Optimisme BRI Menyongsong Tahun 2021
Jum'at, 22 Januari 2021 - 16:43 WIB
JAKARTA - PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI optimistis menyambut datangnya tahun 2021 meskipun kondisi ekonomi dunia masih penuh dengan ketidakpastian akibat pandemi yang tengah terjadi. Hal tersebut diungkapkan Direktur Utama BRI Sunarso pada saat memberikan pengarahan kepada pekerja BRI di Jakarta.
Sunarso yakin di tahun 2021 kinerja perseroan akan lebih baik dibandingkan dengan tahun 2020. “Tahun 2021 mood-nya masih krisis, namun saya optimistis kinerja BRI akan lebih baik dibandingkan dengan tahun ini (2020). Tahun ini kita fokus untuk menyelamatkan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) melalui restrukturisasi dan penyaluran stimulus pemerintah, dan untuk tahun 2021 kita akan membangkitkan UMKM untuk menggerakkan kembali roda perekonomian nasional,” ujarnya.
UMKM memiliki peranan krusial terhadap perekonomian Indonesia. Tercatat UMKM memiliki kontribusi sebesar 60,3% dari total produk domestik bruto (PDB) Indonesia. “Memberdayakan serta menyelamatkan UMKM sama dengan menyelamatkan BRI dan menyelamatkan BRI sama dengan menjaga keberlanjutan Perekonomian Indonesia,” tambah Sunarso.
Hingga akhir Kuartal III 2020 BRI mampu membukukan laba bersih secara konsolidasian sebesar Rp 14,15 triliun dengan aset perseroan tumbuh sebesar 10,89% menjadi Rp 1.447,85 triliun. Selain itu BRI berhasil menyalurkan kredit senilai Rp. 935,35 triliun, dimana 80,65 persen di antaranya disalurkan kepada segmen UMKM.
Sepanjang tahun 2020, BRI juga menjadi partner strategis pemerintah dalam kaitannya dengan penyaluran stimulus program percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Tercatat BRI telah merestrukturisasi pinjaman senilai Rp218,6 triliun kepada 2,8 juta debitur, menyalurkan subsidi bunga UMKM senilai Rp5,5 triliun kepada labih dari 6,6 juta penerima, menyalurkan KUR Mikro senilai Rp 116,9 triliun kepada 4,4 juta debitur dan KUR Super Mikro sebesar Rp8,5 triliun kepada 972 ribu pelaku UMKM.
Selain itu BRI juga telah menyalurkan Banpres Produktif Usaha Mikro (BPUM) senilai Rp 18,5 triliun kepada 7,7 juta penerima, serta menyalurkan kredit dengan penjaminan kepada 13,8 ribu nasabah UMKM dengan total nilai Rp8,34 triliun. Strategi BRI yang memilih fokus untuk menjaga fundamental kinerja berbarengan dengan menyalurkan berbagai program stimulus pemerintah nyatanya diapresiasi oleh investor.
Pada penutupan perdagangan pasar modal di akhir tahun (30/12) saham BBRI ditutup di angka Rp4.170 per lembar saham. Angka ini tumbuh nyaris dua kali lipat dibandingkan dengan nilai saham BBRI di level terendah yang dibukukan 18 Mei silam di harga Rp2.160/unit.
Kenaikan harga saham tersebut membuat kapitalisasi pasar BRI kembali menembus angka Rp500 triliun, tepatnya mencapai Rp514 triliun pada penutupan bursa di tahun 2020. Pencapaian tersebut sekaligus menempatkan BRI sebagai BUMN dengan kapitalisasi pasar terbesar di Indonesia.
Sunarso yakin di tahun 2021 kinerja perseroan akan lebih baik dibandingkan dengan tahun 2020. “Tahun 2021 mood-nya masih krisis, namun saya optimistis kinerja BRI akan lebih baik dibandingkan dengan tahun ini (2020). Tahun ini kita fokus untuk menyelamatkan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) melalui restrukturisasi dan penyaluran stimulus pemerintah, dan untuk tahun 2021 kita akan membangkitkan UMKM untuk menggerakkan kembali roda perekonomian nasional,” ujarnya.
UMKM memiliki peranan krusial terhadap perekonomian Indonesia. Tercatat UMKM memiliki kontribusi sebesar 60,3% dari total produk domestik bruto (PDB) Indonesia. “Memberdayakan serta menyelamatkan UMKM sama dengan menyelamatkan BRI dan menyelamatkan BRI sama dengan menjaga keberlanjutan Perekonomian Indonesia,” tambah Sunarso.
Hingga akhir Kuartal III 2020 BRI mampu membukukan laba bersih secara konsolidasian sebesar Rp 14,15 triliun dengan aset perseroan tumbuh sebesar 10,89% menjadi Rp 1.447,85 triliun. Selain itu BRI berhasil menyalurkan kredit senilai Rp. 935,35 triliun, dimana 80,65 persen di antaranya disalurkan kepada segmen UMKM.
Sepanjang tahun 2020, BRI juga menjadi partner strategis pemerintah dalam kaitannya dengan penyaluran stimulus program percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Tercatat BRI telah merestrukturisasi pinjaman senilai Rp218,6 triliun kepada 2,8 juta debitur, menyalurkan subsidi bunga UMKM senilai Rp5,5 triliun kepada labih dari 6,6 juta penerima, menyalurkan KUR Mikro senilai Rp 116,9 triliun kepada 4,4 juta debitur dan KUR Super Mikro sebesar Rp8,5 triliun kepada 972 ribu pelaku UMKM.
Selain itu BRI juga telah menyalurkan Banpres Produktif Usaha Mikro (BPUM) senilai Rp 18,5 triliun kepada 7,7 juta penerima, serta menyalurkan kredit dengan penjaminan kepada 13,8 ribu nasabah UMKM dengan total nilai Rp8,34 triliun. Strategi BRI yang memilih fokus untuk menjaga fundamental kinerja berbarengan dengan menyalurkan berbagai program stimulus pemerintah nyatanya diapresiasi oleh investor.
Pada penutupan perdagangan pasar modal di akhir tahun (30/12) saham BBRI ditutup di angka Rp4.170 per lembar saham. Angka ini tumbuh nyaris dua kali lipat dibandingkan dengan nilai saham BBRI di level terendah yang dibukukan 18 Mei silam di harga Rp2.160/unit.
Kenaikan harga saham tersebut membuat kapitalisasi pasar BRI kembali menembus angka Rp500 triliun, tepatnya mencapai Rp514 triliun pada penutupan bursa di tahun 2020. Pencapaian tersebut sekaligus menempatkan BRI sebagai BUMN dengan kapitalisasi pasar terbesar di Indonesia.
tulis komentar anda