Siap IPO Tahun Ini, Berikut Profil Subholding Kapal Pertamina
Kamis, 06 Mei 2021 - 12:19 WIB
JAKARTA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) baru saja meresmikan Subholding Perkapalan atau PT Pertamina International Shipping . Subholding ini digadang-gadang bisa memperbaiki supply chain bagi ketahanan energi nasional. Pemegang saham sudah menetapkan Erry Widiastono sebagai pimpinan utama atau SEO anak usaha PT Pertamina (Persero) tersebut. Erry bukanlah orang baru di Pertamina. Sebelumnya, dia pernah menjabat SVP Shipping Direktorat LSCI. Dan pernah bertugas sebagai General Manager Pertamina MOR III.
Direktur Operasi Pertamina International Shipping, Arief Kurnia Risdianto menyebut, salah satu program unggulan direktorat operasi adalah pelaksanaan program Integrated Tonnage Management. Program tersebut merupakan pengintegrasian seluruh kapal yang dioperasikan untuk melayani kebutuhan angkutan domestik dan internasional baik captive market maupun non captive market
Program itu diharapkan dapat mendukung peningkatan revenue serta profit perusahaan. Bahkan, sebagai upaya untuk mendukung program pemerintah dalam meningkatkan tingkat komponen dalam negeri (TKDN). “Kami ingin terus berupaya untuk meningkatkan penggunaan barang serta jasa dari Indonesia dengan cara memberdayakan produk-produk dalam negeri serta mengurangi penggunaan barang-barang impor, seperti penggunaan kapal-kapal berbendera Indonesia," ujar Arief dikutip, Kamis (6/5/2021).
Adapun pilar utama perseroan adalah, sebagai pondasi operasional comply terhadap standard international, marine safety and security, standard performance yang tinggi, operasi yang efisien, hingga proses digitalisasi. PIS juga diklaim sebagai perusahaan shipping terkemuka di Asia. Karena itu, keberadaan PIS dinilai mampu mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang juga dituangkan dalam misi sebagai agen pembangunan ekonomi Indonesia.
Salah satu tujuan khusus adalah peningkatan penggunaan produk dalam negeri di lingkungan Pertamina Grup untuk memberdayakan industri dalam negeri. "Tentunya kami ingin meningkatkan nilai TKDN secara konsisten. Harapannya adalah agar perekonomian Indonesia semakin baik,” kata dia.
Saat ini, perseroan telah mengintegrasikan seluruh aset kapal, sarana tambat, non sarana tambat, enam pelabuhan, serta terminal BBM dan elpiji. Senada, Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati menuturkan, aksi korporasi yang akan dilakukan PIS. Untuk 2021, subholding akan membeli Kapal Aquarius atau kapal LNG. Pembelian tersebut menambah daftar 750 kapal yang dimiliki pertamina saat ini.
Rencananya, LNG akan digunakan untuk mendukung supply gas ke Kilang Cilacap pemilik Pertamina dan memasok gas sebagai konversi Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) milik PT PLN (Persero). Pada 2022, PIS akan melakukan investasi untuk mendukung pembangunan kapal Floating Storage and Regasification Unit (FSRU). Kapal FSRU sendiri memiliki kapasitas kargo penyimpanan gas alam cair atau Liquefied Natural Gas (LNG) sebesar 170.150 m3 dengan kapasitas unit regasifikasi 300 juta kaki kubik standar per hari (MMSCFD).
Kapal FSRU ini nantinya akan terintegrasi dengan pembangkit listrik bertenaga gas dengan turbin ganda atau Combined Cycle Gas Turbin (CCGT) berkapasitas 1.760 MW. "Kami juga akan meningkatkan value PIS dengan masuknya PIS ke pasar gas. Dengan 17.000pulau dan program net zero emission di 2030, gasifikasi menjadi sangat penting," ujar Nicke.
Selanjutnya, anak usaha Pertamina itu akan menggandeng sejumlah mitra strategis untuk memperluas pasar perusahaan baik regional dan internasional. Sebab, saat ini masih banyak perusahaan yang hanya fokus di regional. PIS sendiri akan mengintegrasikan lima terminal seperti Terminal Pulau Sambu, Uban, Tanjung Sekong, Kotabaru, hingg Bau-Bau. Penyatuan terminal tersebut diyakini mampu mendorong kinerja perseroan ke market Asean.
