Menaker Ida Tak Rela Pekerja di Sektor Andalan Jokowi Alami Kecelakaan
Kamis, 08 April 2021 - 18:41 WIB
JAKARTA - Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah meminta industri konstruksi agar terus meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja (K3 ) di tempat kerja. Menurut Ida, penerapan K3 di tempat kerja merupakan sesuatu yang prinsip dan tidak boleh ditoleransi berbagai kekurangannya.
"Selalu menerapkan K3 di lokasi kerja itu sangat penting, apalagi sektor bangunan dan konstruksi termasuk sektor yang cukup berisiko dalam proses kerja," kata Ida saat membuka Munas VII Federasi Serikat Pekerja Bangunan dan Pekerjaan Umum Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (FSP BPU-SPSI) di Jakarta, Kamis (8/4/2021). ( Baca juga:Menaker Akui Pandemi Beri Beban Tambahan Perempuan di Rumah )
Ida menyatakan bahwa kasus kecelakaan kerja setiap tahun terus mengalami penurunan. Hal itu diketahui berdasarkan data dari Direktorat K3 Kemnaker yang menunjukkan bahwa pada 2019 terjadi 155.327 kecelakaan kerja, dan di 2020 terjadi 153.055 kasus.
Namun demikian, sambungnya, penurunan yang terjadi sangat tipis, dan pemerintah sama sekali belum puas dengan penurunan angka tersebut. Oleh karena itu, ia juga akan terus mengingatkan jajaran pengawas agar tetap memantau dan mensupervisi pelaksanaan K3 di lokasi-lokasi pembangunan.
Dia mengatakan, sebagai industri, sektor konstruksi dan pekerjaan umum berada di bawah naungan Kementerian PUPR. Tetapi dalam hal pekerja dan pelaksananya menjadi tanggung jawab Kementerian Ketenagakerjaan.
"Oleh karena itu, saya tidak akan rela jika banyak pekerja yang mengalami kecelakaan kerja, sehingga kemudian menjadi tidak produktif, menjadi difabel, bahkan kehilangan nyawa. Risiko itu terlalu berat untuk dipikul oleh keluarga-keluarga pekerja ini," terangnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, konstruksi merupakan sektor yang menjadi andalan pemerintahan Presiden Joko Widodo. Konstruksi bukan hanya untuk mempercepat pembangunan ekonomi, ketersediaan akses dan pelayanan masyarakat. Namun, sektor ini juga penting mengingat begitu banyak industri turunannya. ( Baca juga:TMII Akan Dikelola Yayasan Keluarga Jokowi? Mensesneg: Itu Nggak Benar! )
Industri turunan yang dimaksud, yaitu industri semen, industri pengolahan besi, industri alat berat, bahkan sampai industri informal, seperti warung makanan, kos-kosan, dan makanan kaki lima menjadi hidup karena ada proyek-proyek konstruksi.
"Oleh karena itu, teman-teman pekerja, bersyukurlah dan tetaplah optimistis. Akan banyak pekerjaan untuk teman-teman di sektor ini, sehingga bisa membawa pulang rezeki bagi keluarga," ucapnya.
"Selalu menerapkan K3 di lokasi kerja itu sangat penting, apalagi sektor bangunan dan konstruksi termasuk sektor yang cukup berisiko dalam proses kerja," kata Ida saat membuka Munas VII Federasi Serikat Pekerja Bangunan dan Pekerjaan Umum Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (FSP BPU-SPSI) di Jakarta, Kamis (8/4/2021). ( Baca juga:Menaker Akui Pandemi Beri Beban Tambahan Perempuan di Rumah )
Ida menyatakan bahwa kasus kecelakaan kerja setiap tahun terus mengalami penurunan. Hal itu diketahui berdasarkan data dari Direktorat K3 Kemnaker yang menunjukkan bahwa pada 2019 terjadi 155.327 kecelakaan kerja, dan di 2020 terjadi 153.055 kasus.
Namun demikian, sambungnya, penurunan yang terjadi sangat tipis, dan pemerintah sama sekali belum puas dengan penurunan angka tersebut. Oleh karena itu, ia juga akan terus mengingatkan jajaran pengawas agar tetap memantau dan mensupervisi pelaksanaan K3 di lokasi-lokasi pembangunan.
Dia mengatakan, sebagai industri, sektor konstruksi dan pekerjaan umum berada di bawah naungan Kementerian PUPR. Tetapi dalam hal pekerja dan pelaksananya menjadi tanggung jawab Kementerian Ketenagakerjaan.
"Oleh karena itu, saya tidak akan rela jika banyak pekerja yang mengalami kecelakaan kerja, sehingga kemudian menjadi tidak produktif, menjadi difabel, bahkan kehilangan nyawa. Risiko itu terlalu berat untuk dipikul oleh keluarga-keluarga pekerja ini," terangnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, konstruksi merupakan sektor yang menjadi andalan pemerintahan Presiden Joko Widodo. Konstruksi bukan hanya untuk mempercepat pembangunan ekonomi, ketersediaan akses dan pelayanan masyarakat. Namun, sektor ini juga penting mengingat begitu banyak industri turunannya. ( Baca juga:TMII Akan Dikelola Yayasan Keluarga Jokowi? Mensesneg: Itu Nggak Benar! )
Industri turunan yang dimaksud, yaitu industri semen, industri pengolahan besi, industri alat berat, bahkan sampai industri informal, seperti warung makanan, kos-kosan, dan makanan kaki lima menjadi hidup karena ada proyek-proyek konstruksi.
"Oleh karena itu, teman-teman pekerja, bersyukurlah dan tetaplah optimistis. Akan banyak pekerjaan untuk teman-teman di sektor ini, sehingga bisa membawa pulang rezeki bagi keluarga," ucapnya.
(uka)
tulis komentar anda