Bareng Trenggono, Jokowi Blusukan Temui Nelayan di Lamongan
Kamis, 06 Mei 2021 - 14:14 WIB
JAKARTA - Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengunjungi Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Brondong di Lamongan, Jawa Timur, Kamis (6/5/2021). Keduanya berdialog dengan nelayan serta melihat langsung hasil tangkapan di kapal-kapal yang tengah sandar.
"Saya ingin melihat secara langsung keadaan dan situasi nelayan selama pandemi. Tadi disampaikan oleh Pak Agus (nelayan setempat) bahwa kondisi nelayan di sini tidak ada masalah dan bisa melaut seperti biasa, hasilnya juga normal," ujar Presiden Joko Widodo .
Presiden menegaskan akan segera menyelesaikan beberapa hambatan yang selama ini dihadapi para nelayan. Untuk pendangkalan alur misalnya, waktu dekat ini dilakukan pengerukan oleh kementerian terkait. Kemudian mengenai lampu haluan yang dianggap kurang tinggi, juga akan diperbaiki.
Perbaikan menurut Presiden perlu segera dilakukan untuk mendukung produktivitas nelayan di Lamongan. Harapannya, dengan perbaikan tersebut akan mendorong pula peningkatan kesejahteraan nelayan. "Di dua lokasi yang dimintakan untuk dikeruk dan saya sudah sampaikan 2 sampai 3 bulan lagi ada pengerukan. Termasuk juga lampu haluan untuk minta ditinggikan, diperbaiki juga. Sudah saya sanggupi dan kita harapkan beberapa perbaikan tadi bisa meningkatkan perbaikan kesejahteraan nelayan karena akan mempermudah aktivitas berlabuh dan bongkar (hasil tangkap)," imbuh Presiden Joko Widodo.
Sementara itu, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menjelaskan dia bersama jajaran tengah mengupayakan perbaikan tata kelola pelabuhan di Indonesia agar lebih higienis dan modern. Khusus untuk PPN Brondong di Lamongan, dia mendukung perluasan area sebab kolam pelabuhan yang ada sudah mulai penuh. Kemudian di pelabuhan nantinya dibangun kawasan industri sehingga proses hulu hingga hilir bisa terintegrasi.
Untuk fasilitas sendiri, PPN Brondong dilengkapi dengan dua coldstorage berkapasitas 400 ton dan 100 ton. Ada pula tempat pengisian bahan bakar untuk kapal-kapal nelayan. "Kami mendorong agar pelabuhan perikanan menjadi lebih modern dan higienis. Jadi nanti di sini bisa ada kawasan industrinya, ada pasar, ada restoran. Intinya hulu hingga hilir terintegrasi," ungkapnya usai kunjungan kerja.
Ini kali kedua Menteri Trenggono mengunjungi PPN Brondong dalam sepekan terakhir. Kunjungan sebelumnya pada Sabtu 1 Mei 2021 untuk meninjau infrastruktur pelabuhan, berdialog sekaligus menyerahkan bantuan sembako kepada nelayan. Selain rencana perluasan dan persoalan infrastruktur, alat tangkap yang dipakai nelayan Brondong juga menjadi perhatian kementeriannya. Sebab sebagian besar nelayan di sana masih menggunakan cantrang.
Mengentaskan persoalan ini menurutnya memang perlu tahapan sebab berkaitan dengan mata pencaharian nelayan selama ini. Pihaknya tengah menggodok aturan penggunaan alat tangkap yang lebih ramah lingkungan dan menyiapkan program untuk mendukung nelayan tetap produktif tanpa menggunakan alat tangkap yang lama. "Kebijakan kita ke depan jelas, yaitu prinsip ekonomi biru. Artinya produktivitas untuk peningkatan kesejahteraan berjalan dan keberlanjutan ekosistem tetap harus dijaga. Jadi alat tangkap yang dipakai harus ramah lingkungan," ungkapnya.
Sebagai informasi, PPN Brondong merupakan tempat pendaratan ikan terbesar di pantai utara Jawa Timur. Untuk tahun lalu, volume ikan yang didaratkan mencapai 53.000 ton senilai hampir Rp1 triliun. Sementara ikan yang mendominasi di sini adalah swanggi, kuniran, kurisi, kapas-kapas, dan ikan biji nangka. Kemudian untuk armada sedikitnya ada 900 unit kapal yang setiap hari beraktivitas di PPN Brondong dengan ukuran paling banyak di bawah 30 GT.