Langkah lain adalah penawaran saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) pada 2021. Aksi ini dibeberkan Menteri BUMN, Erick Thohir. Meski begitu, dia enggan membeberkan waktu pasti IPO. "Insyaallah tahun ini. Tapi kalau bulannya kapannya belum bisa," kata Erick
Direktur Operasi Pertamina International Shipping, Arief Kurnia Risdianto menyebut, salah satu program unggulan direktorat operasi adalah pelaksanaan program Integrated Tonnage Management. Program tersebut merupakan pengintegrasian seluruh kapal yang dioperasikan untuk melayani kebutuhan angkutan domestik dan internasional baik captive market maupun non captive market
Program itu diharapkan dapat mendukung peningkatan revenue serta profit perusahaan. Bahkan, sebagai upaya untuk mendukung program pemerintah dalam meningkatkan tingkat komponen dalam negeri (TKDN). “Kami ingin terus berupaya untuk meningkatkan penggunaan barang serta jasa dari Indonesia dengan cara memberdayakan produk-produk dalam negeri serta mengurangi penggunaan barang-barang impor, seperti penggunaan kapal-kapal berbendera Indonesia," ujar Arief dikutip, Kamis (6/5/2021).
Adapun pilar utama perseroan adalah, sebagai pondasi operasional comply terhadap standard international, marine safety and security, standard performance yang tinggi, operasi yang efisien, hingga proses digitalisasi. PIS juga diklaim sebagai perusahaan shipping terkemuka di Asia. Karena itu, keberadaan PIS dinilai mampu mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang juga dituangkan dalam misi sebagai agen pembangunan ekonomi Indonesia.
Salah satu tujuan khusus adalah peningkatan penggunaan produk dalam negeri di lingkungan Pertamina Grup untuk memberdayakan industri dalam negeri. "Tentunya kami ingin meningkatkan nilai TKDN secara konsisten. Harapannya adalah agar perekonomian Indonesia semakin baik,” kata dia.
Saat ini, perseroan telah mengintegrasikan seluruh aset kapal, sarana tambat, non sarana tambat, enam pelabuhan, serta terminal BBM dan elpiji. Senada, Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati menuturkan, aksi korporasi yang akan dilakukan PIS. Untuk 2021, subholding akan membeli Kapal Aquarius atau kapal LNG. Pembelian tersebut menambah daftar 750 kapal yang dimiliki pertamina saat ini.
Rencananya, LNG akan digunakan untuk mendukung supply gas ke Kilang Cilacap pemilik Pertamina dan memasok gas sebagai konversi Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) milik PT PLN (Persero). Pada 2022, PIS akan melakukan investasi untuk mendukung pembangunan kapal Floating Storage and Regasification Unit (FSRU). Kapal FSRU sendiri memiliki kapasitas kargo penyimpanan gas alam cair atau Liquefied Natural Gas (LNG) sebesar 170.150 m3 dengan kapasitas unit regasifikasi 300 juta kaki kubik standar per hari (MMSCFD).
Kapal FSRU ini nantinya akan terintegrasi dengan pembangkit listrik bertenaga gas dengan turbin ganda atau Combined Cycle Gas Turbin (CCGT) berkapasitas 1.760 MW. "Kami juga akan meningkatkan value PIS dengan masuknya PIS ke pasar gas. Dengan 17.000pulau dan program net zero emission di 2030, gasifikasi menjadi sangat penting," ujar Nicke.
Selanjutnya, anak usaha Pertamina itu akan menggandeng sejumlah mitra strategis untuk memperluas pasar perusahaan baik regional dan internasional. Sebab, saat ini masih banyak perusahaan yang hanya fokus di regional. PIS sendiri akan mengintegrasikan lima terminal seperti Terminal Pulau Sambu, Uban, Tanjung Sekong, Kotabaru, hingg Bau-Bau. Penyatuan terminal tersebut diyakini mampu mendorong kinerja perseroan ke market Asean.
Langkah lain adalah penawaran saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) pada 2021. Aksi ini dibeberkan Menteri BUMN, Erick Thohir. Meski begitu, dia enggan membeberkan waktu pasti IPO. "Insyaallah tahun ini. Tapi kalau bulannya kapannya belum bisa," kata Erick
(nng)
tulis komentar anda