Mantap! 5.518 SPBU Pertamina Sudah Terapkan Digitalisasi
Selasa, 09 Februari 2021 - 00:23 WIB
JAKARTA - PT Pertamina (Persero) terus melakukan inovasi salah satunya melakukan digitalisasi di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Hingga saat ini PT Pertamina sudah menjalankan program digitalisasi sebanyak 5.518 stasiun SPBU.
"SPBU yang sudah menjalankan program digitalisasi sebanyak 5.518 SPBU tersebar di seluruh Indonesia," kata Manager Retail PT Pertamina (persero) MOR II Putut Adriatno melalui keterangan resminya, Senin (8/2/2020).
Program digitalisasi itu, kata Putut, memiliki manfaat yang cukup bagus, karena program imi bisa langsung memonitor langsung bila stok di SPBU habis. "Nah, Pertamina bisa memantau ketersediaan BBM di SPBU, sehingga bisa dengan cepat melakukan pengiriman BBM ke SPBU saat stok sudah menipis," ungkap Putut.
Selanjutnya, dalam rangka menjalankan penugasan dengan digitalisasi SPBU, Pertamina dapat memantau dan mendata konsumen yang membeli BBM di SPBU dengan menggunakan cashless program. Dimana konsumen dapat membeli BBM tanpa harus membayar cash dimasa pandemi seperti saat ini.
"Meskipun kita dihadapkan dengan kondisi pandemi, semangat transformasi Pertamina yang berkelanjutan tetap kami gaungkan sebagai bagian dari komitmen mewujudkan visi sebagai perusahaan energi global serta mewujudkan kemandirian energi nasional," katanya.
Kondisi ini pula, kata dia, yang mendorong Pertamina, untuk mempercepat proses transformasi digital, selain di sisi upstream, midstream, dan corporate. Tidak kalah pentingnya pada sisi downstream yakni digitalisasi 5.518 SPBU sudah diselesaikan.
Dari digitalisasi SPBU, kata dia, tentunya akan memiliki dampak positif bagi Pertamina karena akan menyediakan data dan informasi yang akurat serta real time. Data dan informasi inilah yang akan digunakan Pertamina sebagai alat untuk melakukan keputusan strategis dalam memastikan kehandalan suplai dan pelayanan bagi masyarakat.
Tak hanya kehandalan suplai, digitalisasi SPBU juga telah menjalankan monitoring penjualan BBM subsidi khususnya Solar JBT, salah satunya dengan pencatatan nomor polisi kendaraan dengan menggunakan sistem Pre-Purchase yang hingga saat ini telah mencapai 82 persen dari total transaksi perhari. Untuk penggunaan teknologi video analytic (penggunaan kamera) sedang dikaji dari berbagai aspek.
"SPBU yang sudah menjalankan program digitalisasi sebanyak 5.518 SPBU tersebar di seluruh Indonesia," kata Manager Retail PT Pertamina (persero) MOR II Putut Adriatno melalui keterangan resminya, Senin (8/2/2020).
Program digitalisasi itu, kata Putut, memiliki manfaat yang cukup bagus, karena program imi bisa langsung memonitor langsung bila stok di SPBU habis. "Nah, Pertamina bisa memantau ketersediaan BBM di SPBU, sehingga bisa dengan cepat melakukan pengiriman BBM ke SPBU saat stok sudah menipis," ungkap Putut.
Selanjutnya, dalam rangka menjalankan penugasan dengan digitalisasi SPBU, Pertamina dapat memantau dan mendata konsumen yang membeli BBM di SPBU dengan menggunakan cashless program. Dimana konsumen dapat membeli BBM tanpa harus membayar cash dimasa pandemi seperti saat ini.
"Meskipun kita dihadapkan dengan kondisi pandemi, semangat transformasi Pertamina yang berkelanjutan tetap kami gaungkan sebagai bagian dari komitmen mewujudkan visi sebagai perusahaan energi global serta mewujudkan kemandirian energi nasional," katanya.
Kondisi ini pula, kata dia, yang mendorong Pertamina, untuk mempercepat proses transformasi digital, selain di sisi upstream, midstream, dan corporate. Tidak kalah pentingnya pada sisi downstream yakni digitalisasi 5.518 SPBU sudah diselesaikan.
Dari digitalisasi SPBU, kata dia, tentunya akan memiliki dampak positif bagi Pertamina karena akan menyediakan data dan informasi yang akurat serta real time. Data dan informasi inilah yang akan digunakan Pertamina sebagai alat untuk melakukan keputusan strategis dalam memastikan kehandalan suplai dan pelayanan bagi masyarakat.
Tak hanya kehandalan suplai, digitalisasi SPBU juga telah menjalankan monitoring penjualan BBM subsidi khususnya Solar JBT, salah satunya dengan pencatatan nomor polisi kendaraan dengan menggunakan sistem Pre-Purchase yang hingga saat ini telah mencapai 82 persen dari total transaksi perhari. Untuk penggunaan teknologi video analytic (penggunaan kamera) sedang dikaji dari berbagai aspek.
tulis komentar anda