Program B40 Mendadak Batal Lanjut di 2021, Ini Sebabnya
Kamis, 14 Januari 2021 - 19:27 WIB
JAKARTA - Pemerintah memutuskan untuk menunda program mandatori biodiesel 30 (B30) menjadi biodiesel 40% (B40) di tahun 2021. Hal ini mempertimbangkan tingginya harga CPO dan jatuhnya harga BBM.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana mengatakan, secara teknis sudah dipersiapkan untuk tahun ini. Namun saat ini selisih harga sawit yang merupakan bahan baku biodiesel dengan harga minyak mentah cukup besar. "Secara teknis kita siapkan dari kualitasnya, berapa persen kadar airnya, bahkan sudah diuji dengan mesin ," ujarnya dalam konferensi pers Capaian Kinerja 2020 dan Rencana Kerja 2021 secara virtual, Kamis (14/1/2021).
Menurut dia, dengan selisih harga tersebut, besaran dana insentif biodiesel cukup terbatas untuk menjalankan mandatori B40 sehingga pemerintah menunda program tersebut. "Harga sawit lagi bagus-bagusnya. Sedangkan harga BBM turun sehingga secara anggaran insentifnya tidak cukup," ungkapnya.
Dadan memperkirakan insentif untuk program B30 pada tahun ini sebanyak 9,2 juta kilo liter (KL) akan mencapai Rp46 triliun. Ini pun sudah dikoordinasikan dengan Kementerian Koordinator Perekonomian. "Insentifnya sekitar Rp46 triliun. Ada angka persisnya tetapi itu angka proyeksi karena kita tidak bisa memastikan harga sawit akan berapa dan harga bahan bakar berapa. Jadi gampangnya Rp5.000 dikalikan 9,2 KL," jelasnya.
Dadan menambahkan, penerapan B40 sudah melalui kajian laboratorium. Hanya saja untuk uji jalan penggunaan masih sulit dijalankan mengingat kondisi pandemi Covid-19. "Dulu diuji di jalan raya namun karena pandemi kita lakukan di lab dan sudah lolos 1.000 jam dengan kecepatan 50 km/ jam," tandasnya.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana mengatakan, secara teknis sudah dipersiapkan untuk tahun ini. Namun saat ini selisih harga sawit yang merupakan bahan baku biodiesel dengan harga minyak mentah cukup besar. "Secara teknis kita siapkan dari kualitasnya, berapa persen kadar airnya, bahkan sudah diuji dengan mesin ," ujarnya dalam konferensi pers Capaian Kinerja 2020 dan Rencana Kerja 2021 secara virtual, Kamis (14/1/2021).
Menurut dia, dengan selisih harga tersebut, besaran dana insentif biodiesel cukup terbatas untuk menjalankan mandatori B40 sehingga pemerintah menunda program tersebut. "Harga sawit lagi bagus-bagusnya. Sedangkan harga BBM turun sehingga secara anggaran insentifnya tidak cukup," ungkapnya.
Dadan memperkirakan insentif untuk program B30 pada tahun ini sebanyak 9,2 juta kilo liter (KL) akan mencapai Rp46 triliun. Ini pun sudah dikoordinasikan dengan Kementerian Koordinator Perekonomian. "Insentifnya sekitar Rp46 triliun. Ada angka persisnya tetapi itu angka proyeksi karena kita tidak bisa memastikan harga sawit akan berapa dan harga bahan bakar berapa. Jadi gampangnya Rp5.000 dikalikan 9,2 KL," jelasnya.
Dadan menambahkan, penerapan B40 sudah melalui kajian laboratorium. Hanya saja untuk uji jalan penggunaan masih sulit dijalankan mengingat kondisi pandemi Covid-19. "Dulu diuji di jalan raya namun karena pandemi kita lakukan di lab dan sudah lolos 1.000 jam dengan kecepatan 50 km/ jam," tandasnya.
(nng)
tulis komentar anda