IMF: Sistem Perbankan RI Stabil Berkat Kebijakan Berani dan Tepat Waktu
Jum'at, 08 Januari 2021 - 15:37 WIB
JAKARTA - Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) menyatakan, kombinasi kebijakan suku bunga yang lebih rendah dan pembelian obligasi pemerintah Bank Indonesia (BI) adalah hal yang tepat dalam keadaan saat ini.
(Baca Juga: Konsumsi dan Daya Beli Masyarakat Kunci Pertumbuhan Kredit Perbankan)
"Rencana otoritas yang menggunakan mekanisme pasar pada bulan April 2020 untuk pembelian obligasi pemerintah BI pada tahun 2021, akan memberikan keseimbangan yang lebih baik antara manfaat dan risiko yang terkait dengan pembiayaan anggaran moneter oleh BI," kata Tim IMF Thomas Helbling dalam siaran pers di Jakarta, Jumat (8/1/2021).
Dia juga menilai sistem perbankan Indonesia tetap stabil, berkat intervensi kebijakan yang berani dan tepat waktu. Namun, pencadangan kerugian pinjaman yang memadai akan menjadi penting bagi kemampuan bank untuk menyerap risiko kualitas aset yang meningkat.
(Baca Juga: Ekonomi Mulai Pulih, Likuiditas Perbankan Tertinggi Sepanjang Sejarah)
Otoritas juga sedang mempersiapkan berbagai langkah kebijakan yang ditujukan untuk mendorong penyaluran kredit perbankan, khususnya untuk pembiayaan UKM. "Langkah-langkah ini dapat dilengkapi dengan langkah-langkah kebijakan tambahan yang ditargetkan jika kredit agregat tidak pulih seperti yang diharapkan," ujarnya.
(Baca Juga: Konsumsi dan Daya Beli Masyarakat Kunci Pertumbuhan Kredit Perbankan)
"Rencana otoritas yang menggunakan mekanisme pasar pada bulan April 2020 untuk pembelian obligasi pemerintah BI pada tahun 2021, akan memberikan keseimbangan yang lebih baik antara manfaat dan risiko yang terkait dengan pembiayaan anggaran moneter oleh BI," kata Tim IMF Thomas Helbling dalam siaran pers di Jakarta, Jumat (8/1/2021).
Dia juga menilai sistem perbankan Indonesia tetap stabil, berkat intervensi kebijakan yang berani dan tepat waktu. Namun, pencadangan kerugian pinjaman yang memadai akan menjadi penting bagi kemampuan bank untuk menyerap risiko kualitas aset yang meningkat.
(Baca Juga: Ekonomi Mulai Pulih, Likuiditas Perbankan Tertinggi Sepanjang Sejarah)
Otoritas juga sedang mempersiapkan berbagai langkah kebijakan yang ditujukan untuk mendorong penyaluran kredit perbankan, khususnya untuk pembiayaan UKM. "Langkah-langkah ini dapat dilengkapi dengan langkah-langkah kebijakan tambahan yang ditargetkan jika kredit agregat tidak pulih seperti yang diharapkan," ujarnya.
(fai)
tulis komentar anda