Ada Animo Asing, IHSG Berpotensi Menguat
Jum'at, 15 Januari 2021 - 15:18 WIB
JAKARTA - Head of Research Praus Capital Alfred Nainggolan menyebutkan bahwa meski indeks harga saham gabungan (IHSG) dalam kondisi rawan terkoreksi, namun ada potensi IHSG ditutup positif di level 6.400-an.
"Valuasi IHSG mengalami kenaikan, meski dari sisi performa fundamental, kenaikannya tidak bisa pulih cepat 100%," ungkap Alfred dalam IDX Channel Market Opening Live di Jakarta, Jumat (15/1/2021). ( Baca juga:IHSG Terkoreksi, Asing Justru Antusias Beli Saham )
Menurut dia, banyak kenaikan valuasi di IHSG, tapi tidak bisa dipungkiri banyak katalis yang mendorong. Positioning emerging market seperti Indonesia punya nilai tambah dalam fase recovery ini.
"Kita lihat di awal tahun, animo investor asing asing cukup kuat. Asing mulai melihat kondisi 2021 sangat kondusif untuk emerging market. Rupiah di awal tahun bisa dibawah 14.000. Ini membuat valuasi short term sedikit lebih tinggi," tambahnya.
Ke depannya, dengan percepatan fundamental atau kenaikan emiten, akan kembali normal untuk valuasi IHSG.
"Sebelum pandemi, IHSG tertinggi di 6.693. IHSG di 6465. Level paling cukup selamat adalah di level tertinggi kita menembus 6.700-6.800 asal 6.693 tembus, masih ada peluang kenaikan," ucap Alfred.
Sebelumnya, saat IHSG terkoreksi tipis, asing justru membeli saham. Pembelian asing mencapai Rp9,39 triliun rupiah.
"Akumulasi nett buy asing hampir mencapai Rp10 triliun. Maka support dan resistancenya di 6.500-6.700. Lalu level support akan kuat di 6.278 untuk antisipasi profit taking dalam volume besar meski sulit melihat animo asing atau nett buynya tinggi," tambah Alfred.
Dari level konsolidasi, sentimen masih on the track karena tidak ada perubahan isu-isu fundamental. Ke depannya, menurut Alfred, sudah banyak bermain ke sentimen individual. ( Baca juga:Diduga Langgar Protokol Kesehatan, Raffi Ahmad Digugat ke Pengadilan Negeri Depok )
"Dari sisi makro, baik global dan domestik sudah on the track, terlebih rencana stimulus Joe Biden. Yang banyak dinantikan adalah surprise dari para emiten kita nanti," tambahnya.
"Valuasi IHSG mengalami kenaikan, meski dari sisi performa fundamental, kenaikannya tidak bisa pulih cepat 100%," ungkap Alfred dalam IDX Channel Market Opening Live di Jakarta, Jumat (15/1/2021). ( Baca juga:IHSG Terkoreksi, Asing Justru Antusias Beli Saham )
Menurut dia, banyak kenaikan valuasi di IHSG, tapi tidak bisa dipungkiri banyak katalis yang mendorong. Positioning emerging market seperti Indonesia punya nilai tambah dalam fase recovery ini.
"Kita lihat di awal tahun, animo investor asing asing cukup kuat. Asing mulai melihat kondisi 2021 sangat kondusif untuk emerging market. Rupiah di awal tahun bisa dibawah 14.000. Ini membuat valuasi short term sedikit lebih tinggi," tambahnya.
Ke depannya, dengan percepatan fundamental atau kenaikan emiten, akan kembali normal untuk valuasi IHSG.
"Sebelum pandemi, IHSG tertinggi di 6.693. IHSG di 6465. Level paling cukup selamat adalah di level tertinggi kita menembus 6.700-6.800 asal 6.693 tembus, masih ada peluang kenaikan," ucap Alfred.
Sebelumnya, saat IHSG terkoreksi tipis, asing justru membeli saham. Pembelian asing mencapai Rp9,39 triliun rupiah.
"Akumulasi nett buy asing hampir mencapai Rp10 triliun. Maka support dan resistancenya di 6.500-6.700. Lalu level support akan kuat di 6.278 untuk antisipasi profit taking dalam volume besar meski sulit melihat animo asing atau nett buynya tinggi," tambah Alfred.
Dari level konsolidasi, sentimen masih on the track karena tidak ada perubahan isu-isu fundamental. Ke depannya, menurut Alfred, sudah banyak bermain ke sentimen individual. ( Baca juga:Diduga Langgar Protokol Kesehatan, Raffi Ahmad Digugat ke Pengadilan Negeri Depok )
"Dari sisi makro, baik global dan domestik sudah on the track, terlebih rencana stimulus Joe Biden. Yang banyak dinantikan adalah surprise dari para emiten kita nanti," tambahnya.
(uka)
Lihat Juga :
tulis komentar anda