Kalau Tak Ikuti Jejak GoTo, Grab Bakal Tertinggal
Selasa, 18 Mei 2021 - 17:30 WIB
JAKARTA - Merger dua perusahaan yang membuat bisnisnya kian lengkap tentu bakal berdampak pada para pesaingnya. Situasi itu pula yang bakal terjadi ketika Gojek dan Tokopedia merger menjadi GoTo .
Jika para kompetitor tidak melakukan penyelarasan tentu akan tertinggal dan dapat ditelan oleh GoTo. Apalagi, Gojek dan Tokopedia sama-sama meliliki banyak pengguna di Indonesia.
Baca juga:Hapus Gelar Universitas, Sekolah Bisnis Jack Ma Beneran Dibredel?
Tokopedia menjadi salah satu e-commers yang memberdayakan 90% penjual berskala mikro. Sementara Gojek memiliki banyak pengguna setia.
“Data konsumen Gojek dan data konsumen Tokopedia akan digabungkan. Sistem yang sudah terbangun nanti diintegrasikan, itu nanti akan menciptakan situasi yang luar biasa menjadi jauh lebih bagus,” jelas Yuswohady, pakar marketing, kepada MNC Portal Indonesia, Selasa (18/5/2021).
Menurutnya, efek merger tersebut akan berdampak pada para kompetitor yang memiliki gerak terbatas apabila tidak memiliki investor yang besar. Akibatnya industri akan semakin mengecil dan tertinggal.
“Bisa diprediksi bahwa mergernya Gojek-Tokopedia bakal dilakukan kompetitor, cuma memang pemain sama yang serupa dengan Gojek khan cuma beberapa. Misalnya Grab dengan Shopee. Dia akan cari teman untuk membangun ekosistem. Ke depannya akan ada compacting group atau compacting ecosystem yang melakukan hal yang sama,”ungkapnya.
Baca juga:Penderitaan Rakyat Gaza Tak Berujung, Krisis Air dan Listrik Kian Parah
Yuswohady menuturkan, jika kompetitor tidak cepat mengikuti, maka fenomena tersebut bakal terjadi seperti yang ada di Amerika, yakni Amazon, Facebook, Google, dan Apple yang memiliki kekuatan yang besar dan sulit untuk dilawan.
“Beda halnya dengan Instragram yang masih kecil, sebelum menjadi besar, sudah diambil dulu oleh Facebook. Grab juga memiliki investor kakap. Apabila Grab tidak segera mengikuti Gojek maka akan tertinggal jauh dan dapat dibeli. Nama Grab akan hilang dan masyarakat sudah tidak dapat menikmati pelayanan dari Grab kembali,” pungkasnya.
Jika para kompetitor tidak melakukan penyelarasan tentu akan tertinggal dan dapat ditelan oleh GoTo. Apalagi, Gojek dan Tokopedia sama-sama meliliki banyak pengguna di Indonesia.
Baca juga:Hapus Gelar Universitas, Sekolah Bisnis Jack Ma Beneran Dibredel?
Tokopedia menjadi salah satu e-commers yang memberdayakan 90% penjual berskala mikro. Sementara Gojek memiliki banyak pengguna setia.
“Data konsumen Gojek dan data konsumen Tokopedia akan digabungkan. Sistem yang sudah terbangun nanti diintegrasikan, itu nanti akan menciptakan situasi yang luar biasa menjadi jauh lebih bagus,” jelas Yuswohady, pakar marketing, kepada MNC Portal Indonesia, Selasa (18/5/2021).
Menurutnya, efek merger tersebut akan berdampak pada para kompetitor yang memiliki gerak terbatas apabila tidak memiliki investor yang besar. Akibatnya industri akan semakin mengecil dan tertinggal.
“Bisa diprediksi bahwa mergernya Gojek-Tokopedia bakal dilakukan kompetitor, cuma memang pemain sama yang serupa dengan Gojek khan cuma beberapa. Misalnya Grab dengan Shopee. Dia akan cari teman untuk membangun ekosistem. Ke depannya akan ada compacting group atau compacting ecosystem yang melakukan hal yang sama,”ungkapnya.
Baca juga:Penderitaan Rakyat Gaza Tak Berujung, Krisis Air dan Listrik Kian Parah
Yuswohady menuturkan, jika kompetitor tidak cepat mengikuti, maka fenomena tersebut bakal terjadi seperti yang ada di Amerika, yakni Amazon, Facebook, Google, dan Apple yang memiliki kekuatan yang besar dan sulit untuk dilawan.
“Beda halnya dengan Instragram yang masih kecil, sebelum menjadi besar, sudah diambil dulu oleh Facebook. Grab juga memiliki investor kakap. Apabila Grab tidak segera mengikuti Gojek maka akan tertinggal jauh dan dapat dibeli. Nama Grab akan hilang dan masyarakat sudah tidak dapat menikmati pelayanan dari Grab kembali,” pungkasnya.
(uka)
tulis komentar anda