Penuhi 1,2 Juta Ton Permintaan Domestik, Grup MIND ID Garap Proyek Greenfield
loading...
A
A
A
JAKARTA - MIND ID melalui PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) berupaya meningkatkan kapasitas smelter . Inalum menargetkan produksi aluminium pada 2024 menjadi 300 ribu ton per tahun.
“Penambahan produksi Inalum ini disokong dengan rampungnya peningkatan fasilitas produksi dari eksisting smelter di Kuala Tanjung,” kata Sekretaris Perusahaan MIND ID Heri Yusuf, Jumat (8/9/2023).
Untuk memenuhi permintaan domestik 1,2 juta ton per tahun, Inalum memiliki proyek strategis ekspansi smelter aluminium, salah satunya greenfield. Proyek ini menjadi sangat critical bagi Inalum untuk bisa menjadi swasembada aluminium demi memenuhi kebutuhan aluminium di domestik.
Proyek ekspansi greenfield 600 ktpa ini berlokasi di Sumatra Selatan, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Timur. Melalui proyek ini, memungkinkan adanya peluang perjanjian pasokan alumina dengan PT Borneo Alumina Indonesia (PT BAI) dan produsen lain sebelum ke dalam negeri.
Proyek ini menggunakan material alumina, CPC, CTP, dan bahan baku lain yang menggunakan self-usage port terminal dengan power supply hingga 1008 MW. Proyek ekspansi greenfield dimanfaatkan untuk kebutuhan dalam negeri, namun sebagian lagi juga dimanfaatkan untuk ekspor.
Lebih lanjut, protek ekspansi greenfield memiliki kapasitas produksi minimal 600 ktpa dengan arus saluran mininal 600 kA. Sementara untuk konsumsi direct current (DC) maksimal hingga 13.032 kWh/T.AI.
Dari data terbaru, terdapat selisih hingga 387 ribu ton per tahun antara produksi inalum dengan kebutuhan dalam negeri. Selain itu, terdapat peluang untuk memenuhi permintaan aluminium sekunder dalam dan global yang memiliki tingkat pertumbuhan lebih tinggi dibandingkan aluminium primer.
Sejauh ini, proyek smelter eksisting + upgrade + brownfield Inalum yang berlokasi di Kuala Tanjung memiliki kapasitas 900 ribu ktpa. Untuk proyek Nanshan Indonesia di Bintan memiliki kapasitas 250 ribu ktpa dan berkembang hingga 1 juta ktpa.
Selanjutnya proyek smelter Aluminium Kalimantan Industry (Adaro) di Kalimantan Utara berkapasitas hingga 500 ribu ktpa. Sementara proyek smelter Tshingshan di Sulawesi memiliki kapasitas 500 ribu ktpa hingga 1 juta ktpa.
“Penambahan produksi Inalum ini disokong dengan rampungnya peningkatan fasilitas produksi dari eksisting smelter di Kuala Tanjung,” kata Sekretaris Perusahaan MIND ID Heri Yusuf, Jumat (8/9/2023).
Untuk memenuhi permintaan domestik 1,2 juta ton per tahun, Inalum memiliki proyek strategis ekspansi smelter aluminium, salah satunya greenfield. Proyek ini menjadi sangat critical bagi Inalum untuk bisa menjadi swasembada aluminium demi memenuhi kebutuhan aluminium di domestik.
Proyek ekspansi greenfield 600 ktpa ini berlokasi di Sumatra Selatan, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Timur. Melalui proyek ini, memungkinkan adanya peluang perjanjian pasokan alumina dengan PT Borneo Alumina Indonesia (PT BAI) dan produsen lain sebelum ke dalam negeri.
Proyek ini menggunakan material alumina, CPC, CTP, dan bahan baku lain yang menggunakan self-usage port terminal dengan power supply hingga 1008 MW. Proyek ekspansi greenfield dimanfaatkan untuk kebutuhan dalam negeri, namun sebagian lagi juga dimanfaatkan untuk ekspor.
Lebih lanjut, protek ekspansi greenfield memiliki kapasitas produksi minimal 600 ktpa dengan arus saluran mininal 600 kA. Sementara untuk konsumsi direct current (DC) maksimal hingga 13.032 kWh/T.AI.
Dari data terbaru, terdapat selisih hingga 387 ribu ton per tahun antara produksi inalum dengan kebutuhan dalam negeri. Selain itu, terdapat peluang untuk memenuhi permintaan aluminium sekunder dalam dan global yang memiliki tingkat pertumbuhan lebih tinggi dibandingkan aluminium primer.
Sejauh ini, proyek smelter eksisting + upgrade + brownfield Inalum yang berlokasi di Kuala Tanjung memiliki kapasitas 900 ribu ktpa. Untuk proyek Nanshan Indonesia di Bintan memiliki kapasitas 250 ribu ktpa dan berkembang hingga 1 juta ktpa.
Selanjutnya proyek smelter Aluminium Kalimantan Industry (Adaro) di Kalimantan Utara berkapasitas hingga 500 ribu ktpa. Sementara proyek smelter Tshingshan di Sulawesi memiliki kapasitas 500 ribu ktpa hingga 1 juta ktpa.
(uka)