuk key stakeholders dalam implementasi ke depan. Dengan dukungan yang diberikan diharapkan dapatmengoptimalkan kerja sama ini.
Dia berharap ke depan dapat tercipta ekosistem dari hulu ke hilir yang dapat mendukung pengembangan dan pertumbuhan industri petrokimia maupun industri farmasi nasional. “Ini dapat meningkatkan mutual benefit antara Pertamina khususnya PT KPI serta PT Kimia Farma,” tandasnya.
Soal kesepakatan bisnis tersebut diungkapkan Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) I Pahala Nugraha Mansury di Jakarta, Jumat (8/1/2021). Menurut Pahala, PT KPI telah menandatangani Head of Agreement (HoA), tentang kajian skema kerja sama bisnis berdasarkan hasil joint study (penyediaan bahan baku benzene).
(Baca juga:Kimia Farma Jalin Kerja Sama dengan Cicilsewa)
Skema transaksi dan kajian komersial serta strategi pengembangan proyek ini bertujuan mendukung kemandirian farmasi di dalam negeri di mana sekitar 95% kebutuhan Bahan Baku Obat (BBO) saat ini masih impor.
“Hingga hari ini, kita ketahui bersama dan kita sama-sama belajar bahwa di tengah kondisi pandemi Covid-19 saat ini, kesehatan menjadi modal utama yang tidak terpisahkan dalam rangka memulihkan ekonomi nasional. Namun, yang harus kita ketahui bersama juga, hingga hari ini, kebutuhan akan bahan baku obat (BBO) masih impor sekitar 95%,” kata Pahala di Jakarta, Jumat (8/1/2021).
(Baca juga:Sinergi Kilang Pertamina Internasional dan Kimia Farma Perkuat Kemandirian Farmasi)
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengungkapkan PT KPI dan PT Kimia Farma bekerjasama mengolah lebih lanjut salah satu produk petrokimia yaitu benzene dan propylene yang berasal dari Kilang Refinery Unit (RU) IV Cilacap. Kedua produk tersebut diproduksi menjadi Para Amino Fenol (PAF) yang akan menjadi bahan baku farmasi salah satunyaparacetamol.
“Kerja sama ini membantu percepatan kemandirian industri farmasi nasional dan menurunkan defisit neraca perdagangan Indonesia melalui produksi paracetamol dari bahan baku benzene dan propylene dari Kilang RU IV Cilacap,” kata Nicke.
(Baca juga:Jangkau Pulau Terpencil, Kimia Farma dan BWA Luncurkan Klinik Apung)
Dampak positif kerja sama tersebut juga meningkatkan sinergi dan kolaborasi antar BUMN baik dari aspek bisnis, riset dan teknologi, hingga pengembangan SDM nasional yang profesional.
Nicke juga mengharapkan dukungan dari seluruh pihak terkait, termasuk key stakeholders dalam implementasi ke depan. Dengan dukungan yang diberikan diharapkan dapatmengoptimalkan kerja sama ini.
Dia berharap ke depan dapat tercipta ekosistem dari hulu ke hilir yang dapat mendukung pengembangan dan pertumbuhan industri petrokimia maupun industri farmasi nasional. “Ini dapat meningkatkan mutual benefit antara Pertamina khususnya PT KPI serta PT Kimia Farma,” tandasnya.
(dar)
tulis komentar anda