Di Tengah Pandemi, Bank BRI Cetak Laba Bersih Rp18,66 Triliun
Jum'at, 29 Januari 2021 - 11:37 WIB
JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) atau BBRI sepanjang 2020 mencatatkan laba bersih sebesar Rp18,66 triliun. Adapun angka itu mengalami penurunan 45,70 persen dari laba bersih 2019 yakni sebesar Rp34,37 triliun.
"Laba ini kalau dibanding tahun lalu pasti turun bahkan ada satu bulan kita tidak bukukan laba sama sekali ketika alokasikan resources seluruhnya untuk restrukturisasi melakukan penyelamatan nasabah utama kita yakni UMKM. Alhamdulillah restrukturisasi sudah dilakukan dan tren turun," ujar Direktur Utama BRI Sunarso, konferensi pers virtual Jumat (29/1/2021).
Hingga akhir Desember 2020, secara konsolidasian BRI berhasil menyalurkan kredit senilai Rp 938,37 triliun atau tumbuh 3,89 persen year on year atau tahunan. Angka ini jauh lebih baik apabila dibandingkan dengan pertumbuhan kredit nasional di tahun 2020 yang diperkirakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berada di kisaran minus 1-2 persen.
Tercatat kredit mikro BRI tumbuh double digit sebesar 14,18 persen, kredit kecil dan menengah tumbuh 3,88 persen dan kredit konsumer tumbuh 2,26 persen. Kinerja positif tersebut berdampak pada peningkatan porsi atau portofolio kredit UMKM BRI yang menyentuh angka 82,13 persen dari total seluruh kredit BRI.
"Tantangannya sekarang adalah mencari sumber pertumbuhan baru. Strateginya yakni BRI akan fokus di dua area, pertama, yang existing kita naik kelas kan. Kedua, cari sumber pertumbuhan baru, yaitu mencari yang lebih kecil daripada mikro," kata dia.
Pertumbuhan kredit BRI Group mampu diiringi dengan perbaikan kualitas kredit yang sehat dan terjaga, hal ini ditunjukkan dengan rasio NPL BRI Group yang tercatat 2,99 persen dengan NPL Coverage mencapai 237,73 persen. Besarnya pencadangan ini merupakan bentuk strategi perseroan untuk menjaga kinerjanya agar terus tumbuh secara sustainable melalui penerapan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko yang baik.
Sementara itu Dana Pihak Ketiga (DPK) BRI tercatat tumbuh sebesar 9,78 persen menjadi sebesar Rp.1.121,10 triliun, dengan komposisi dana murah (CASA) mencapai 59,67 persen. Kuatnya fundamental membuat perseroan mencatatkan laba sebesar Rp 18,66 triliun atau meningkat sebesar 14,02 persen (QoQ) jika dibandingkan dengan kuartal III tahun 2020 dan aset mencapai Rp.1.511,81 triliun pada akhir Desember 2020. Kondisi permodalan BRI dengan CAR berada di level 21,17 persen.
Lihat Juga: Pimpin Transformasi Hijau Berkelanjutan, Direktur Utama BRI Raih Penghargaan The Best CEO
"Laba ini kalau dibanding tahun lalu pasti turun bahkan ada satu bulan kita tidak bukukan laba sama sekali ketika alokasikan resources seluruhnya untuk restrukturisasi melakukan penyelamatan nasabah utama kita yakni UMKM. Alhamdulillah restrukturisasi sudah dilakukan dan tren turun," ujar Direktur Utama BRI Sunarso, konferensi pers virtual Jumat (29/1/2021).
Hingga akhir Desember 2020, secara konsolidasian BRI berhasil menyalurkan kredit senilai Rp 938,37 triliun atau tumbuh 3,89 persen year on year atau tahunan. Angka ini jauh lebih baik apabila dibandingkan dengan pertumbuhan kredit nasional di tahun 2020 yang diperkirakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berada di kisaran minus 1-2 persen.
Tercatat kredit mikro BRI tumbuh double digit sebesar 14,18 persen, kredit kecil dan menengah tumbuh 3,88 persen dan kredit konsumer tumbuh 2,26 persen. Kinerja positif tersebut berdampak pada peningkatan porsi atau portofolio kredit UMKM BRI yang menyentuh angka 82,13 persen dari total seluruh kredit BRI.
"Tantangannya sekarang adalah mencari sumber pertumbuhan baru. Strateginya yakni BRI akan fokus di dua area, pertama, yang existing kita naik kelas kan. Kedua, cari sumber pertumbuhan baru, yaitu mencari yang lebih kecil daripada mikro," kata dia.
Pertumbuhan kredit BRI Group mampu diiringi dengan perbaikan kualitas kredit yang sehat dan terjaga, hal ini ditunjukkan dengan rasio NPL BRI Group yang tercatat 2,99 persen dengan NPL Coverage mencapai 237,73 persen. Besarnya pencadangan ini merupakan bentuk strategi perseroan untuk menjaga kinerjanya agar terus tumbuh secara sustainable melalui penerapan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko yang baik.
Sementara itu Dana Pihak Ketiga (DPK) BRI tercatat tumbuh sebesar 9,78 persen menjadi sebesar Rp.1.121,10 triliun, dengan komposisi dana murah (CASA) mencapai 59,67 persen. Kuatnya fundamental membuat perseroan mencatatkan laba sebesar Rp 18,66 triliun atau meningkat sebesar 14,02 persen (QoQ) jika dibandingkan dengan kuartal III tahun 2020 dan aset mencapai Rp.1.511,81 triliun pada akhir Desember 2020. Kondisi permodalan BRI dengan CAR berada di level 21,17 persen.
Lihat Juga: Pimpin Transformasi Hijau Berkelanjutan, Direktur Utama BRI Raih Penghargaan The Best CEO
(nng)
tulis komentar anda