Cerita Erick Soal Beda Krisis Covid-19 dan 1998
Rabu, 20 Mei 2020 - 14:40 WIB
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebut krisis yang terjadi saat ini berbeda dengan krisis di tahun 2008 ataupun krisis 1998 lalu. Sebab pada tahun ini, krisis terjadi dikarenakan adanya pandemi atau masalah kesehatan.
(Baca Juga: Era New Normal, Bank BUMN Diminta Pangkas Kantor Cabang Jadi 50 Persen)
Lebih lanjut terang dia krisis yang terjadi pada 1998 dan 2008 murni karena krisis yang terjadi pada industri keuangan. Namun pada hari ini krisis terjadi karena kesehatan yang kemudian berpengaruh pada sektor ekonomi dan keuangan.
"Keuangan tentu yang membedakan dengan kondisi 1998 dibandingkan hari ini kita diawali oleh mengenai kehidupan masyarakat belum pada keuangan, tetapi keuangan ini tentu mau tidak mau akan terefek kalau ini harus terus melemah," ujar Erick di Jakarta, Rabu (20/5/2020).
Sambung Erick Thohir menambahkan, untuk mencegah dampak krisis berlanjut pemerintah sudah menyiapkan beberapa pencegahan. Tak hanya itu, dari sisi moneter pun, Bank Indonesia juga sudah mengeluarkan berbagai kebijakan termasuk penurunan suku bunga acuan menjadi 4,5%. "Diantisipasi apa? tentu bisa kita lihat banyak perusahaan yang di industri keuangan juga akan tertekan," jelasnya.
Menurut Erick Thohir, salah satu bukti dampak ekonomi dari pandemi corona adalah dengan anjloknya pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pada Kuartal I-2020 saja, pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya berada di kisaran 2,97% saja.
Angka ini dibawah dari prediksi atau perkiraan pemerintah dan juga para pengamat. Saat itu, ekonomi Indonesia diperkirakan akan tumbuh dikisaran 4 hingga 4,5%. "Untuk ekonomi kita bisa lihat kinerja kita sangat menurun walaupun dibandingkan dengan beberapa negara lain kita masih lebih baik," ucapnya.
(Baca Juga: Era New Normal, Bank BUMN Diminta Pangkas Kantor Cabang Jadi 50 Persen)
Lebih lanjut terang dia krisis yang terjadi pada 1998 dan 2008 murni karena krisis yang terjadi pada industri keuangan. Namun pada hari ini krisis terjadi karena kesehatan yang kemudian berpengaruh pada sektor ekonomi dan keuangan.
"Keuangan tentu yang membedakan dengan kondisi 1998 dibandingkan hari ini kita diawali oleh mengenai kehidupan masyarakat belum pada keuangan, tetapi keuangan ini tentu mau tidak mau akan terefek kalau ini harus terus melemah," ujar Erick di Jakarta, Rabu (20/5/2020).
Sambung Erick Thohir menambahkan, untuk mencegah dampak krisis berlanjut pemerintah sudah menyiapkan beberapa pencegahan. Tak hanya itu, dari sisi moneter pun, Bank Indonesia juga sudah mengeluarkan berbagai kebijakan termasuk penurunan suku bunga acuan menjadi 4,5%. "Diantisipasi apa? tentu bisa kita lihat banyak perusahaan yang di industri keuangan juga akan tertekan," jelasnya.
Menurut Erick Thohir, salah satu bukti dampak ekonomi dari pandemi corona adalah dengan anjloknya pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pada Kuartal I-2020 saja, pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya berada di kisaran 2,97% saja.
Angka ini dibawah dari prediksi atau perkiraan pemerintah dan juga para pengamat. Saat itu, ekonomi Indonesia diperkirakan akan tumbuh dikisaran 4 hingga 4,5%. "Untuk ekonomi kita bisa lihat kinerja kita sangat menurun walaupun dibandingkan dengan beberapa negara lain kita masih lebih baik," ucapnya.
(akr)
tulis komentar anda