Indonesia Butuh 600 Ribu Talenta Digital Per Tahun, Mau Tahu untuk Apa?
Senin, 19 April 2021 - 20:57 WIB
JAKARTA - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate mengatakan, bahwa Indonesia membutuhkan sembilan juta talenta digital dalam 15 tahun, atau rata-rata 600 ribu talenta per tahun demi mengatasi digital talent gap.
Menyadari kebutuhan akan talenta yang begitu besar ini, Kemkominfo menggunakan pendekatan komprehensif yang mencakup 3 tingkatan kecakapan digital.
"Di level advanced atau tingkat lanjutan, program Digital Leadership Academy (DLA) diinisiasi untuk meningkatkan kapasitas pembuat kebijakan digital (digital decision maker) baik di sektor publik maupun privat," ucap Johnny dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta.
Program ini ditujukan untuk 300 leaders dan dilakukan secara daring, mengingat situasi pandemi Covid-19, dengan menggandeng pusat-pusat pengembangan ekosistem digital global di China, India, Singapura, Estonia, Amerika Serikat dan sebagainya.
Di tingkat menengah (intermediate digital skill), program Digital Talent Scholarship (DTS) juga diadakan untuk memberikan pelatihan teknis bagi para angkatan kerja muda, lulusan baru, profesional, dan elemen masyarakat lainnya.
"Program ini mengajarkan berbagai kecakapan era digital seperti artificial intelligence, machine learning, cloud computing, cyber security,digital entrepreneur ship, digital communication dan sebagainya.Tahun 2021 ini, kami memberikan 100.000 beasiswa DTS untuk masyarakat Indonesia dengan tema-tema seperti tersebut sebelumnya,” kata Johnny.
Sedangkan, di tingkat kecakapan digital yang dasar (basic digital skill), pengembangan literasi digital melalui Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siber kreasi terus digencarkan agar dapat mencapai 12,4 juta masyarakat di tahun 2021 ini.
Program yang begitu masif ini dikerjakan secara kolaboratif bersama dengan 34 pemerintah provinsi dan 514 pemerintah kabupaten/kota bersama dengan Project Implementation Unit (PIU) di Kementerian Kominfo.
Menyadari kebutuhan akan talenta yang begitu besar ini, Kemkominfo menggunakan pendekatan komprehensif yang mencakup 3 tingkatan kecakapan digital.
"Di level advanced atau tingkat lanjutan, program Digital Leadership Academy (DLA) diinisiasi untuk meningkatkan kapasitas pembuat kebijakan digital (digital decision maker) baik di sektor publik maupun privat," ucap Johnny dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta.
Program ini ditujukan untuk 300 leaders dan dilakukan secara daring, mengingat situasi pandemi Covid-19, dengan menggandeng pusat-pusat pengembangan ekosistem digital global di China, India, Singapura, Estonia, Amerika Serikat dan sebagainya.
Di tingkat menengah (intermediate digital skill), program Digital Talent Scholarship (DTS) juga diadakan untuk memberikan pelatihan teknis bagi para angkatan kerja muda, lulusan baru, profesional, dan elemen masyarakat lainnya.
"Program ini mengajarkan berbagai kecakapan era digital seperti artificial intelligence, machine learning, cloud computing, cyber security,digital entrepreneur ship, digital communication dan sebagainya.Tahun 2021 ini, kami memberikan 100.000 beasiswa DTS untuk masyarakat Indonesia dengan tema-tema seperti tersebut sebelumnya,” kata Johnny.
Sedangkan, di tingkat kecakapan digital yang dasar (basic digital skill), pengembangan literasi digital melalui Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siber kreasi terus digencarkan agar dapat mencapai 12,4 juta masyarakat di tahun 2021 ini.
Program yang begitu masif ini dikerjakan secara kolaboratif bersama dengan 34 pemerintah provinsi dan 514 pemerintah kabupaten/kota bersama dengan Project Implementation Unit (PIU) di Kementerian Kominfo.
tulis komentar anda