Vaksin AstraZeneca Dihentikan Sementara Bisa Pengaruhi Bursa Saham Global
Senin, 15 Maret 2021 - 08:08 WIB
JAKARTA - Vaksin AstraZeneca dihentikan sementara penggunaannya di Denmark dan Norwegia karena ada laporan bahwa terjadi pembekuan darah pada beberapa orang yang menerima suntikan. Hal ini diyakini turut mempengaruhi sentimen bursa saham global .
"Pergerakan saham dunia akan terpengaruhi oleh vaksin AstraZeneca yang ditarik," ujar Direktur Investasama Hans Kwee di Jakarta.
Kata dia, sentimen saham global juga diisi dari sisi lain tekanan jual masih akan terjadi terhadap emiten sektor teknologi yang mengandalkan pertumbuhan dengan menggunakan pinjaman berbunga rendah.
"Kenaikan yield obligasi pemerintah USA berpeluang mendorong naiknya biaya pinjaman. Rotasi ini mungkin akan terus terjadi dalam beberapa bulan kedepan dan cenderung sentimennya naik turun seiring dengan perubahan Yield oblgiasi pemerintah USA," bebernya.
Lalu Imbal hasil Treasury 10-tahun USA kembali naik 10 basis poin menjadi 1,64%. Ini merupakan level tertinggi sejak Februari 2020 dan mendorong suku bunga acuan 2021 ke level 0,92%. Kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah USA telah mendorong investor untuk menjual saham-saham teknologi di Nasdaq.
Kenaikan suku bunga yang tajam dapat memberikan tekanan yang sangat besar pada saham-saham teknologi dengan pertumbuhan tinggi karena mengurangi potensi keuntungan di masa depan.
"Bank Sentral USA atau The Fed juga dianggap kurang dovish sehingga dianggap sebagai ancaman terbesar bagi aset berisiko," tandasnya.
"Pergerakan saham dunia akan terpengaruhi oleh vaksin AstraZeneca yang ditarik," ujar Direktur Investasama Hans Kwee di Jakarta.
Kata dia, sentimen saham global juga diisi dari sisi lain tekanan jual masih akan terjadi terhadap emiten sektor teknologi yang mengandalkan pertumbuhan dengan menggunakan pinjaman berbunga rendah.
"Kenaikan yield obligasi pemerintah USA berpeluang mendorong naiknya biaya pinjaman. Rotasi ini mungkin akan terus terjadi dalam beberapa bulan kedepan dan cenderung sentimennya naik turun seiring dengan perubahan Yield oblgiasi pemerintah USA," bebernya.
Lalu Imbal hasil Treasury 10-tahun USA kembali naik 10 basis poin menjadi 1,64%. Ini merupakan level tertinggi sejak Februari 2020 dan mendorong suku bunga acuan 2021 ke level 0,92%. Kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah USA telah mendorong investor untuk menjual saham-saham teknologi di Nasdaq.
Kenaikan suku bunga yang tajam dapat memberikan tekanan yang sangat besar pada saham-saham teknologi dengan pertumbuhan tinggi karena mengurangi potensi keuntungan di masa depan.
"Bank Sentral USA atau The Fed juga dianggap kurang dovish sehingga dianggap sebagai ancaman terbesar bagi aset berisiko," tandasnya.
(akr)
tulis komentar anda