Erick Thohir Ungkap Ada 4 Emiten BUMN Megap-megap, Siapa Saja?

Kamis, 04 Februari 2021 - 16:43 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir. FOTO/dok.SINDOnews
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengakui, dari 28 emiten plat merah di pasar modal Indonesia, tercatat ada empat BUMN yang kinerja sahamnya bisa lari kendang alias megap-megap. Akibatnya, pemegang saham akan melakukan evaluasi.

Untuk peningkatan daya saing dan reformasi di BUMN. Pemegang saham mayoritas tetap

Merekomendasikan agar perseroan plat merah lainnya melakukan Initial Public Offering (IPO) atau mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hal itu sejalan dengan roadmap atau peta jalan BUMN selama 2021-2023.

"Setidaknya akan ada 8-12 BUMN yang akan mencatatkan sahamnya di bursa. Di pipeline, saya tidak mau bilang angka fix-nya nanti dicari-cari, tapi ada 8-12 yang kita akan go public. Akan tetapi bukan sekedar go public, kembali fundamental dan sustain harus ada," ujar Erick Kamis (4/2/2021).





Kementerian BUMN pun meminta dukungan sejumlah otoritas terkait, seperti BEI dan juga Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam membawa BUMN go publik dan go global sesuai dengan target kementerian. "Insya Allah dengan kerja keras kami dan dukungan dari OJK, bursa dan seluruh penganut kebijakan ini, bisa kita jalankan sesuai dengan target yang kita canangkan. Dan Insya Allah perusahaan-perusahaan yang kita akan listing juga perusahaan-perusahaan yang baik serta punya strategi jangka panjang," katanya.

Mantan Bos Inter Milan itu menuturkan, ada beberapa perseroan negara yang sudah memiliki rencana bisnis jangka panjang yang cukup jelas. Seperti PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI. BSI sendiri sudah berstatus sebagai perusahaan BUMN terbuka dan tercatat sebagai emiten di Bursa Efek Indonesia dengan kode BRIS. Adapun Komposisi pemegang saham Bank Syariah Indonesia terdiri dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) 50,95 persen, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI) 24,91 persen, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) 17,29 persen, DPLK BRI, Saham Syariah 2 persen dan publik 4,4 persen.



Optimisme di sektor keuangan syariah dan rencana bisnis Bank Syariah Indonesia dibuktikan dengan melesatnya harga saham perusahaan. Harga saham BRIS pada saat melantai di BEI sebesar Rp510, sedangkan per 3 Februari 2021 harga saham BRIS mencapai Rp2.750 per lembar saham. Artinya, harga saham ini naik sekitar 5 kali lipat dibandingkan dengan posisi saat IPO. Selain itu, market capital BRIS pada saat IPO sebesar Rp4,96 triliun. Per 3 Februari 2021, market capital BRIS naik puluhan kali lipat mencapai Rp112,84 triliun. Di sektor lain, prospek bisnis BUMN yang tidak kalah menjanjikan adalah industri telekomunikasi digital hingga industri EV Battery yang tengah digenjot pemerintah.
(nng)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More