Ekonomi Mulai Pulih, Likuiditas Perbankan Tertinggi Sepanjang Sejarah

Senin, 04 Januari 2021 - 12:31 WIB
loading...
Ekonomi Mulai Pulih, Likuiditas Perbankan Tertinggi Sepanjang Sejarah
OJK sinyal pemulihan ekonomi sudah terlihat yang antara lain didukung oleh likuiditas perbankan saat ini yang tinggi. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai sinyal pemulihan ekonomi sudah mulai terlihat dengan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) yang membaik di kuartal ketiga dari -5,32% di kuartal II menjadi minus -3,49%.

Menurut Ketua OJK Wimboh Santoso, stabilitas sektor jasa keuangan juga tetap terjaga dengan baik yang ditunjukkan oleh permodalan yang tinggi dengan rasio kecukupan modal (CAR) 24,19%.

(Baca Juga: Pasar Modal Mulai Bangkit, Bos OJK: Kita Lebih Baik dari ASEAN)

"Likuiditas yang memadai didukung alat likuid perbankan yang terus meningkat pada level tertinggi dalam sejarah mencapai sekitar Rp2.250 triliun, kenaikan penjualan kendaraan bermotor, kinerja manufaktur yang kembali di zona ekspansi, dan indeks penjualan eceran yang membaik," papar Wimboh di Jakarta, Senin (4/1/2021).

Pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal ketiga mengalami perbaikan yaitu menjadi -3,49% yoy dari sebelumnya -5,32% yoy pada kuartal II/2020 mengindikasikan pemulihan ekonomi terus berlangsung dan sudah memperlihatkan sinyal positif

Sementara itu, OJK juga mengeluarkan kebijakan untuk stabilisasi pasar keuangan sejak bulan Februari lalu dan memberikan ruang bagi pelaku usaha untuk dapat bertahan dengan kebijakan restrukturisasi POJK 11/2020 di bulan Maret lalu dan juga liniensi implementasi ketentuan beberapa standar prudential.

(Baca Juga: Sebanyak 344 Juta Rekening Sudah Dijamin LPS, Likuiditas Bank Stabil)

Lalu, sinyal pemulihan tersebut merupakan momentum bagi bangkitnya industri pasar modal, baik dari sisi investor yang disediakan alternatif instrumen investasi di pasar modal dengan return yang lebih tinggi dari deposito, dan dari sisi issuer juga disediakan alternatif pembiayaan dari pasar modal dengan yield yang relatif rendah dibandingkan kredit perbankan.
(fai)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1564 seconds (0.1#10.140)