Dorong Siswi SMK Berkarier di Bidang STEM2D
Selasa, 09 Maret 2021 - 19:12 WIB
JAKARTA - Turut dalam perayaan Hari Perempuan Internasional , lebih dari 125 siswi SMK dari 10 kota di Indonesia (Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Malang, Bojonegoro, Yogyakarta, Batam, Bengkulu dan Denpasar) berpartisipasi dalam program edukasi kesiapan kerja bertajuk “Women Career Class: Fresh Graduates Starter Pack to Enter the World of Work” yang digelar secara daring oleh PT Johnson & Johnson Indonesia (Johnson & Johnson Indonesia) bersama Prestasi Junior Indonesia (PJI), Senin (8/3).
Program ini diinisiasi sebagai upaya untuk menginspirasi para pelajar perempuan tingkat akhir SMK untuk mengejar pendidikan tinggi dan karier di bidang STEM2D (science, technology, engineering, math, manufacturing, dan design) serta membekali mereka dengan soft skill dasar untuk memasuki pasar kerja.
Johnson & Johnson secara global telah dikenal dalam memperjuangkan wanita dan memberikan mereka perangkat, sumber daya, dan peluang untuk berhasil dan maju baik di tempat kerja maupun di rumah sejak perusahaan tersebut didirikan lebih dari 130 tahun yang lalu, ketika delapan dari 14 karyawan pertamanya merupakan karyawan wanita. Sejak diluncurkannya inisiatif global WiSTEM2D (Women in Science, Technology, Engineering, Math, Manufacturing, and Design) pada tahun 2015 lalu, perusahaan Johnson & Johnson berupaya menumbuhkan minat STEM2D wanita sejak usia dini dan membantu mereka terus tumbuh dan berkembang di bidang ini, mempersiapkan dan memposisikan mereka untuk melanjutkan pendidikan dan karier yang lebih tinggi di bidang STEM2D.
Sumber daya ini dimaksudkan untuk mendorong dan melibatkan anak perempuan, keluarga, guru, dan pendukung mereka di berbagai belahan dunia. Pandemi Covid-19 yang menerpa penduduk dunia dan terus melajunya proses adopsi teknologi oleh perusahaan telah mengakselerasi kehadiran pekerjaan masa depan.
Dalam The Future of Jobs Report 2020, World Economic Forum memprediksi 85 juta pekerjaan akan digantikan oleh teknologi automasi pada tahun 2025. Situasi ini juga memunculkan peluang hadirnya 97 juta peran baru yang meliputi sejumlah klaster pekerjaan, seperti cloud computing, data & artificial intelligence (AI), engineering, product development, dan lainnya.
Dampak yang lebih dalam akan dirasakan oleh kaum perempuan mengingat proporsi mereka saat ini dalam klaster tersebut masih lebih rendah dibandingkan laki-laki, yaitu 12% untuk cloud computing, 15% untuk engineering, 26% untuk data & AI, dan 35% untuk product development.
Country Leader of Communications and Public Affairs, PT Johnson & Johnson Indonesia, Devy Yheanne mengungkapkan, riset tersebut mengindikasikan tren permintaan tenaga kerja di bidang STEM2D akan terus meningkat. Sebagai perusahaan perawatan kesehatan terkemuka di dunia, Johnson & Johnson mengambil langkah inovatif dengan mengimplementasikan inisiatif WiSTEM2D (Women in Science, Technology, Engineering, Math, Manufacturing, and Design) secara global sejak tahun 2015.
"Melalui program ini, kami berkomitmen untuk memberdayakan perempuan muda di enam bidang tersebut sehingga mereka dapat meningkatkan representasi perempuan di bidang sains dan teknik serta memiliki kesempatan tak terbatas untuk terlibat dalam mewujudkan perubahan positif di masyarakat. Kami meyakini kaum perempuan dapat menjadi katalisator untuk mewujudkan individu, komunitas, dan dunia yang lebih sehat," papar Devy.
Baca Juga
Program ini diinisiasi sebagai upaya untuk menginspirasi para pelajar perempuan tingkat akhir SMK untuk mengejar pendidikan tinggi dan karier di bidang STEM2D (science, technology, engineering, math, manufacturing, dan design) serta membekali mereka dengan soft skill dasar untuk memasuki pasar kerja.
Johnson & Johnson secara global telah dikenal dalam memperjuangkan wanita dan memberikan mereka perangkat, sumber daya, dan peluang untuk berhasil dan maju baik di tempat kerja maupun di rumah sejak perusahaan tersebut didirikan lebih dari 130 tahun yang lalu, ketika delapan dari 14 karyawan pertamanya merupakan karyawan wanita. Sejak diluncurkannya inisiatif global WiSTEM2D (Women in Science, Technology, Engineering, Math, Manufacturing, and Design) pada tahun 2015 lalu, perusahaan Johnson & Johnson berupaya menumbuhkan minat STEM2D wanita sejak usia dini dan membantu mereka terus tumbuh dan berkembang di bidang ini, mempersiapkan dan memposisikan mereka untuk melanjutkan pendidikan dan karier yang lebih tinggi di bidang STEM2D.
Sumber daya ini dimaksudkan untuk mendorong dan melibatkan anak perempuan, keluarga, guru, dan pendukung mereka di berbagai belahan dunia. Pandemi Covid-19 yang menerpa penduduk dunia dan terus melajunya proses adopsi teknologi oleh perusahaan telah mengakselerasi kehadiran pekerjaan masa depan.
Dalam The Future of Jobs Report 2020, World Economic Forum memprediksi 85 juta pekerjaan akan digantikan oleh teknologi automasi pada tahun 2025. Situasi ini juga memunculkan peluang hadirnya 97 juta peran baru yang meliputi sejumlah klaster pekerjaan, seperti cloud computing, data & artificial intelligence (AI), engineering, product development, dan lainnya.
Dampak yang lebih dalam akan dirasakan oleh kaum perempuan mengingat proporsi mereka saat ini dalam klaster tersebut masih lebih rendah dibandingkan laki-laki, yaitu 12% untuk cloud computing, 15% untuk engineering, 26% untuk data & AI, dan 35% untuk product development.
Country Leader of Communications and Public Affairs, PT Johnson & Johnson Indonesia, Devy Yheanne mengungkapkan, riset tersebut mengindikasikan tren permintaan tenaga kerja di bidang STEM2D akan terus meningkat. Sebagai perusahaan perawatan kesehatan terkemuka di dunia, Johnson & Johnson mengambil langkah inovatif dengan mengimplementasikan inisiatif WiSTEM2D (Women in Science, Technology, Engineering, Math, Manufacturing, and Design) secara global sejak tahun 2015.
"Melalui program ini, kami berkomitmen untuk memberdayakan perempuan muda di enam bidang tersebut sehingga mereka dapat meningkatkan representasi perempuan di bidang sains dan teknik serta memiliki kesempatan tak terbatas untuk terlibat dalam mewujudkan perubahan positif di masyarakat. Kami meyakini kaum perempuan dapat menjadi katalisator untuk mewujudkan individu, komunitas, dan dunia yang lebih sehat," papar Devy.
Lihat Juga :
tulis komentar anda