Tokoh hingga Pejabat Kumpul Kenang Prof Firmanzah
Senin, 08 Februari 2021 - 06:00 WIB
JAKARTA - Berbagai tokoh nasional hingga pejabat berkumpul melakukan doa bersama mengenang kepergian Prof Firmanzah beberapa hari lalu. Salah satu tokoh yang berdukacita adalah Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI Sandiaga Uno yang mengaku kepergian Prof Fizh dirasakan terlalu cepat.
Namun dampak positifnya sangat dirasakan banyak orang termasuk orang kakak dan ibunya. "Keluarga saya banyak dibantu almarhum. Kakak saya Indra Uno dibimbing Prof Fizh untuk gelar doktornya. Juga ibu saya merasa terbantu dengan menerapkan berbagai pemikiran almarhum. Semoga almarhum ditempatkan di tempat yang terbaik," ujar Sandiaga, Minggu (7/2/2021).
Berbagai tokoh nasional turut hadir seperti Menristek RI Bambang Brodjonegoro, Ustadz Yusuf Mansur, pengusaha Anindya Bakrie, Ketua PHRI Haryadi Sukamdani, Duta Besar RI untuk Swiss Muliaman Hadad, mantan Deputi Gubernur BI Miranda Goeltom. Sementara Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro juga mengenang kebaikan Prof Fizh saat bersedia pulang ke Indonesia sementara karirnya sedang bagus di Perancis usai dia lulus S3. Meskipun dia baru lulus tapi sudah berhasil mengajar di beberapa kampus di sana.
"Dia ini spesial karena baru lulus tapi sudah mengajar berbagai universitas di Perancis. Ketika jumpa pertama saya langsung tertarik untuk merekrutnya mengajar di FEUI. Almarhum adalah orang yang baik dan penuh sopan santun yang natural tidak dibuat-buat," ujar Bambang dalam kesempatan sama.
Pengajar FEBUI Budi Frensidy menyampaikan Prof Fizh adalah ilmuwan yang cerdas, lembut, dan sangat baik kepada siapapun serta menghormati semua rekan dosen dan bawahan. "Almarhum juga dekat dengan media dan tokoh nasional karena selalu bersedia memberikan pendapatnya yang bersahabat dan menjadi narasumber jika diminta," ujar Budi.
Pengamat marketing dari lembaga Inventure Yuswohady menilai keunikan Prof Fizh adalah kemampuannya mengembangkan keilmuan justru dari praktik di lapangan. Kemampuan ini sangat jarang dimiliki akademisi yang biasanya fokus pada ilmu teori tapi gagap di lapangan. "Fizh mampu menjadikan pengalaman lapangan sebagai laboratorium ilmunya khususnya marketing politik. Ini seperti yang banyak dilakukan akademisi di luar negeri. Mereka aktif membuat model-model untuk menyelesaikan kasus riil yang terjadi," ujar Yuswohady.
Firmanzah dikenal saat menjadi Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia periode 2009-2012 di usia muda. Pria kelahiran Surabaya 7 Juli 1976 itu juga sempat menjadi Staf Khusus Presiden bidang Ekonomi pada era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Firmanzah kemudian menjabat sebagai Rektor Universitas Paramadina mulai 15 Januari 2015 menggantikan Anies Baswedan yang saat itu ditunjuk sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Namun dampak positifnya sangat dirasakan banyak orang termasuk orang kakak dan ibunya. "Keluarga saya banyak dibantu almarhum. Kakak saya Indra Uno dibimbing Prof Fizh untuk gelar doktornya. Juga ibu saya merasa terbantu dengan menerapkan berbagai pemikiran almarhum. Semoga almarhum ditempatkan di tempat yang terbaik," ujar Sandiaga, Minggu (7/2/2021).
Berbagai tokoh nasional turut hadir seperti Menristek RI Bambang Brodjonegoro, Ustadz Yusuf Mansur, pengusaha Anindya Bakrie, Ketua PHRI Haryadi Sukamdani, Duta Besar RI untuk Swiss Muliaman Hadad, mantan Deputi Gubernur BI Miranda Goeltom. Sementara Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro juga mengenang kebaikan Prof Fizh saat bersedia pulang ke Indonesia sementara karirnya sedang bagus di Perancis usai dia lulus S3. Meskipun dia baru lulus tapi sudah berhasil mengajar di beberapa kampus di sana.
"Dia ini spesial karena baru lulus tapi sudah mengajar berbagai universitas di Perancis. Ketika jumpa pertama saya langsung tertarik untuk merekrutnya mengajar di FEUI. Almarhum adalah orang yang baik dan penuh sopan santun yang natural tidak dibuat-buat," ujar Bambang dalam kesempatan sama.
Pengajar FEBUI Budi Frensidy menyampaikan Prof Fizh adalah ilmuwan yang cerdas, lembut, dan sangat baik kepada siapapun serta menghormati semua rekan dosen dan bawahan. "Almarhum juga dekat dengan media dan tokoh nasional karena selalu bersedia memberikan pendapatnya yang bersahabat dan menjadi narasumber jika diminta," ujar Budi.
Pengamat marketing dari lembaga Inventure Yuswohady menilai keunikan Prof Fizh adalah kemampuannya mengembangkan keilmuan justru dari praktik di lapangan. Kemampuan ini sangat jarang dimiliki akademisi yang biasanya fokus pada ilmu teori tapi gagap di lapangan. "Fizh mampu menjadikan pengalaman lapangan sebagai laboratorium ilmunya khususnya marketing politik. Ini seperti yang banyak dilakukan akademisi di luar negeri. Mereka aktif membuat model-model untuk menyelesaikan kasus riil yang terjadi," ujar Yuswohady.
Firmanzah dikenal saat menjadi Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia periode 2009-2012 di usia muda. Pria kelahiran Surabaya 7 Juli 1976 itu juga sempat menjadi Staf Khusus Presiden bidang Ekonomi pada era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Firmanzah kemudian menjabat sebagai Rektor Universitas Paramadina mulai 15 Januari 2015 menggantikan Anies Baswedan yang saat itu ditunjuk sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
(nng)
Lihat Juga :
tulis komentar anda