Sokong Kekuatan Anggaran Bencana, Bank Dunia Beri Utang USD500 Juta

Jum'at, 22 Januari 2021 - 15:31 WIB
foto/ilustrasi/SINDOnews
JAKARTA - Dewan Direktur Eksekutif Bank Dunia pada hari ini (22/1) menyetujui pinjaman senilai USD500 juta untuk memperkuat ketahanan keuangan dan fiskal Indonesia. Pinjaman ini akan membantu pemerintah untuk membangun dan memperkuat respons keuangan akibat bencana alam, risiko iklim, dan guncangan terkait kesehatan.

Pinjaman diberikan karena berbagai guncangan maupun bencana terus mengancam kemajuan pembangunan Indonesia. Dari tahun 2014 hingga 2018 pemerintah pusat menghabiskan antara USD90-500 juta setiap tahun untuk tanggap bencana dan upaya pemulihan, sementara itu selama periode yang sama pemerintah daerah menghabiskan sekitar USD250 juta. ( Baca juga:Bikin Iri, Ekonomi China Diperkirakan Meroket 7,9 Persen )

Merencanakan tanggapan keuangan yang efektif pasca-guncangan akibat bencana dan iklim akan membantu melindungi anggaran, dan pada akhirnya melindungi penduduk. Dengan mengurangi dampak bencana, perencanaan ini dapat membantu melindungi masyarakat yang miskin maupun rentan, yang kerap harus menanggung akibat terberat dari bencana.

Proyek pinjaman baru ini akan mendukung Strategi Pembiayaan dan Asuransi Risiko Bencana yang diterapkan oleh pemerintah, dengan memperkuat ketahanan fiskal dan keuangan Indonesia melalui suatu dana Pooling Fund Bencana (PFB). Pooling Fund akan menjadi mekanisme utama penyaluran dana pasca-bencana dari berbagai sumber. PFB akan memanfaatkan pasar asuransi di dalam negeri maupun di tingkat internasional dalam menyiapkan kapasitas keuangan untuk menjadi penyangganya.



Proyek ini juga akan membantu memastikan agar aliran dana kepada lembaga pemerintahan terkait dijalankan secara efektif dan transparan, termasuk melakukan penelusuran anggaran untuk berbagai belanja terkait bencana, penyaluran bantuan sosial yang lebih cepat kepada korban bencana, serta perencanaan yang lebih baik dalam hal kesiapan menghadapi guncangan di bidang kesehatan.

Ketersediaan dan aliran dana yang lebih baik akan menguntungkan penduduk Indonesia dengan mendapatkan manfaat dari respons secara lebih cepat dan lebih tepat sasaran saat terjadi bencana dan guncangan kesehatan. ( Baca juga:Komika Singgung Korupsi Bansos, Bintang Emon: Manusia Sekarang Kreatif Bikin Dosa )

"Ini akan menguntungkan terutama bagi masyarakat yang paling miskin dan rentan, yaitu mereka yang paling terdampak akibat tanggap bencana yang tertunda, dan kerap kehilangan sumber mata pencaharian dan pendapatannya, sehingga memerangkap mereka dalam kemiskinan,” kata Satu Kahkonen, Country Director Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste, di Jakarta, Jumat (22/1/2021).

Proyek ini didukung hibah senilai USD14 juta dari Global Risk Financing Facility (GRiF) untuk membantu meningkatkan kapasitas teknis, sistem manajemen lingkungan dan sosial, mendatangkan teknologi baru dalam pengelolaan Pooling Fund, dan berinvestasi pada evaluasi dan pembelajaran, termasuk dalam hal memberikan layanan kepada berbagai kelompok masyarakat yang paling rentan.

Didukung oleh Dana Perwalian Multi-Donor dengan nilai lebih dari USD200 juta dari Jerman dan Inggris, GRiF memberikan dana hibah dan tenaga ahli di bidang teknis untuk membantu negara-negara berkembang melindungi kemajuan yang telah dicapai dan pulih lebih cepat dari dampak keuangan akibat guncangan iklim, bencana, dan krisis.
(uka)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More