Kadin Sebut Surplus Neraca Dagang karena Turunnya Produktivitas Manufaktur

Senin, 18 Januari 2021 - 15:01 WIB
foto/ilustrasi/SINDOnews
JAKARTA - Neraca perdagangan Indonesia kembali surplus USD2,1 miliar Amerika pada Desember 2020. Surplus tersebut memperbesar surplus neraca dagang Indonesia selama tahun 2020.

Sepanjang 2020, neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus US$21,74 miliar. Surplus dihasilkan oleh kinerja ekspor yang mencapai US$163,30 miliar dan impor US$141,56 miliar. ( Baca juga:Kasus Sengketa Ekspor Bijih Nikel, Indonesia Siap Hadapi Tuntutan Uni Eropa di WTO )

Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bidang Hubungan Internasional Shinta Widjaja Kamdani menuturkan, surplus perdagangan yang dialami Indonesia patut disyukuri.

Baca Juga: Pedes! Ekonom Ini Sebut Surplus Neraca Perdagangan Cuma Beruntung

"Patut kita syukuri. Kita punya surplus perdagangan. Dengan surplus ini bisa mencegah defisit yang lebih dalam pada perekonomian nasional," katanya dalam Market Review IDX Channel, Senin (18/1/2021).



Ia mengatakan bahwa surplus tersebut sangat penting di tengah kondisi ekonomi Indonesia yang sedang resesi. Adanya surplus perdagangan membuat stabilitas ekonomi Indonesia menjadi kuat.

"Secara tidak langsung kondisi surplus ini menimbulkan terciptanya stabilitas meskipun dalam resesi ekonomi. Nah ini sangat penting untuk pemulihan ekonomi yang lebih stabil," ujarnya. ( Baca juga:Ditolak 10 Rumah Sakit, Penderita Covid-19 Asal Depok Meninggal di Taksi Online )

Namun, Ia menjelaskan, terjadinya surplus di Indonesia disebabkan menurunnya produktivitas industri manufaktur. Hal itu dipengaruhi oleh demand yang menurun.

"Kalo kita melihat adanya kontraksi permintaan bahan baku dan bahan penolong di industri manufaktur sehingga impor menurun" terangnya.

(uka)
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More