Kuasai Pangsa Pasar 20,66%, DPLK BNI Kelola Dana Rp22,26 Triliun
Senin, 19 April 2021 - 23:33 WIB
JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) mencatat, Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) yang dikelola perseroan hingga akhir Desember 2020 mencapai Rp22,26 triliun. Hal itu menempatkan DPLK BNI sebagai market leader di industri DPLK dengan penguasaan pangsa pasar 20,66% dari 24 penyelenggara DPLK.
Guna mempertahankan keunggulan tersebut, BNI menawarkan Program Pensiun Iuran Pasti DPLK dengan produknya bernama BNI Simponi. Direktur Treasury dan International BNI Henry Panjaitan mengatakan, produk ini juga sangat cocok bagi kaum milenial.
Dia menjelaskan, BNI Simponi cocok untuk kaum milenial karena selain aman, kaum milenial juga dapat memilih usia pensiun normal sekurang-kurangnya di usia 40 tahun. Artinya, kata dia, jika kaum milenial membutuhkan tambahan dana modal usaha di masa depan, BNI Simponi adalah solusinya. BNI Simponi, kata dia, menyiapkan paket investasi sesuai kebutuhan yang terdiri dari 7 pilihan paket investasi, termasuk paket investasi syariah.
"Kunci keberhasilan berinvestasi adalah momentum. Semakin dini mengikuti BNI Simponi, maka dengan iuran semakin kecil akan terkumpul dana yang lebih besar. Hal ini dikarenakan imbal hasil BNI Simponi lebih optimal dari produk lainnya," ujar Henry dalam siaran pers, Senin (19/4/2021).
Karena dapat dicairkan pada usia pensiun 40 tahun, kaum milenial menurutnya dapat memanfaatkan dana tersebut di masa yang sangat produktif untuk usaha. Atau, mereka dapat meneruskan investasi masa depan untuk hari tua.
Senior Pension Program Specialist BNI Alif Pasaleori menjelaskan, kaum milenial yang kini memiliki usia produktif atau 20-30 tahun sudah harus menyiapkan dana pensiun. "Tidak perlu besar yang penting ada karena jika kita tahu iuran itu akan lebih kecil dibandingkan kita berpikir pensiun itu di usia 40 tahun pasti iuran akan besar," ujarnya.
Senior Pension Program Specialist BNI Dian Dinarwati menambahkan, terdapat 4 hal yang perlu diperhatikan saat menyiapkan investasi dana pensiun. Pertama, momentum waktu. Semakin panjang periode persiapan cicilan, maka semakin kecil nominalnya.
Kedua, nominal iuran, yakni berhubungan dengan penetapan target dan kebutuhan dana yang disiapkan untuk pensiun. "Kunci utama dari iuran ini adalah disiplin karena akan berubah menjadi mindset. Apabila sudah jadi mindset, tidak akan dipakai dulu tapi dipakai untuk cover kebutuhan jangka panjang, ditempatkan ke pos investasi dana pensiun," tuturnya.
Ketiga, bagaimana pengelolaan dana pensiun tersebut. Dalam hal ini, kata dia, DLPK BNI sudah ada dari tahun 1994, yang artinya sudah lebih dari 25 tahun beroperasi di industri DPLK. "Kita memiliki experience dalam mengelola dana peserta di nasabah DPLK BNI," tegasnya.
Keempat, investasi dana pensiun tidak semata-mata ditargetkan untuk memperoleh imbal hasil yang tinggi. Karena jika hal ini dilakukan, saat mengejar imbal hasil tinggi, yang terjadi adalah memiliki risiko yang juga tinggi.
Guna mempertahankan keunggulan tersebut, BNI menawarkan Program Pensiun Iuran Pasti DPLK dengan produknya bernama BNI Simponi. Direktur Treasury dan International BNI Henry Panjaitan mengatakan, produk ini juga sangat cocok bagi kaum milenial.
Dia menjelaskan, BNI Simponi cocok untuk kaum milenial karena selain aman, kaum milenial juga dapat memilih usia pensiun normal sekurang-kurangnya di usia 40 tahun. Artinya, kata dia, jika kaum milenial membutuhkan tambahan dana modal usaha di masa depan, BNI Simponi adalah solusinya. BNI Simponi, kata dia, menyiapkan paket investasi sesuai kebutuhan yang terdiri dari 7 pilihan paket investasi, termasuk paket investasi syariah.
"Kunci keberhasilan berinvestasi adalah momentum. Semakin dini mengikuti BNI Simponi, maka dengan iuran semakin kecil akan terkumpul dana yang lebih besar. Hal ini dikarenakan imbal hasil BNI Simponi lebih optimal dari produk lainnya," ujar Henry dalam siaran pers, Senin (19/4/2021).
Karena dapat dicairkan pada usia pensiun 40 tahun, kaum milenial menurutnya dapat memanfaatkan dana tersebut di masa yang sangat produktif untuk usaha. Atau, mereka dapat meneruskan investasi masa depan untuk hari tua.
Senior Pension Program Specialist BNI Alif Pasaleori menjelaskan, kaum milenial yang kini memiliki usia produktif atau 20-30 tahun sudah harus menyiapkan dana pensiun. "Tidak perlu besar yang penting ada karena jika kita tahu iuran itu akan lebih kecil dibandingkan kita berpikir pensiun itu di usia 40 tahun pasti iuran akan besar," ujarnya.
Senior Pension Program Specialist BNI Dian Dinarwati menambahkan, terdapat 4 hal yang perlu diperhatikan saat menyiapkan investasi dana pensiun. Pertama, momentum waktu. Semakin panjang periode persiapan cicilan, maka semakin kecil nominalnya.
Kedua, nominal iuran, yakni berhubungan dengan penetapan target dan kebutuhan dana yang disiapkan untuk pensiun. "Kunci utama dari iuran ini adalah disiplin karena akan berubah menjadi mindset. Apabila sudah jadi mindset, tidak akan dipakai dulu tapi dipakai untuk cover kebutuhan jangka panjang, ditempatkan ke pos investasi dana pensiun," tuturnya.
Ketiga, bagaimana pengelolaan dana pensiun tersebut. Dalam hal ini, kata dia, DLPK BNI sudah ada dari tahun 1994, yang artinya sudah lebih dari 25 tahun beroperasi di industri DPLK. "Kita memiliki experience dalam mengelola dana peserta di nasabah DPLK BNI," tegasnya.
Keempat, investasi dana pensiun tidak semata-mata ditargetkan untuk memperoleh imbal hasil yang tinggi. Karena jika hal ini dilakukan, saat mengejar imbal hasil tinggi, yang terjadi adalah memiliki risiko yang juga tinggi.
(fai)
tulis komentar anda