Black Box Sriwijaya Air Dikabarkan Sudah Ketemu, Basarnas Lanjutkan Pencarian Korban
Senin, 11 Januari 2021 - 12:31 WIB
JAKARTA - Black box atau kotak hitam pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang mengalami kecelakaan dikabarkan sudah ditemukan oleh Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) pada Senin (11/1/2021) pagi tadi di perairan Pulau Seribu.
Dari informasi yang diperoleh MNC News Portal, temuan perangkat perekam data penerbangan atau flight data recorder (FDR) itu akan ditinjau langsung oleh Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto di lokasi. Hanya saja kabar tersebut dibantah oleh pihak Basarnas.
Kepala Kantor SAR Jakarta Hendra Sudirman menyebut, pihaknya belum mendapat kabar tersebut. "Kami belum dapet informasi selaku LC (leadership coordination) laut informasi terkait dengan temua black box, sampai saat ini saya belum terima, apa ada yang sudah terima?" ujar Hendra saat dkonfirmasi langsung MNC News Portal, Senin (11/1/2021).
(
)
Hendra menegaskan, sekalipun kotak hitam pesawat Sriwijaya Air tersebut sudah ditemukan, pihaknya akan terus melakukan pencarian hingga seluruh penumpang dapat diidentifikasikan.
Eksplorasi pencrian bisa berhenti ketika pihak kepolisian yang diwakili oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) sudah mencatat semua korban atau penumpang yang tercatat sebanyak 62 orang.
"Sampai pihak kepolisian dalam hal ini adalah DVI itu menyatakan bahwa seluruh korban sudah ditemukan, sebab yang punya kewenangan untuk mengidentifikasi bahwa bagian tubuh yang sudah ditemukan itu si A nama si A itu saat ini DVI, nanti dia yang menyatakan bahwa 62 korban atau 62 POB sudah bisa teridentifikasi semua berarti clear, selanjutnya nanti LC Basarnas akan melakukan pertimbangan kesana," kata dia.
Keputusan untuk tetap melanjutkan pencatian korban maskapai penerbangan nasional itu didasarkan pada aturan dari International Civil Aviation Organization (ICAO) atau Organisasi Penerbangan Sipil Internasional.
Dalam beleid badan dunia itu menejelaskan bahwa setiap pelaksanaan operasi yang mengakibatkan kecelakaan transportasi udara maupun laut sipil keweangannya ada di badan nasional pencarian dan pertolongan atau Basarnas.
( )
Meski begitu, pihak Basarnas akan tetap melakukan komunikasi oleh pihak terkait baik itu pemerintah, TNI, Polri, hingga manajemen Sriwijaya Air. "Ya tetep bagus lah karena jujur saja kita dibantu kok, kita terbantu sekali dengan TNI Polri sangat terbantu sekali karena mereka juga terikat dengan undang-undang selain perang," kata dia.
Dari informasi yang diperoleh MNC News Portal, temuan perangkat perekam data penerbangan atau flight data recorder (FDR) itu akan ditinjau langsung oleh Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto di lokasi. Hanya saja kabar tersebut dibantah oleh pihak Basarnas.
Kepala Kantor SAR Jakarta Hendra Sudirman menyebut, pihaknya belum mendapat kabar tersebut. "Kami belum dapet informasi selaku LC (leadership coordination) laut informasi terkait dengan temua black box, sampai saat ini saya belum terima, apa ada yang sudah terima?" ujar Hendra saat dkonfirmasi langsung MNC News Portal, Senin (11/1/2021).
(
Baca Juga
Hendra menegaskan, sekalipun kotak hitam pesawat Sriwijaya Air tersebut sudah ditemukan, pihaknya akan terus melakukan pencarian hingga seluruh penumpang dapat diidentifikasikan.
Eksplorasi pencrian bisa berhenti ketika pihak kepolisian yang diwakili oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) sudah mencatat semua korban atau penumpang yang tercatat sebanyak 62 orang.
"Sampai pihak kepolisian dalam hal ini adalah DVI itu menyatakan bahwa seluruh korban sudah ditemukan, sebab yang punya kewenangan untuk mengidentifikasi bahwa bagian tubuh yang sudah ditemukan itu si A nama si A itu saat ini DVI, nanti dia yang menyatakan bahwa 62 korban atau 62 POB sudah bisa teridentifikasi semua berarti clear, selanjutnya nanti LC Basarnas akan melakukan pertimbangan kesana," kata dia.
Keputusan untuk tetap melanjutkan pencatian korban maskapai penerbangan nasional itu didasarkan pada aturan dari International Civil Aviation Organization (ICAO) atau Organisasi Penerbangan Sipil Internasional.
Dalam beleid badan dunia itu menejelaskan bahwa setiap pelaksanaan operasi yang mengakibatkan kecelakaan transportasi udara maupun laut sipil keweangannya ada di badan nasional pencarian dan pertolongan atau Basarnas.
( )
Meski begitu, pihak Basarnas akan tetap melakukan komunikasi oleh pihak terkait baik itu pemerintah, TNI, Polri, hingga manajemen Sriwijaya Air. "Ya tetep bagus lah karena jujur saja kita dibantu kok, kita terbantu sekali dengan TNI Polri sangat terbantu sekali karena mereka juga terikat dengan undang-undang selain perang," kata dia.
(ind)
tulis komentar anda