Indonesia Prakarsai SSTC Energi Terbarukan
Sabtu, 06 Maret 2021 - 06:05 WIB
JAKARTA - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menginisiasi sebuah platform kerja sama baru "South-South Triangular Cooperation in Renewable Energy" (SSTC RE). Dalam acara yang diselenggarakan secara virtual tersebut, hadir pula delegasi dari negara Afganistan, Madagaskar, Nepal, dan Jerman (GIZ).
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi menjelaskan, kerja sama SSTC RE akan menjadi kesempatan baik bagi kelima negara untuk berdiskusi dalam pengembangan dan promosi energi terbarukan. Keberhasilan dan best practices di satu negara dapat dibagikan ke negara lain, sementara hambatan dapat diatasi secara kolektif dengan solusi yang inovatif.
"Selain untuk penguatan kapasitas pelaku energi terbarukan di Indonesia, kami harapkan di masa depan Indonesia dapat mengirimkan tenaga ahli ke luar negeri untuk meningkatkan kapasitas negara mitra SSTC. Kolaborasi ini juga penting untuk meningkatkan kapasitas kelembagaan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian ESDM (BPSDM ESDM) sebagai Center of Excellence," ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (5/3/2021).
Diungkapkan Agung, SSTC merupakan kerja sama pertukaran sumber daya, teknologi, dan pengetahuan antara negara-negara berkembang yang juga dikenal sebagai negara-negara Global South, sementara triangular merujuk pada dukungan mitra pembangunan.
Direncanakan tahun ini akan dilaksanakan kegiatan pelatihan dan pertukaran informasi di bidang energi terbarukan secara virtual, sebagai flagship program SSTC Indonesia dengan kemungkinan pendanaan dari Kemensetneg. Tema yang akan diangkat pada pelatihan tersebut adalah Training on Rural Electrification through Micro hydro and Solar PV dan Training on Biofuel.
Adapun kolaborasi dalam SSTC RE dimulai dari Maret 2021 hingga Maret 2023 dan akan mencakup beberapa area strategis energi terbarukan antara lain mini grid, off grid, dan pemanfaatan energi terbarukan untuk sektor non listrik, seiring dengan pendekatan lintas sektor seperti Public Private Partnership dan pengarusutamaan gender dalam energi terbarukan.
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi menjelaskan, kerja sama SSTC RE akan menjadi kesempatan baik bagi kelima negara untuk berdiskusi dalam pengembangan dan promosi energi terbarukan. Keberhasilan dan best practices di satu negara dapat dibagikan ke negara lain, sementara hambatan dapat diatasi secara kolektif dengan solusi yang inovatif.
"Selain untuk penguatan kapasitas pelaku energi terbarukan di Indonesia, kami harapkan di masa depan Indonesia dapat mengirimkan tenaga ahli ke luar negeri untuk meningkatkan kapasitas negara mitra SSTC. Kolaborasi ini juga penting untuk meningkatkan kapasitas kelembagaan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian ESDM (BPSDM ESDM) sebagai Center of Excellence," ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (5/3/2021).
Diungkapkan Agung, SSTC merupakan kerja sama pertukaran sumber daya, teknologi, dan pengetahuan antara negara-negara berkembang yang juga dikenal sebagai negara-negara Global South, sementara triangular merujuk pada dukungan mitra pembangunan.
Direncanakan tahun ini akan dilaksanakan kegiatan pelatihan dan pertukaran informasi di bidang energi terbarukan secara virtual, sebagai flagship program SSTC Indonesia dengan kemungkinan pendanaan dari Kemensetneg. Tema yang akan diangkat pada pelatihan tersebut adalah Training on Rural Electrification through Micro hydro and Solar PV dan Training on Biofuel.
Baca Juga
Adapun kolaborasi dalam SSTC RE dimulai dari Maret 2021 hingga Maret 2023 dan akan mencakup beberapa area strategis energi terbarukan antara lain mini grid, off grid, dan pemanfaatan energi terbarukan untuk sektor non listrik, seiring dengan pendekatan lintas sektor seperti Public Private Partnership dan pengarusutamaan gender dalam energi terbarukan.
(ind)
Lihat Juga :
tulis komentar anda