Keren! Asbuton Bisa Jadi Prioritas Gantikan Aspal Impor
Selasa, 02 Februari 2021 - 19:33 WIB
JAKARTA - PT Wijaya Karya (Wika) Bitumen terus mendorong aspal alam buton (Asbuton) dari dalam negeri ini menjadi prioritas pembangunan infrastruktur di dalam negeri. Hal itu sebagai upaya menekan penggunaan aspal minyak yang masih didominasi oleh impor.
"Selain sebagai penghasil Asbuton untuk kebutuhan dalam negeri, Indonesia juga berpeluang untuk menjadi negara pengekspor Asbuton murni yang setara dengan aspal minyak pada 2024 dengan rencana pengembangan ekspansi pabrik full extraction," ujar Direktur Operasi Wika Bitumen Sri Mulyono seperti dilansir dari keterangan resmi Kemenkomaritim, di Jakarta, Selasa (2/1/2021).
Berdasarkan laporan pemerintah, Asbuton merupakan jenis aspal alami yang secara spesifik terdapat di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara. Di Indonesia baru 16 perusahaan yang bergerak di industri Asbuton. Aspal ini hanya dapat ditemukan di dua wilayah di dunia, yakni di Indonesia dan di Trinidad, Amerika Selatan.
Asbuton di Indonesia memiliki potensi sebesar 694 juta ton, tetapi perlu dilakukan validasi terhadap data cadangan terbukti dan cadangan tertambang oleh Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM). Di tahun 2021 ini, diharapkan pemanfaatan Asbuton sebagai produk dalam negeri yang nilai tingkat komponen dalam negeri (TKDN)-nya 30-89 persen dapat meningkat.
Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Ayodhia G. L. Kalake mengatakan untuk mewujudkannya, diperlukan usaha dari berbagai aspek mulai dari sektor hulu atau industri pertambangan. Sedangkan terkait sektor industri, perlu diperhatikan kesiapan untuk mengolah Asbuton menjadi produk yang sesuai dengan permintaan konstruksi jalan.
Para pengguna, baik gubernur dan bupati sebagai pengambil kebijakan maupun para pelaksana pembangunan Asbuton selanjutnya dapat digunakan untuk jalan desa, kabupaten/kota, provinsi, juga jalan nasional. Apabila hingga tahun 2025 terjadi peningkatan kapasitas Asbuton sebesar 33 persen, maka Asbuton akan mampu memenuhi kebutuhan aspal nasional sebesar 49,36 persen dan sisanya sebesar 37,08 persen kebutuhan aspal akan diisi oleh aspal minyak Pertamina dan 13,61 persen akan diisi oleh aspal minyak impor.
"Guna mencapai target tersebut, penggunaan Asbuton perlu memperoleh dukungan untuk menjadi prioritas, baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, agar dapat digunakan dalam pembangunan dan pemeliharaan jalan nasional, provinsi, kabupaten/kota, dan desa," tegas Ayodhia.
Pengembangan Asbuton memperoleh dukungan dari gubernur di sejumlah daerah salah satunya Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Ali Mazi. "Asbuton bukti nyata kekayaan sumber daya alam di Buton. Adapun aspal tersebut bisa digunakan untuk kepentingan bangsa dan negara, bahkan bisa diekspor ke luar negeri," kata dia.
Ia menjelaskan bahwa Indonesia telah membangun jalan dengan Asbuton sejak tahun 1926, tetapi baru kali ini industri Asbuton dibangun menggunakan high technology. "Kami berharap industri Asbuton ini dapat segera terealisasi karena sudah ada kebijakan pemerintah yang mengatur," kata dia.
Sebagai informasi, terdapat tujuh jenis Aspal Buton, yakni B 5/20 Buton Granular Asphalt (BGA), B 50/30 Lawele Granular Asphalt (LGA), pracampur performance grade (PG) 70, pracampur PG 76, pracampur, cold paving hot mix Asbuton (CPHMA), dan Asbuton Murni. Dengan kapasitas terpasang sebanyak 1,995,000 ton per tahun, target produksi di Indonesia pada tahun 2021 baru sepertiganya, yakni sebesar 705,300 ton per tahun.
