Hey Milenial! Mau Cuan? Baca Analisa Prospek Saham di News RCTI+
Senin, 25 Januari 2021 - 14:28 WIB
JAKARTA - Berinvestasi saham kini tengah marak di kalangan milenial . Agar mendapatkan cuan yang optimal, mereka perlu pemahaman yang cukup untuk terjun ke dunia saham yang berisiko tinggi. News RCTI+ melalui Kanal Ekonomi banyak menyediakan informasi penting yang bisa dijadikan acuan untuk berinvestasi di pasar modal termasuk saham.
Beberapa tahun terakhir, banyak kalangan muda milenial terjun menjadi investor saham. Bursa Efek Indonesia (BEI) memang terus mendorong mereka untuk berinvestasi di pasar modal sejak dini. Bahkan, sejumlah perguruan tinggi juga ikut mendorong dan memfasilitasi para mahasiswanya untuk berinvestasi di pasar modal, khususnya pada instrumen saham.
Seperti diberitakan di Idxchannel dan Okezone.com sampai Mei 2020, jumlah investor di pasar modal mencapai 2,81 juta orang. Sejak empat tahun terakhir investor milenial terus meningkat. Usia 18-25 tahun jumlahnya melambung 338% sejak 2016 yang lalu. Adapun, pada 26-30 tahun tumbuh lebih dari 2 kali. Selanjutnya 31-40 tahun naik 113,85%. Sedangkan untuk usia 41 tahun ke atas tetap tumbuh meski relatif rendah.
Bagi milenial yang ingin menjajal investasi di pasar modal wajib membekali diri dengan wawasan yang cukup. Karena investasi saham berisiko tinggi. Yang paling penting dipahami adalah investasi saham tidak sama dengan bermain judi atau lotre. Karena itu, pemahaman yang benar mengenai investasi saham sangat penting dimiliki para investor. Agar uangnya tidak hilang percuma karena sahamnya memerah.
Saat ini faktanya masih banyak investor milenial yang menjajal peruntungan di investasi saham tanpa pengetahuan yang memadai. Bahkan, yang kini sedang ramai, banyak yang nekad bermain saham menggunakan uang pinjaman. Ada yang berasal dari pinjaman online, uang arisan, menggadaikan tanah milik orang tua dan sebagainya. Mereka tergiur hasil yang berlipat ganda sehingga berani mengambil risiko tersebut.
Hasilnya? Sudah bisa ditebak. Bukan cuan yang didapat, mereka merugi banyak. Mereka panik dan melakukan cut loss melihat saham yang dibelinya nilainya terus turun. Mereka terjebak membeli saham gorengan. Mereka membeli saham perusahaan yang tidak diketahui kredibilitasnya. Mereka pun rugi besar. Akibatnya, mereka kebingungan untuk mengembalikan uang pinjaman tersebut.
Hal di atas adalah sedikit dari contoh bagi pemula yang tidak mau belajar terlebih dahulu sebelum memutuskan terjun berinvestasi di pasar modal. Investor wajib memahami seluk-beluk tata cara berinvestasi di Bursa Efek Indonesia. Investor perlu juga memahami kondisi bisnis secara fundamental dari perusahaan yang akan dibeli sahamnya.
Tak hanya itu, investor juga harus mengetahui kondisi ekonomi mikro dan makro baik secara nasional maupun global. Dan ada satu lagi, sistem teknikal pergerakan harga saham di bursa (IHSG) yang bisa dijadikan acuan untuk membeli saham.
Beberapa tahun terakhir, banyak kalangan muda milenial terjun menjadi investor saham. Bursa Efek Indonesia (BEI) memang terus mendorong mereka untuk berinvestasi di pasar modal sejak dini. Bahkan, sejumlah perguruan tinggi juga ikut mendorong dan memfasilitasi para mahasiswanya untuk berinvestasi di pasar modal, khususnya pada instrumen saham.
Baca Juga
Seperti diberitakan di Idxchannel dan Okezone.com sampai Mei 2020, jumlah investor di pasar modal mencapai 2,81 juta orang. Sejak empat tahun terakhir investor milenial terus meningkat. Usia 18-25 tahun jumlahnya melambung 338% sejak 2016 yang lalu. Adapun, pada 26-30 tahun tumbuh lebih dari 2 kali. Selanjutnya 31-40 tahun naik 113,85%. Sedangkan untuk usia 41 tahun ke atas tetap tumbuh meski relatif rendah.
Bagi milenial yang ingin menjajal investasi di pasar modal wajib membekali diri dengan wawasan yang cukup. Karena investasi saham berisiko tinggi. Yang paling penting dipahami adalah investasi saham tidak sama dengan bermain judi atau lotre. Karena itu, pemahaman yang benar mengenai investasi saham sangat penting dimiliki para investor. Agar uangnya tidak hilang percuma karena sahamnya memerah.
Saat ini faktanya masih banyak investor milenial yang menjajal peruntungan di investasi saham tanpa pengetahuan yang memadai. Bahkan, yang kini sedang ramai, banyak yang nekad bermain saham menggunakan uang pinjaman. Ada yang berasal dari pinjaman online, uang arisan, menggadaikan tanah milik orang tua dan sebagainya. Mereka tergiur hasil yang berlipat ganda sehingga berani mengambil risiko tersebut.
Hasilnya? Sudah bisa ditebak. Bukan cuan yang didapat, mereka merugi banyak. Mereka panik dan melakukan cut loss melihat saham yang dibelinya nilainya terus turun. Mereka terjebak membeli saham gorengan. Mereka membeli saham perusahaan yang tidak diketahui kredibilitasnya. Mereka pun rugi besar. Akibatnya, mereka kebingungan untuk mengembalikan uang pinjaman tersebut.
Hal di atas adalah sedikit dari contoh bagi pemula yang tidak mau belajar terlebih dahulu sebelum memutuskan terjun berinvestasi di pasar modal. Investor wajib memahami seluk-beluk tata cara berinvestasi di Bursa Efek Indonesia. Investor perlu juga memahami kondisi bisnis secara fundamental dari perusahaan yang akan dibeli sahamnya.
Tak hanya itu, investor juga harus mengetahui kondisi ekonomi mikro dan makro baik secara nasional maupun global. Dan ada satu lagi, sistem teknikal pergerakan harga saham di bursa (IHSG) yang bisa dijadikan acuan untuk membeli saham.
tulis komentar anda