"Saya ingin melihat secara langsung keadaan dan situasi nelayan selama pandemi. Tadi disampaikan oleh Pak Agus (nelayan setempat) bahwa kondisi nelayan di sini tidak ada masalah dan bisa melaut seperti biasa, hasilnya juga normal," ujar Presiden Joko Widodo .
Presiden menegaskan akan segera menyelesaikan beberapa hambatan yang selama ini dihadapi para nelayan. Untuk pendangkalan alur misalnya, waktu dekat ini dilakukan pengerukan oleh kementerian terkait. Kemudian mengenai lampu haluan yang dianggap kurang tinggi, juga akan diperbaiki.
Perbaikan menurut Presiden perlu segera dilakukan untuk mendukung produktivitas nelayan di Lamongan. Harapannya, dengan perbaikan tersebut akan mendorong pula peningkatan kesejahteraan nelayan. "Di dua lokasi yang dimintakan untuk dikeruk dan saya sudah sampaikan 2 sampai 3 bulan lagi ada pengerukan. Termasuk juga lampu haluan untuk minta ditinggikan, diperbaiki juga. Sudah saya sanggupi dan kita harapkan beberapa perbaikan tadi bisa meningkatkan perbaikan kesejahteraan nelayan karena akan mempermudah aktivitas berlabuh dan bongkar (hasil tangkap)," imbuh Presiden Joko Widodo.
Sementara itu, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menjelaskan dia bersama jajaran tengah mengupayakan perbaikan tata kelola pelabuhan di Indonesia agar lebih higienis dan modern. Khusus untuk PPN Brondong di Lamongan, dia mendukung perluasan area sebab kolam pelabuhan yang ada sudah mulai penuh. Kemudian di pelabuhan nantinya dibangun kawasan industri sehingga proses hulu hingga hilir bisa terintegrasi.
Untuk fasilitas sendiri, PPN Brondong dilengkapi dengan dua coldstorage berkapasitas 400 ton dan 100 ton. Ada pula tempat pengisian bahan bakar untuk kapal-kapal nelayan. "Kami mendorong agar pelabuhan perikanan menjadi lebih modern dan higienis. Jadi nanti di sini bisa ada kawasan industrinya, ada pasar, ada restoran. Intinya hulu hingga hilir terintegrasi," ungkapnya usai kunjungan kerja.
Ini kali kedua Menteri Trenggono mengunjungi PPN Brondong dalam sepekan terakhir. Kunjungan sebelumnya pada Sabtu 1 Mei 2021 untuk meninjau infrastruktur pelabuhan, berdialog sekaligus menyerahkan bantuan sembako kepada nelayan. Selain rencana perluasan dan persoalan infrastruktur, alat tangkap yang dipakai nelayan Brondong juga menjadi perhatian kementeriannya. Sebab sebagian besar nelayan di sana masih menggunakan cantrang.
Mengentaskan persoalan ini menurutnya memang perlu tahapan sebab berkaitan dengan mata pencaharian nelayan selama ini. Pihaknya tengah menggodok aturan penggunaan alat tangkap yang lebih ramah lingkungan dan menyiapkan program untuk mendukung nelayan tetap produktif tanpa menggunakan alat tangkap yang lama. "Kebijakan kita ke depan jelas, yaitu prinsip ekonomi biru. Artinya produktivitas untuk peningkatan kesejahteraan berjalan dan keberlanjutan ekosistem tetap harus dijaga. Jadi alat tangkap yang dipakai harus ramah lingkungan," ungkapnya.
Sebagai informasi, PPN Brondong merupakan tempat pendaratan ikan terbesar di pantai utara Jawa Timur. Untuk tahun lalu, volume ikan yang didaratkan mencapai 53.000 ton senilai hampir Rp1 triliun. Sementara ikan yang mendominasi di sini adalah swanggi, kuniran, kurisi, kapas-kapas, dan ikan biji nangka. Kemudian untuk armada sedikitnya ada 900 unit kapal yang setiap hari beraktivitas di PPN Brondong dengan ukuran paling banyak di bawah 30 GT.
(nng)
Lihat Juga :
tulis komentar anda