"Selain sebagai penghasil Asbuton untuk kebutuhan dalam negeri, Indonesia juga berpeluang untuk menjadi negara pengekspor Asbuton murni yang setara dengan aspal minyak pada 2024 dengan rencana pengembangan ekspansi pabrik full extraction," ujar Direktur Operasi Wika Bitumen Sri Mulyono seperti dilansir dari keterangan resmi Kemenkomaritim, di Jakarta, Selasa (2/1/2021).
Baca Juga
Berdasarkan laporan pemerintah, Asbuton merupakan jenis aspal alami yang secara spesifik terdapat di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara. Di Indonesia baru 16 perusahaan yang bergerak di industri Asbuton. Aspal ini hanya dapat ditemukan di dua wilayah di dunia, yakni di Indonesia dan di Trinidad, Amerika Selatan.
Asbuton di Indonesia memiliki potensi sebesar 694 juta ton, tetapi perlu dilakukan validasi terhadap data cadangan terbukti dan cadangan tertambang oleh Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM). Di tahun 2021 ini, diharapkan pemanfaatan Asbuton sebagai produk dalam negeri yang nilai tingkat komponen dalam negeri (TKDN)-nya 30-89 persen dapat meningkat.
Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Ayodhia G. L. Kalake mengatakan untuk mewujudkannya, diperlukan usaha dari berbagai aspek mulai dari sektor hulu atau industri pertambangan. Sedangkan terkait sektor industri, perlu diperhatikan kesiapan untuk mengolah Asbuton menjadi produk yang sesuai dengan permintaan konstruksi jalan.
Para pengguna, baik gubernur dan bupati sebagai pengambil kebijakan maupun para pelaksana pembangunan Asbuton selanjutnya dapat digunakan untuk jalan desa, kabupaten/kota, provinsi, juga jalan nasional. Apabila hingga tahun 2025 terjadi peningkatan kapasitas Asbuton sebesar 33 persen, maka Asbuton akan mampu memenuhi kebutuhan aspal nasional sebesar 49,36 persen dan sisanya sebesar 37,08 persen kebutuhan aspal akan diisi oleh aspal minyak Pertamina dan 13,61 persen akan diisi oleh aspal minyak impor.
"Guna mencapai target tersebut, penggunaan Asbuton perlu memperoleh dukungan untuk menjadi prioritas, baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, agar dapat digunakan dalam pembangunan dan pemeliharaan jalan nasional, provinsi, kabupaten/kota, dan desa," tegas Ayodhia.
Pengembangan Asbuton memperoleh dukungan dari gubernur di sejumlah daerah salah satunya Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Ali Mazi. "Asbuton bukti nyata kekayaan sumber daya alam di Buton. Adapun aspal tersebut bisa digunakan untuk kepentingan bangsa dan negara, bahkan bisa diekspor ke luar negeri," kata dia.
Ia menjelaskan bahwa Indonesia telah membangun jalan dengan Asbuton sejak tahun 1926, tetapi baru kali ini industri Asbuton dibangun menggunakan high technology. "Kami berharap industri Asbuton ini dapat segera terealisasi karena sudah ada kebijakan pemerintah yang mengatur," kata dia.
Sebagai informasi, terdapat tujuh jenis Aspal Buton, yakni B 5/20 Buton Granular Asphalt (BGA), B 50/30 Lawele Granular Asphalt (LGA), pracampur performance grade (PG) 70, pracampur PG 76, pracampur, cold paving hot mix Asbuton (CPHMA), dan Asbuton Murni. Dengan kapasitas terpasang sebanyak 1,995,000 ton per tahun, target produksi di Indonesia pada tahun 2021 baru sepertiganya, yakni sebesar 705,300 ton per tahun.
(nng)
tulis komentar anda