Beli Vale, Inalum Terbitkan Global Bond Rp37,5 Triliun
Jum'at, 15 Mei 2020 - 13:51 WIB
JAKARTA - Holding BUMN pertambangan milik negara, PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau MIND ID menerbitkan obligasi global (global bond) senilai USD2,5 miliar atau setara dengan Rp37,5 triliun. Penerbitan surat utang tersebut salah satunya akan digunakan untuk mengakuisi PT Vale Indonesia Tbk (INCO).
"Kita akan memakai hasil obligasi ini untuk membeli Vale," ujar Direktur Utama Inalum Orias Petrus Moedak saat konferensi pers virtual di Jakarta, Jumat (15/5/2020).
Menurut dia akuisisi saham Vale akan disesuaikan dengan harga terbaru disesuaikan dengan kondisi pandemi Covid-19. Namun dengan kondisi pandemi Covid-19 perhitungan antara Inalum dengan Vale belum mengalami kesepakatan. "Perhitungan kita belum ada kesepakatan. Nanti mereka yang akan mengumumkan," jelasnya.
(Baca Juga: Ditunjuk Jadi Dirut Holding Tambang, Orias Akan Eksekusi Divestasi Saham Vale)
Untuk menghitung valuasi saham terbaru tersebut, pihaknya melibatkan pihak ke tiga untuk mengevaluasi agar agar sesuai dengan aturan yang baerlaku. Orias memastikan bahwa dana untuk membeli Vale telah tersedia tinggal menunggu kesepakatan bersama.
"Uang sudah ada tinggal disepakati. Kami perlu pihak lain untuk mereview bahwa itungan kita ktidak melanggar aturan," kata dia.
Pihaknya tidak memungkiri ada kemungkinan akuisisi akan dilaksanakan pada bulan ini. Meski begitu tergantung dengan hasil kesepakatan harga terbaru. "Kalau sudah ada kesepakatan kita segera laksanakan. Dua-duanya ini masih menunggu approval," ungkapnya.
Sebagai informasi, surat utang global tersbeut diterbitkan pada Selasa (12/5) dengan kisaran kupon 4,75-5,80%. Adapun surat utang tersebut terdiri dari tiga seri dengan tenor yakni USD1 miliar dengan tingkat kupon sebesar 4,75% dan tenor hingga 2025, lalu USD1 miliar dengan tingkat kupon sebesar 5,45% dan tenor hingga 2030; USD500 juta dengan tingkat kupon sebesar 5,8% dan tenor hingga 2050.
Sedangkan obligasi tersebut dipasarkan di Singapura, Hong Kong, London, dan New York. Dalam penawarannya, surat utang ini mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) sebanyak 6,4 kali.
Selain akuisisi, penerbitan surat utang tersbeut akan digunakan perusahaan untuk pembelian kembali (buyback) sebagian dari obligasi senilai USD4 miliar yang diterbitkan oleh perusahaan pada 2018. Surat utang yang dimaksud memiliki tingkat bunga senilai 5,23% untuk nominal USD1 miliar yang akan jatuh tempo tahun depan dan 5,71% senilai USD1 miliar yang jatuh tempo pada 2021. Tidak hanya itu penerbitan surat utang global tersebut juga akan digunakan untuk membayar utang anak usaha.
"Kita membayar utang anak usaha yang memang patut dibayar. Kalau bunganya memang mahal kita akan bantu bayar tapi kalau bunga murah kita nggak bayar. Dan kita bayar untuk bunga mahal dan tenor yang sudah mendesak. Kita pertimbangkan melakukan pembayaran," ungkap Orias.
"Kita akan memakai hasil obligasi ini untuk membeli Vale," ujar Direktur Utama Inalum Orias Petrus Moedak saat konferensi pers virtual di Jakarta, Jumat (15/5/2020).
Menurut dia akuisisi saham Vale akan disesuaikan dengan harga terbaru disesuaikan dengan kondisi pandemi Covid-19. Namun dengan kondisi pandemi Covid-19 perhitungan antara Inalum dengan Vale belum mengalami kesepakatan. "Perhitungan kita belum ada kesepakatan. Nanti mereka yang akan mengumumkan," jelasnya.
(Baca Juga: Ditunjuk Jadi Dirut Holding Tambang, Orias Akan Eksekusi Divestasi Saham Vale)
Untuk menghitung valuasi saham terbaru tersebut, pihaknya melibatkan pihak ke tiga untuk mengevaluasi agar agar sesuai dengan aturan yang baerlaku. Orias memastikan bahwa dana untuk membeli Vale telah tersedia tinggal menunggu kesepakatan bersama.
"Uang sudah ada tinggal disepakati. Kami perlu pihak lain untuk mereview bahwa itungan kita ktidak melanggar aturan," kata dia.
Pihaknya tidak memungkiri ada kemungkinan akuisisi akan dilaksanakan pada bulan ini. Meski begitu tergantung dengan hasil kesepakatan harga terbaru. "Kalau sudah ada kesepakatan kita segera laksanakan. Dua-duanya ini masih menunggu approval," ungkapnya.
Sebagai informasi, surat utang global tersbeut diterbitkan pada Selasa (12/5) dengan kisaran kupon 4,75-5,80%. Adapun surat utang tersebut terdiri dari tiga seri dengan tenor yakni USD1 miliar dengan tingkat kupon sebesar 4,75% dan tenor hingga 2025, lalu USD1 miliar dengan tingkat kupon sebesar 5,45% dan tenor hingga 2030; USD500 juta dengan tingkat kupon sebesar 5,8% dan tenor hingga 2050.
Sedangkan obligasi tersebut dipasarkan di Singapura, Hong Kong, London, dan New York. Dalam penawarannya, surat utang ini mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) sebanyak 6,4 kali.
Selain akuisisi, penerbitan surat utang tersbeut akan digunakan perusahaan untuk pembelian kembali (buyback) sebagian dari obligasi senilai USD4 miliar yang diterbitkan oleh perusahaan pada 2018. Surat utang yang dimaksud memiliki tingkat bunga senilai 5,23% untuk nominal USD1 miliar yang akan jatuh tempo tahun depan dan 5,71% senilai USD1 miliar yang jatuh tempo pada 2021. Tidak hanya itu penerbitan surat utang global tersebut juga akan digunakan untuk membayar utang anak usaha.
"Kita membayar utang anak usaha yang memang patut dibayar. Kalau bunganya memang mahal kita akan bantu bayar tapi kalau bunga murah kita nggak bayar. Dan kita bayar untuk bunga mahal dan tenor yang sudah mendesak. Kita pertimbangkan melakukan pembayaran," ungkap Orias.
(fai)
Lihat Juga :
tulis komentar anda