Berat! RI Butuh Investasi Rp5.912 Triliun Agar Ekonomi Tumbuh 5,5%
Selasa, 09 Februari 2021 - 17:14 WIB
JAKARTA - Indonesia membutuhkan realisasi investasi antara Rp5.817,3-5.912,1 triliun untuk mendorong pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 5,5% pada 2021.
Sebagai catatan, realisasi investasi pada 2020 hanya mencapai Rp4.897,78 triliun karena pertumbuhan ekonomi terkontraksi. Jumlah tersebut minus 4,95% dari realisasi investasi pada 2019.
Pertumbuhan ekonomi di 2020 seperti diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS) sebesar -2,07%. Angka tersebut tak jauh dari perkiraan yang dikeluarkan Kementerian PPN/Bappenas dalam pemutakhiran Rencana Kerja Pemerintah (RKP) pada November 2020.
"Untuk pertama kali sejak krisis (ekonomi 1998) Indonesia mengalami kontraksi dengan pertumbuhan ekonomi -2,07%. Angka ini sangat dekat sekali dengan proyeksi Bappenas. Proyeksi Bappenas adalah minus -2,0%," ungkap Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa dalam konferensi pers di Kantor Pusat Kementerian PPN/Bappenas, Jakarta, Selasa (9/2/2021).
Dia mengatakan, dibutuhkan tambahan investasi sebesar Rp919,52-1.014,32 triliun dari realisasi di 2020 agar ekonomi dapat tumbuh di kisaran 4,5-5,5%.
"Dibutuhkan pendanaan sekitar Rp5.817,3-5.912,1 triliun. Investasi pemerintah menyumbang sekitar 5,0-1,7% dari total kebutuhan investasi, sehingga diperlukan investasi dari non-pemerintah," ujarnya.
Menurut Suharso, Indonesia tak bisa terlalu mengharapkan investasi pemerintah yang porsinya tak banyak. Begitu pula dengan investasi perusahaan BUMN, dengan porsi 4,9-8,1%. "Di sisi lain, porsi investasi pihak swasta memiliki share antara 84,7% hingga 90,1%," jelasnya.
Sebagai catatan, realisasi investasi pada 2020 hanya mencapai Rp4.897,78 triliun karena pertumbuhan ekonomi terkontraksi. Jumlah tersebut minus 4,95% dari realisasi investasi pada 2019.
Pertumbuhan ekonomi di 2020 seperti diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS) sebesar -2,07%. Angka tersebut tak jauh dari perkiraan yang dikeluarkan Kementerian PPN/Bappenas dalam pemutakhiran Rencana Kerja Pemerintah (RKP) pada November 2020.
"Untuk pertama kali sejak krisis (ekonomi 1998) Indonesia mengalami kontraksi dengan pertumbuhan ekonomi -2,07%. Angka ini sangat dekat sekali dengan proyeksi Bappenas. Proyeksi Bappenas adalah minus -2,0%," ungkap Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa dalam konferensi pers di Kantor Pusat Kementerian PPN/Bappenas, Jakarta, Selasa (9/2/2021).
Dia mengatakan, dibutuhkan tambahan investasi sebesar Rp919,52-1.014,32 triliun dari realisasi di 2020 agar ekonomi dapat tumbuh di kisaran 4,5-5,5%.
"Dibutuhkan pendanaan sekitar Rp5.817,3-5.912,1 triliun. Investasi pemerintah menyumbang sekitar 5,0-1,7% dari total kebutuhan investasi, sehingga diperlukan investasi dari non-pemerintah," ujarnya.
Menurut Suharso, Indonesia tak bisa terlalu mengharapkan investasi pemerintah yang porsinya tak banyak. Begitu pula dengan investasi perusahaan BUMN, dengan porsi 4,9-8,1%. "Di sisi lain, porsi investasi pihak swasta memiliki share antara 84,7% hingga 90,1%," jelasnya.
(fai)
tulis komentar anda