Telan Rp6,8 Triliun untuk Koridor Kelapa Gading-Velodrome, LRT Jakarta Sepi Penumpang
Kamis, 21 Januari 2021 - 20:29 WIB
JAKARTA - Upaya Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menargetkan jumlah penumpang Light Rail Transit (LRT) Jakarta per hari sebesar 14.000 seakan menjadi impian semata. Tingkat okupansi LRT Jakarta jauh dari harapan pemerintah. Koridor yang menghubungkan Kelapa Gading-Velodrome sepanjang 5,8 kilometer (km) dengan biaya pembangunan yang mencapai Rp6,8 triliun itu masih sepi penumpang.
Pantauan MNC News Portal di tiga stasiun seperti Velodrome, Equestrian, dan Pulomas pada pekan ketiga Januari 2021, menggambarkan suasana yang jauh dari keramaian layaknya stasiun kereta lain di kota besar seperti Jakarta. Suasana di tiga stasiun itu hampir serupa, bahkan, di sisi kiri dan kanan stasiun Equestrian dan Pulomas tidak terlihat satu penumpang pun berjaga-jaga menunggu kereta tiba. Suasana hanya memperlihatkan sejumlah petugas keamanan sigap siap melayani penumpang.
Reporter MNC News Portal mencoba menjajaki kereta LRT secara bergantian dari dua arah yang berbeda, arah Velodrome-Pegangsaan dan sebaliknya. Sepanjang perjalanan tidak ada penambahan penumpang, meski kereta tetap berhenti di setiap stasiun. Sementara, kereta yang ditumpangi hanya mengangkut lima-enam orang saja.
LRT Jakarta memang didesain Pemerintah DKI Jakarta menggunakan sistem integrasi antar moda. Di mana, integrasi penumpang LRT dihubungkan dengan TransJakarta melalui skybridge di Jalan Pemuda.
Sebelumnya, General Manager Operasi dan Pelayanan PT LRT Jakarta, Aditya Kesuma menyebut, berbagai inovasi akan ditempuh untuk mencapai target okupansi. Salah satunya melalui konsep integrasi tersebut. "Penumpang yang mengakses layanan integrasi LRT dan TransJakarta ini bisa menempuh waktu perjalanan 50 menit dari Velodrome sampai Kelapa Gading," kata Aditya pada 2019 lalu.
Hingga berita ini dimuat, kami masih berupaya menghubungi pihak PT LRT Jakarta untuk mengkonfirmasi tingkat okupansi dan sebab utama minimnya penumpang di moda transportasi tersebut.
Pantauan MNC News Portal di tiga stasiun seperti Velodrome, Equestrian, dan Pulomas pada pekan ketiga Januari 2021, menggambarkan suasana yang jauh dari keramaian layaknya stasiun kereta lain di kota besar seperti Jakarta. Suasana di tiga stasiun itu hampir serupa, bahkan, di sisi kiri dan kanan stasiun Equestrian dan Pulomas tidak terlihat satu penumpang pun berjaga-jaga menunggu kereta tiba. Suasana hanya memperlihatkan sejumlah petugas keamanan sigap siap melayani penumpang.
Reporter MNC News Portal mencoba menjajaki kereta LRT secara bergantian dari dua arah yang berbeda, arah Velodrome-Pegangsaan dan sebaliknya. Sepanjang perjalanan tidak ada penambahan penumpang, meski kereta tetap berhenti di setiap stasiun. Sementara, kereta yang ditumpangi hanya mengangkut lima-enam orang saja.
LRT Jakarta memang didesain Pemerintah DKI Jakarta menggunakan sistem integrasi antar moda. Di mana, integrasi penumpang LRT dihubungkan dengan TransJakarta melalui skybridge di Jalan Pemuda.
Sebelumnya, General Manager Operasi dan Pelayanan PT LRT Jakarta, Aditya Kesuma menyebut, berbagai inovasi akan ditempuh untuk mencapai target okupansi. Salah satunya melalui konsep integrasi tersebut. "Penumpang yang mengakses layanan integrasi LRT dan TransJakarta ini bisa menempuh waktu perjalanan 50 menit dari Velodrome sampai Kelapa Gading," kata Aditya pada 2019 lalu.
Hingga berita ini dimuat, kami masih berupaya menghubungi pihak PT LRT Jakarta untuk mengkonfirmasi tingkat okupansi dan sebab utama minimnya penumpang di moda transportasi tersebut.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda