PLN Siap Penuhi Kebutuhan Listrik untuk Industri Smelter di Sulawesi
Rabu, 21 April 2021 - 13:29 WIB
KENDARI - PLN memastikan kesiapan pasokan listrik bagi industri smelter di Sulawesi terpenuhi dan andal. Keseriusan PLN ini terlihat pada sistem kelistrikan Sulawesi Bagian Selatan yang menghubungkan Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah yang memiliki cadangan daya 664 mega watt (MW).
“ PLN sangat siap untuk melayani kebutuhan investasi melalui infrastruktur ketenagalistrikan di 4 provinsi tersebut, khususnya bagi industri smelter dan mendukung tumbuhnya industri baterai di tanah air,” tutur Direktur Utama PLN , Zulkifli Zaini saat melakukan kunjungan di PLTU Nii Tanasa, Sulawesi Tenggara.
Dia menjelaskan, smelter merupakan salah satu industri yang tengah berkembang pesat, mengingat kandungan nikel cukup berlimpah di Sulawesi. Nikel ini juga akan menjadi bahan baku untuk industri baterai. Hal tersebut merupakan tantangan bagi PLN dalam memasok kebutuhan listriknya secara cukup dan andal.
Di Bantaeng, Sulsel, PLN baru saja meningkatkan kapasitas daya terhadap jaringan transmisi yang memasok PT Huadi Nickel-Alloy Indonesia (HNI). Diketahui, PT HNI merupakan perusahaan yang berfokus pada industri pengolahan dan pemurnian mineral nikel.
Sebelumnya, PT HNI telah dipasok daya eksisting sebesar 40 mega volt ampere (MVA). Seiring dengan pertumbuhan usahanya saat ini, PLN akan memenuhi kebutuhan tambahan PT HNI kurang lebih 170 MVA. Sebesar 80 MVA sudah siap disalurkan pada bulan Mei 2021 dan 90 MVA pada bulan Juli 2021.
Sistem kelistrikan Sulawesi Bagian Selatan juga banyak dipasok oleh pembangkit energi baru terbarukan, yakni PLTA Poso 315 MW, PLTA Bakaru 126 MW, PLT Bayu Sidrap 60 MW, PLT Bayu Tolo 70 MW. Adapun bauran energi baru terbarukan di sistem kelistrikan Sulbagsel sebesar 29,8 persen dengan total kapasitas sebesar 861,42 MW. Dalam waktu dekat, PLTA Malea ditargetkan juga akan beroperasi sehingga menambah bauran EBT pada sistem kelistrikan Sulbagsel.
Tak hanya memastikan kecukupan dayanya, PLN juga komitmen untuk memberikan keandalan pasokan listriknya.
“ PLN sangat siap untuk melayani kebutuhan investasi melalui infrastruktur ketenagalistrikan di 4 provinsi tersebut, khususnya bagi industri smelter dan mendukung tumbuhnya industri baterai di tanah air,” tutur Direktur Utama PLN , Zulkifli Zaini saat melakukan kunjungan di PLTU Nii Tanasa, Sulawesi Tenggara.
Dia menjelaskan, smelter merupakan salah satu industri yang tengah berkembang pesat, mengingat kandungan nikel cukup berlimpah di Sulawesi. Nikel ini juga akan menjadi bahan baku untuk industri baterai. Hal tersebut merupakan tantangan bagi PLN dalam memasok kebutuhan listriknya secara cukup dan andal.
Di Bantaeng, Sulsel, PLN baru saja meningkatkan kapasitas daya terhadap jaringan transmisi yang memasok PT Huadi Nickel-Alloy Indonesia (HNI). Diketahui, PT HNI merupakan perusahaan yang berfokus pada industri pengolahan dan pemurnian mineral nikel.
Sebelumnya, PT HNI telah dipasok daya eksisting sebesar 40 mega volt ampere (MVA). Seiring dengan pertumbuhan usahanya saat ini, PLN akan memenuhi kebutuhan tambahan PT HNI kurang lebih 170 MVA. Sebesar 80 MVA sudah siap disalurkan pada bulan Mei 2021 dan 90 MVA pada bulan Juli 2021.
Sistem kelistrikan Sulawesi Bagian Selatan juga banyak dipasok oleh pembangkit energi baru terbarukan, yakni PLTA Poso 315 MW, PLTA Bakaru 126 MW, PLT Bayu Sidrap 60 MW, PLT Bayu Tolo 70 MW. Adapun bauran energi baru terbarukan di sistem kelistrikan Sulbagsel sebesar 29,8 persen dengan total kapasitas sebesar 861,42 MW. Dalam waktu dekat, PLTA Malea ditargetkan juga akan beroperasi sehingga menambah bauran EBT pada sistem kelistrikan Sulbagsel.
Tak hanya memastikan kecukupan dayanya, PLN juga komitmen untuk memberikan keandalan pasokan listriknya.
tulis komentar anda